Cita-cita Jadi Tentara Pupus karena Kaki Kiri Diamputasi, Bocah 8 Tahun Ini Kini Malu Masuk Sekolah

Joseph Arnando (8) terpaksa memupus cita-citanya sebagai tentara setelah kaki kirinya diamputasi karena kanker tulang.

(KOMPAS.com/dok pribadi)
Joseph Arnando (8), bocah laki-laki yang tinggal di Jalan Karanggawang Baru II RT 6 RW 6 Tandang, Kecamatan Tembalang Semarang 

TRIBUNMATARAM.COM - Joseph Arnando (8) terpaksa memupus cita-citanya sebagai tentara setelah kaki kirinya diamputasi karena kanker tulang.

Bocah yatim itu bahkan malu untuk masuk sekolah karena kondisinya tersebut.

Sang ibu, Okti Christiana (45) hanya bisa berdoa agar putranya Joseph Arnando (8), tetap bersemangat meski cita-citanya menjadi tentara pupus.

Joseph Arnando (8), bocah laki-laki yang tinggal di Jalan Karanggawang Baru II RT 6 RW 6 Tandang, Kecamatan Tembalang Semarang(KOMPAS.com/dok pribadi)
Joseph Arnando (8), bocah laki-laki yang tinggal di Jalan Karanggawang Baru II RT 6 RW 6 Tandang, Kecamatan Tembalang Semarang(KOMPAS.com/dok pribadi) ()

POPULER Suami Kinem Penderita Kanker Lidah Boyolali Akui Bohong, Uang Donasi 50 Juta untuk Belanja

Curhatan Denada Saat Lihat Putrinya Demam Hingga Badannya Biru-biru, Hingga Shakira Kanker Darah

Kaki kiri bocah laki-laki yang tinggal di Jalan Karanggawang Baru II RT 6 RW 6 Tandang, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, tersebut terpaksa diamputasi setelah terserang kanker tulang.

"Nando memang sempat cita-cita jadi tentara. Untuk kondisi saat ini memang tidak mungkin cita-cita itu akan terwujud," ungkapnya.

Okti menceritakan, setiap hari dirinya tak lelah memberi semangat kepada Nando.

Suatu saat nanti, kata Okti, Nando akan mendapat kaki palsu dan bisa beraktivitas kembali.

Okti pun mengakui tetap menguatkan diri dengan kondisi yang dialami keluarganya tersebut.

"Apapun akan saya lakukan untuk anak saya. Dan semua saya serahkan kepada Tuhan untuk menjaga anak-anak saya," ucap Okti dengan nada haru.

Suami meninggal

Perjuangan Okti semakin berat setelah menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga.

Sang suami, Stefanus Andre Rutyanto, meninggal dunia sejak 8 tahun lalu.

Okti pun harus banting tulang mencukupi kedua anaknya yang lain dengan bekerja sebagai pengelola kantin sekolah di Sedes Sapientiea Semarang.

Kondisi Okti semakin sulit saat pandemi corona membuat sekolah tempatnya bekerja ditutup.

Okti mengaku terpaksa meminjam uang dari saudara untuk memenuhi kebutuhan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved