Virus Corona

Masyarakat Malah Kembali ke Kebiasaan Lama, Awas Jangan Salah Kaprah dengan New Normal

Masyarakat diharapkan beradaptasi dalam situasi pandemi dengan cara mejadikan perilaku hidup bersih sebagai kebiasaan sesuai protokol kesehatan.

Editor: Asytari Fauziah
www.ucsf.edu via Tribunnews.com
ILUSTRASI Social Distancing - Social distancing adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona, menurut para ahli. 

TRIBUNMATARAM.COM Aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum sepenuhnya dipatuhi oleh masyarakat.

Hal ini terbukti dengan masih banyaknya warga yang memadati sejumlah tempat perbelanjaan meski wabah pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Di sisi lain, pemerintah mulai menggaungkan skenario new normal atau pola hidup normal baru.

Masyarakat diharapkan beradaptasi dalam situasi pandemi dengan cara mejadikan perilaku hidup bersih sebagai kebiasaan sesuai protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Masuk Sekolah Lagi Dimulai Juli 2020, Simak Panduan New Normal Cegah Penyebaran Covid-19

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida berpandangan bahwa belum semua lapisan masyarakat siap menerapkan pola hidup normal baru.

Menurut dia, dibutuhkan proses adaptasi dan pencarian bentuk yang sesuai dengan kondisi masyakarat.

Sejumlah warga dan pengendara motor memadati kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/5/2020). Kawasan pasar tradisional tersebut dipadati warga yang ingin berbelanja kebutuhan lebaran meskipun Pemerintah Kota Bogor sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).
Sejumlah warga dan pengendara motor memadati kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/5/2020). Kawasan pasar tradisional tersebut dipadati warga yang ingin berbelanja kebutuhan lebaran meskipun Pemerintah Kota Bogor sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)

Sebab, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini tidak mungkin bisa langsung mengubah tatanan masyarakat yang sudah terbentuk sebelumnya.

“Perubahan itu memang bisa tidak terencana sebagaimana yang distimuli Covid-19. Namun, perubahannya seperti apa? Kita masih mengamatinya.

Mungkin ada sebagian aspek yang new normal, ada yang old normal atau tatanan di masa-masa lalu, ada yang normal seperti sebelum pandemi,” ujarnya, Rabu (20/5/2020).

Perawat Meninggal karena Virus Corona, Sebelumnya Sempat Dilarang Bekerja karena Sedang Hamil

Saat ini, kata Ida, masih banyak masih banyak pelanggaran aturan yang dilakukan masyarakat sepanjang diterapkannya PSBB.

Sehingga yang kemudian dikhawatrikan adalah masyarakat justru salah kaprah dengan new normal dan malah kembali ke rutinitas sebelum adanya pandemi Covid-19, old normal.

“Kembalinya fenomena padatnya di bandara, pasar dan mungkin sebentar lagi jalan raya di Jakarta mulai macet, menurut saya sangat jelas menunjukkan bahwa pandemi tidak atau belum menstimuli pola hidup baru, atau new nomal,” ungkapnya.

“(Khawatir) yang terjadi adalah kembalinya normalitas sebelum pandemi.

Kalau pun ada new normal, sangat terbatas di area-area merah penyebaran Covid-19,” tambahnya.

Viral Konser Amal Pemerintah untuk Korban Corona Abaikan Protokol Kesehatan, Ketua MPR Minta Maaf

Dia berpandangan, pola hidup baru hanya bisa terjadi apabila ada upaya sistematis dan strategis yang dilakukan pemerintah dah kelompok masyarakat pada saat ini.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved