Virus Corona

Curhat Pekerja yang Mulai ke Kantor di Tengah New Normal Pandemi Virus Corona, Bawa Baju Ganti

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kembali bekerja di tengah new normal pandemi virus corona

TRIBUNMATARAM.COM - Perkantoran di DKI Jakarta mulai diizinkan beroperasi sejak Senin (8/6/2020) kemarin, setelah memasuki PSBB transisi.

Para pegawai yang telah bekerja di rumah selama tiga bulan belakangan akibat pandemi Covid-19 mulai aktivitasnya di kantor.

Tentu kondisi tersebut membuat sebagian pekerja khawatir.

Misalnya Chandra Budi Hartono (23), salah satu pekerja swasta di kawasan Dukuh Atas, Jakarta.

Sempat Kesal Dikerjai Soal Utang Milyaran, Andre Taulany Kembali Murka saat Sule Pamer Video Ini

Ia mengaku khawatir lantaran sehari-harinya harus naik bus Transjakarta menuju kantor.

Pada Senin kemarin, ia memilih berangkat lebih awal untuk menghindari keramaian penumpang yang hendak menunggu bus.

“Tadi saya berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30 WIB, karena takut ramai antrenya. Untung tadi enggak ramai, sepi kok,” ujar Chandra kepada Kompas.com, Senin.

Antrean penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Depok, Senin, 8 Juni 2020. (IST)

Chandra mengatakan, kursi di bus Transjakarta telah diberikan tanda atau simbol physical distanting (jaga jarak).

Ia juga membawa berbagai barang untuk menjaga tubuhnya tetap sehat.

“Yang harus dipakai kan masker, terus bawa hand sanitizer sih pastinya, tisue basah, buff, baju ganti, dan vitamin C,” kata Chandra.

Jangan Hanya Rebahan Selama di Rumah Saja, Hadapi New Normal dengan Siapkan Gaya Hidup Sehat

Alasannya membawa baju ganti, kata Chandra, untuk persiapan jika di dalam bus ramai.

“Ya kalau ramai di bus tadi, aku bisa ganti baju sama bersihin badan di kantor sih. Jadi pas kerja tetap steril,” ucap Chandra.

Senada disampaikan Mita (24), pegawai swasta di kawasan Jakarta Timur.

Hingga saat ini, Mita masih tidak berani naik kendaraan umum ke kantor. Ia menganggap, transportasi umum memiliki risiko penyebaran Covid-19 yang tinggi.

Ia memilih membawa kendaraan pribadi ke kantornya meski diakuinya lebih hemat jika naik transportasi umum.

Halaman
123