TRIBUNMATARAM.COM - Detik-detik menegangkan suami peluk istri yang hamil dari begal yang todongkan pistol.
Hari itu, Selasa (7/7/2020) mungkin akan menjadi hari yang paling diingat oleh sepasang suami istri Wahidin (34) dan Eva Susanti (33).
Keduanya menjadi korban perampokan komplotan begal bersenjata api di Palembang, Sumatera Selatan.
• POPULER Demi Bantu Teman Bayar Utang Rp 800 Ribu, Adik Begal Kakak Sendiri hingga Tewas
• Detik-detik ABG 16 Tahun Begal Kakaknya, Sempat Bawa ke Rumah Sakit Hingga Uang untuk Beli Narkoba
Aksi perampokan itu cukup dramatis karena sang suami berusaha melindungi istrinya yang sedang hamil tujuh bulan.
Meskipun, pada akhirnya pelaku tetap berhasil mengambil barang-barang korban yang diperkirakan bernilai puluhan juta rupiah.
Pengejaran berujung tembakan
Suami istri korban perampokan tersebut ialah Wahidin (34) dan Eva Susanti (33).
Mereka bersepeda motor dalam perjalanan pulang dari rumah orangtua di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (7/7/2020) sekitar pukul 04.00 WIB.
Saat berada di Jalan Lintas Timur Palembang - Indralaya Km 18, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir (OI), tiba-tiba komplotan begal tersebut muncul.
Wahidin langsung tancap gas menghindari enam orang begal yang menggunakan tiga sepeda motor itu.
Namun Wahidin terpaksa menghentikan sepeda motornya lantaran begal tersebut menembakkan senjata api.
"Mereka menembak dua kali, kemudian pelaku yang lain mengadang kami di tengah jalan. Sehingga terpaksa berhenti," kata Wahidin saat membuat laporan ke SPKT Polda Sumatera Selatan, Selasa.
Suami peluk istri
Usai menghentikan kendaraannya, Wahidin langsung memeluk sang istri yang hamil 7 bulan untuk melindunginya dari ancaman begal.
Sebab saat itu ada begal yang sudah siap dengan senjata api mereka.
"Jangan banyak bergerak, melawan kami tembak. Kami cuma mau ambil motor kamu saja," ucap Wahidin menirukan perkataan seorang pelaku.
Sempat akan ditinggalkan karena kunci
Pelaku sempat kebingungan karena ternyata sepeda motor korban, Yamaha Aeox menggunakan kunci keyless.
Hal tersebut sempat membuat para pelaku ingin meninggalkan para korban beserta sepeda motornya.
Namun salah satu pelaku berusaha menggeledah korban dan menemukan remote kunci.
"Awalnya satu pelaku bilang motor saya tidak ada kuncinya jadi mau ditinggalkan. Satu lagi langsung menggeledah celana dan dapat kuncinya di saya," ungkapnya.
Tak hanya sepeda motor, namun satu unit laptop, hard disk merek Toshiba, dua unit ponsel dan uang Rp 500.000 juga turut disikat oleh pelaku.
Wahidin dan Eva pun terpaksa pulang berjalan kaki hingga 1 kilometer.
Mereka lalu diantar bus yang lewat.
"Kami pulang setelah diantar bus yang lewat. Sempat jalan kaki sekitar 1 kilometer," ungkapnya.
Polisi membenarkan adanya laporan tersebut dan masih melakukan penyelidikan.
"Kita akan lakukan olah TKP dan berkoordinasi dengan polres terdekat mencari keberadaan pelaku," kata Pamin 3 SPKT Polda Sumsel AKP Aidil Fitriansyah.
Cerita Pembegalan Lain
Dina (35), seorang ibu rumah tangga asal Medan, Sumatera Utara hanya bisa menangis histeris mengetahui motornya raib digondol orang yang menolongnya.
Peristiwa ini bermula tatkala Dina menjadi korban pembegalan di kawasan Underpass Tiitikuning, Medan setelah mengantarkan anaknya ke rumah orangtuanya, Raby (15/4/2020).
Dina masih beruntung selamat dari aksi pembegalan yang membuatnya sempat jatuh hingga tak sadarkan diri.
