"Dia mengambil gen yang ada di spike (protein), lalu dimasukkan selubung lemak dan itu yang akan diinjeksikan," katanya.
3. Adenovirus
Terakhir, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Oxford-AstraZeneca menggunakan adenovirus.
"Di mana adenovirus direkayasa sehingga membawa gennya ke spike protein. Sehingga nanti saat dia (vaksin) masuk ke sel manusia, sel manusia akan membentuk protein spike dan akan timbul antibodi," terang dia.
Kandungan yang tertera dalam kemasan Vaksin Covid-19 Sinovac.(Ahmad Utomo via WhatsApp)
Apakah vaksin Sinovac halal?
"Dari sisi umat Islam, tentu kita ingin memastikan apakah konten final dari vaksin ini mengandung konten yang haram," ungkap Ahmad.
Konten yang dimaksud haram adalah adanya kandungan babi, konten najis seperti bayi abortus, kera, dan anjing.
Dalam berita yang viral dan sudah tersebar di grup WhatsApp, disebut bahwa vaksin Sinovac mengandung kera.
Dipaparkan Ahmad, platform vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac sebenarnya menggunakan teknologi yang sudah lama dan mapan, yakni menggunakan partikel virus.
"Partikel virus yang menggunakan isolat dari beberapa tempat supaya ada keberagaman. Jadi tidak hanya dari China, tapi juga dari Swiss, Spanyol, Italia, dan Inggris," terang Ahmad.
"Jadi mereka ingin memastikan, partikel virus yang ada di dalam vaksin mewakili beberapa tempat."
Dijelaskan Ahmad, Sinovac memproduksi vaksin dengan cara menumbuhkan virus di sel Vero.
Sel vero adalah garis keturunan sel yang digunakan dalam kultur sel.