Menurut Juliana, ada jalan alternatif untuk ke sekolah.
Namun, jaraknya menjadi semakin jauh untuk sampai ke sekolah.
Jaraknya bisa mencapai enam kilometer.
Karena kondisi jalan alternatif yang jauh, membuat para murid terpaksa memanjat tembok.
"Kalau dulu belum ada tembok tinggi ini, kami tidak pernah terlambat ke sekolah,"ujar Juliana.
Juliana berharap agar ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut
"Kami hanya minta agar tembok ini segera dibongkar," kata Yuliana.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Sekolah SD Kristen Petra Alak, Frengky Kase mengatakan, tembok dibangun sekitar tiga bulan yang lalu.
Tentu saja hal itu menyulitkan para murid.
Frengky menyebut, sejak tembok berdiri, para murid sering terlambat saat ke sekolah karena perjalanan dari rumah memakan waktu 20 sampai 25 menit.
Biasanya, para murid hanya butuh waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai ke sekolah.
Selain keterlambatan, pembangunan tembok juga berdampak terhadap keselamatan para murid.
Hingga saat ini setelah mediasi belum ada solusi untuk persoalan ini.
"Sudah 1 bulan kami menunggu tapi belum ada solusi sama sekali, baik itu dari pihak kelurahan dan juga pemilik lahan tersebut yang kami dengar milik Pitoby,"
Dirinya berharap, kebijakan dari pihak pemerintah seperti wali kota, gubernur, DPRD, serta pemilik lahan untuk segera menyelesaikan persoalan ini.