Namun, siapa sangka orang yang menolongnya justru merampok harta bendanya termasuk sepeda motornya.
• 5 Aksi Pelecehan Seksual Viral 2 Pekan Terakhir, 3 Begal Payudara hingga Pelaku Masturbasi Ditangkap
• Pelajar Bunuh Begal, Tak Terbukti Lakukan Pembunuhan Berencana, Jaksa Tak Bisa Buktikan Pasal Ini
Awalnya, Dina dipepert oleh pengendara motor lain yang ternyata seorang jambret.
Salah satu orang kemudian merampas tas yang dibawa Dina.
Sempat terjadi tarik-menarik hingga Dina terjatuh dari sepeda motornya.
"Mungkin geram karena tak bisa lepas-lepas, saya yang dibantingnya. Setelah itu saya jatuh dan tak ingat lagi. Seperti dipukuli," kata Dina, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
Dina baru tersadar ketika berada di ruang UGD Rumah Sakit Mitra Sejati.
Dina tidak mengetahui siapa yang membawanya ke rumah sakit.
"Begitu kejadian, saya langsung lupa, tidak sadar karena pingsan. Mereka pukul, seret saya sampai saya tidak sadar. Tiba-tiba sadar di CT Scan di Mitra Sejati," kata Dina.
Mengaku polisi
Selanjutnya, menurut Dina, saat itu ada seseorang yang tidak dia kenal yang mendampinginya di rumah sakit.
Laki-laki tersebut mengaku sebagai polisi dan membawa tas milik Dina, karena saat itu belum ada pihak keluarga Dina yang datang ke rumah sakit.
Menurut Dina, pria tersebut menjelaskan bahwa sepeda motor miliknya ada di parkiran rumah sakit.
Pria tersebut berjanji akan membantu Dina dan mengusut para pelaku penjambretan.
Dina kemudian dipindahkan dari ruang UGD ke ruang perawatan pasien.
Tak hanya itu, pria yang mengaku polisi itu juga memberikan sebuah kain sarung yang masih baru kepada Dina.
Dina semakin yakin pada orang tersebut dan tidak memiliki kecurigaan sama sekali.
Belakangan, Dina merasa seperti sedang dihipnotis.
"Dia kasih kain sarung baru.
Setelah disarungkan ke badan saya, saya sepertinya percaya sama dia.
Lalu dia ambil kerabu (anting) dari tas saya. Saya lihat, tapi saya diam dan dia pergi pamit bawa kunci motor untuk beli makanan. Saya diam juga," kata Dina.
Selanjutnya, hingga sudah hampir pukul 01.00 WIB, pria tersebut tidak juga kembali.
Dina dan kerabatnya kemudian mulai menangis, karena baru merasa tertipu dengan orang tersebut.
Dina mengaku kehilangan sepasang anting seberat 6 gram dan uang tunai sekitar Rp 200.000.
Tak hanya itu, sepeda motor berikut dengan STNK juga hilang dibawa oleh pria tersebut.
"Kami tengok juga di CCTV rumah sakit, dia juga yang bawa. Kita nangis karena sudah dimodusin.
Jago kali lah dia. Mudah-mudahan dia cepat ditangkap, dihukum dan saya dapat hak saya," kata Dina.
Dina mencurigai bahwa antara dua orang pelaku penjambretan, pengamen yang ikut mengantar ke rumah sakit dan pria yang mengaku polisi adalah suatu komplotan perampok.
"Saya berkeras ini komplotan. Si begal itu dan yang satu nyamar jadi polisi sama pengamen itu.
Karena mungkin kereta (motor) belum diambil sama mereka, belum ada hasil keburu masyarakat datang," kata Dina.
Hingga berita ini ditulis, Kapolsek Deli Tua AKP Zulkifli Harahap belum berhasil dihubungi.
(Kompas.com/Kontributor Palembang, AJI YK Putra) (TribunMataram.com/ Salma Fenty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Detik-detik Suami Peluk Istri yang Hamil 7 Bulan Saat Ditodong Senjata Api oleh Begal"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Detik-detik Menegangkan Suami Peluk Istri Hamil Tua, Lindungi dari Begal yang Lepaskan Tembakan.