TRIBUNMATARAM.COM - Duka mendalam tengah menyelimuti ibu kota Lebanon, Beirut.
Ledakan dahsyat layaknya bom Hiroshima meluluhlantakkan bumi Beirut hanya dalam hitungan detik.
Puluhan nyawa melayang, sementara ribuan lainnya luka-luka.
Ibu kota Lebanon, Beirut, diguncang ledakan dahsyat yang menarik perhatian seluruh dunia pada Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat.
• Kesaksian Korban Ledakan Dahsyat Lebanon, De Javu Dibom Israel 14 Tahun Silam : Merasa Bakal Tewas
• Ledakan Besar di Beirut Lebanon Disebut Mirip Bom Hirosima, Seorang WNI Ikut Jadi Korban Luka
Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warga.
Berikut ringkasan insiden ledakan di Beirut yang dilansir dari berbagai sumber.
Dua ledakan
Ledakan pertama terjadi di kawasan pelabuhan pada Selasa petang waktu setempat. Banyak warga yang merekam dampak ledakan pertama dengan asap abu-abu yang membubung tinggi.
Selang beberapa saat, pada pukul 18.08 waktu setempat terjadi ledakan kedua yang jauh lebih besar dari ledakan pertama, sebagaimana dilansir New York Times.
Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi. Diikuti gelombang kejut mirip tornado yang menyapu Beirut.
Saking masifnya, ledakan itu bisa terdengar hingga ke negara tetangga, seperti Siprus yang terletak 240 kilometer jauhnya.
Seorang prajurit anonim mengungkapkan, apa yang terjadi di lokasi kejadian begitu kacau. Banyak ambulans didatangkan untuk mengevakuasi korban pasca-ledakan.
Seorang pensiunan guru berusia 70-an tahun yang sudah bertahun-tahun tinggal di dekat pelabuhan, Makrouhie Yerganian, mengatakan, ledakan tersebut seperti bom atom, sebagaimana dilansir AFP.
Dia menuturkan, insiden seperti itu belum pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan, ketika Lebanon diguncang perang saudara pada 1975-1990.
Yerganian menerangkan, semua bangunan di sekitar tempat tinggalnya langsung kolaps, dan sang paman yang berusia 91 tahun tewas karena luka-lukanya.
Korban ledakan
Hingga berita ini ditulis, sebanyak 78 orang dilaporkan tewas dan sekitar 4.000 orang terluka, sebagaimana dilansir Reuters.
Jumlah korban dan tewas maupun luka-luka diperkirakan akan terus meningkat mengingat proses evakuasi masih berlangsung.
Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan, masih banyak orang yang dilaporkan hilang.
“Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik," kata Hasan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, ada satu orang warga negara Indonesia yang luka, tetapi kondisinya sudah stabil.
"Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan," kata Faizasyah.
Dia menambahkan, yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut.
Penyebab ledakan
Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, penyebab ledakan tersebut disinyalir disebabkan karena 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian.
Diab menambahkan bahwa pupuk itu disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut. "Memicu bencana alam dalam setiap arti," kata dia dilansir dari AFP.
Diab menegaskan bahwa Pemerintah Lebanon segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden mengerikan tersebut.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janji Diab.
Sebelumnya, Kepala Keamanan Umum Abbas Ibrahim mengatakan, pihaknya mengamankan "material berdaya ledak tinggi" beberapa tahun sebelumnya.
Korban De Javu Insiden 14 Tahun Silam
Kesaksian korban ledakan besar di Beirut, Lebanon, teringat momen Lebanon dibom Israel 14 tahun silam.
Pagi ini, lini media massa diramaikan dengan video dahsyatnya ledakan di Beirut ibu kota Lebanon.
Asap membumbung tinggi disusul dua kali ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan tanah Lebanon hanya dalam hitungan detik.
Seorang saksi mata mengatakan, dia teringat momen ketika Lebanon dibom Israel pada 2006 ketika dua ledakan besar terjadi di ibu kota Beirut.
• Ledakan Besar di Beirut Lebanon Disebut Mirip Bom Hirosima, Seorang WNI Ikut Jadi Korban Luka
• Kesaksian Warga Sekitar Lihat Pesawat Tempur TNI AU, Dengar Bunyi Ledakan Hingga Pilot Melayang
Sebanyak 78 orang tewas dengan lebih dari 4.000 lainnya terluka dalam insiden yang terjadi di kawasan pelabuhan ibu kota.
Berbagai rekaman yang diunggah di media sosial memperlihatkan bagaimana jamur raksasa terbentuk dengan asap yang membubung berwarna oranye.
Mohamed Najem, jurnalis yang berbasis di Beirut menuturkan, saat ledakan terjadi dia tengah berada di lantai 11 dengan kaca langsung pecah.
"Saya mendengar dua ledakan. Saat itu saya mengira bahwa bangunan akan segera runtuh," ujar dia dalam video yang dipublikasikan BBC Rabu (5/8/2020).
Najem mengungkapkan, dia segera bersembunyi begitu kaca bangunan tempatnya berada berhamburan, dan mengaku menderita luka di kakinya.
Dia berujar begitu mendengar suara ledakan, pikirannya langsung menerawang ke momen 14 tahun silam, yakni ketika Israel mengebom Lebanon.
Pada 12 Juli sampai 14 Agustus 2006, terjadi perang antara Israel dengan kelompok Hezbollah yang dibantu beberapa paramiliter lain.
Konflik di tiga titik, salah satunya Dataran Tinggi Golan, berakhir setelah Tel Aviv mencabut blokade atas Lebanon pada 8 September 2006.
Najem mengisahkan pada saat konflik, area sekitar tempat tinggalnya dibombardir Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di mana dia merasa bakal tewas.
"Saya mengalami perasaan semacam itu lagi pada hari ini," papar Najem dalam kejadian yang terjadi pada Selasa waktu setempat (4/8/2020).
Saksi lain, Laith Ballout, mengatakan dia dan orang-orang lainnya segera tiarap ke tanah begitu ledakan mengguncang ibu kota Lebanon tersebut.
Begitu dia membuka matanya, dia melihat debu beterbangan dengan puing-puing bangunan berserakan di tempat mereka berada.
Saksi mata lainnya, Hadi Nasrallah menceritakan dia berada dalam taksi dan sempat kehilangan pendengaran selama beberapa saat karena suara yang memekakkan telinga.
"Saya sempat tak bisa mendengar beberapa detik. Saya tahu ada yang salah, dan kemudian saya melihat kaca berguguran dari jendela," paparnya.
Israel melalui beberapa pejabat tingginya seperti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan mereka siap mengulurkan tangan kepada Beirut.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menerangkan dia telah menginstruksikan Dewan Keamanan Nasional Israel untuk mengontak utusan PBB Timur Tengah Nickolay Mladenov.
Isi pesan tersebut adalah untuk menjelaskan bagaimana Israel dapat membantu Lebanon lebih lanjut atas insiden ledakan di Beirut.
Perdana Menteri Hassan menyatakan, amonium nitrat sebanyak 2.750 ton yang disimpan selama bertahun-tahun dalma gudang meledak.
Meski begitu, dia menegaskan pihaknya akan menyelidiki penyebab pastinya. "Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini bakal menanggung akibatnya," tegasnya.
(Kompas.com/ Danur Lambang Pristiandaru/Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ringkasan Ledakan yang Mengguncang Beirut, Lebanon, dari Jumlah Korban hingga Dugaan Penyebabnya" dan judul "Kisah Saksi Ledakan Beirut: Seperti Israel Mengebom Lebanon pada 2006"