Setidaknya, kata dia, ada tiga kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan memakai sabun.
"Jadi produktivitas harus kembali dilakukan tetapi syarat mutlaknya harus aman dan mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik," tambah Yuri.
Ahli Sebut Virus Corona Masih Bahaya dan Banyak Penularan
Selama beberapa hari terakhir, penambahan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia berkisar antara 800 hingga 1.200 orang setiap hari.
Penambahan ini oleh sebagian orang dianggap wajar, mengingat kapasitas jumlah tes yang juga diperbanyak.
Namun benarkah anggapan tersebut dan bagaimana kita seharusnya menyikapi penambahan kasus ini?
Menjawab pertanyaan ini, dr. Panji Fortuna Hadisoemarto, selaku pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), angkat bicara.
• Video Dokter Stres Nekat Telanjang Dikabarkan Suami & Anak Wafat karena Corona, Faktanya Masih Sehat
Menurut Panji, dalam hal ini adal dua hal yang harus dipisahkan.
Pertama, kemampuan Indonesia dalam mendeteksi kasus corona. Kedua, jumlah kasus corona yang berhasil ditemukan dari tes tersebut.
"Yang ingin saya sampaikan adalah, hanya karena kita bisa mengetes banyak orang tidak berarti kita ingin menemukan banyak kasus.
Jadi ini dua hal yang berbeda ya," kata Panji dalam acara Webinar bertajuk New Normal: Normal Anyar vs Normal Ambyar? yang diadakan PARA Syndicate, Minggu (21/6/2020).
"Kita bisa mengetes banyak orang. Tapi kalau kita menemukan banyak kasus, artinya kita masih dalam bahaya karena kasusnya banyak," jelasnya.
Panji mengatakan, syarat keberadaan kasus penyakit menurun adalah temuan kasus yang makin sedikit meski kapasitas pengujiannya besar.
Untuk kondisi penyebaran virus corona di Indonesia saat ini, Panji yang juga merupakan kandidat PhD dari Department of Global Health and Population Harvard School of Public Health berkata ada dua hal yang perlu digarisbawahi dan dimaknai.
Dari kapasitas pemeriksaan virus corona yang terus ditingkatkan, hal ini bagus dan patut diapresi.