Kisah Pengubur Jenazah Pasien Covid-19, Akui Lelah & Menangis Lihat Keluarga yang Dimakamkan

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerabat dan keluarga jenazah kasus COVID-19 mengunjungi pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari.

Usai penguburan, APD yang digunakan lebih dahulu disemprot untuk sterilisasi baru dilepas perlahan agar tak terjangkit.

“Begitu kami lepas APD itu rasanya lega minta ampun. Kadang teman-teman tiduran di aspal saking leganya,” tandas dia.

Nusa bersama rekan-rekannya mengaku tidak merasa kendala apapun terkait rutinitas tersebut.

Stok APD dan ambulans pengangkut jenazah Covid-19 tercukupi.

“Jadi aman saja,” tuturnya.

Sejak terlibat dalam penanganan Covid-19, Nusa dan rekan-rekannya jarang pulang ke rumah. Mereka tinggal di Kantor BPBD Samarinda.

Itu agar mengurangi kontak erat dengan anggota keluarga di rumah masing-masing.

Viral Video Nakes Terpapar Corona Alami Perlakuan Tak Layak, Bersihkan Ruang & Beli Vitamin Sendiri

Soal insentif selama pandemi pun Nusa mengaku lancar.

Keluhan gerah APD juga dirasakan Nanang Arifin (41), rekan Nusa.

Menurut Nanang, problem yang dirasakan rekan-rekannya hanya gerah saat menggunakan APD berjam-jam.

“Di luar itu kita nikmati. Teman-teman semua selalu semangat,” ungkap Nanang.

Tetes Air Mata Melihat Keluarga Jenazah

Selama menjadi tim pemakaman jenazah Covid-19, Nanang mengaku sedih tingkat kematian yang terus meningkat.

“Saya sering meneteskan air mata melihat keluarga jenazah yang tak bisa berbuat-buat selain meratapi kesedihan saat jenazah kami angkat,” terang dia.

Karena itu dia berharap pandemi ini segera berakhir.

Halaman
1234