Selain Dwi, sejumlah wali murid yang lain juga menggeruduk DPRD Jember.
Mereka menuntut DPRD turun langsung ke SMA yang diduga terkait dengan SKD palsu untuk melakukan investigasi.
Para wali murid mendesak, jika benar ditemukan SKD palsu maka mereka yang dinyatakan lolos masuk SMA tersebut harus dibatalkan.
Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi mengemukakan, pihaknya berjanji akan melakukan rapat gabungan untuk menindaklanjuti aduan tersebut.
"Untuk membongkar perlu rapat gabungan karena surat domisili urusan Dispenduk,” jelas dia.
Tak Mau di Swasta & Pilih Sekolah Tahun Depan, Siswi SMP: Harusnya Hak Saya, Jangan Usia Diduluin
PPDB di DKI Jakarta cukup menarik perhatian, salah satu calon siswi SMA pilih sekolah tahun depan tak mau di swasta takut menyusahkan orang tuanya.
"Sekolah di swasta mahal. Saya enggak mau menyusahkan orangtua," demikian pengakuan yang diucapkan Naira Callista Maheswari (15), setelah mengetahui dirinya tak diterima di sekolah negeri.
Ya, Naira terancam tak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA.
• Ruben Onsu Puas dengan Rapor Sekolah Betrand Peto, Sarwendah Soroti Nilai yang Jeblok, Pelajaran Ini
• Sekolah di Zona Hijau Boleh Dibuka, Nadiem Makarim Berikan Salah Satu Syarat Adanya Izin Orang Tua
Ia telah gagal dalam seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) DKI Jakarta 2020 melalui jalur zonasi.
"Kalau dapat Alhamdulillah, kalau enggak dapat, tunggu sekolah tahun depan.
Mau bagaimana lagi? Saya enggak ada rencana swasta," ujar Naira seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/7/2020).
Bahkan suara gadis ini sempat meninggi di tengah teleponnya saat membahas usia yang jadi prioritas utama.
Ia mengatakan jika haknya untuk bersekolah sesuai dengan zonasinya.
"Saya pilih itu deket rumah saya, kualitasnya lumayan.