"Penemuan mayat tersebut pada tanggal (24/4/2020). Tugas saya kan, sebagai pekerja sosial dan selalu mengurusi ketika ada mayat ditemukan tanpa identitas.
Pada saat ditemukan, saya membatin tinggi badan dan kulit kakinya sama seperti anak saya, tapi wajah tidak bisa dikenali karena kulit sudah mengelupas dan banyak belatung.
Lalu, kepala saja sudah hampir lepas," kata Nanang.
Saat memandikan dan melakukan salat jenazah, Antariksa masih ingat ada anaknya.
Prosesi pemakamanpun dilakukan berbeda dari biasanya.
Jenazah tanpa identitas biasanya hanya diberi nisan dari bambu biasa.
Namun Nanang kali ini memberikan batu nisan dan tanda yang berbeda.
• Cegat Ambulans, Keluarga Nekat Makamkan Jenazah Pasien Positif Covid-19 Tanpa Protokol Kesehatan
Tujuannya, agar apabila ada orangtuanya mencari sudah ada tanda.
"Begitu spesial sekali saya perlakukan mayat tersebut, saya belikan batu nisan dan saya juga terus berdoa di pusara anak tanpa identitas tersebut.
Saya sering ke sana karena saya rindu dengan anak saya," katanya, mengenang dan tak menyangka bahwa mayat yang dimakamkan tersebut adalah anak kandungnya sendiri.
Tak berapa lama setelah memakamkan jenazah yang dianggap spesial ini, muncul berita NK jadi tersangka pembunuhan remaja di bantaran Sungai Bantaran Klego.
Kecurigaan Nanang pada NK kembali muncul.
"Kakaknya Surya melihat di sosial media, bahwa NK ditangkap polisi karena melakukan pembunuhan.
Terus, banyak warga yang bilang bahwa NK juga terlibat kasus pembunuhan yang mayatnya ditemukan membusuk di jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Noyontaansari," tutur Nanang.
Mendapatkan informasi tersebut, ia langsung ke kantor polisi untuk memastikan keberadaan anaknya kepada NK.