Syekh Ali Jaber Meninggal

Sumbangsih Syekh Ali Jaber: Jadi Inspirasi Program Satu Desa Satu Hafiz Hingga Lahirkan Ribuan Hafiz

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syekh Ali Jaber

"Sudah nyiapin barang-barang sama persyaratan umrah. Mau banget (umrah). Paspor nanti disiapin sama Syekh Ali Jaber," ujarnya.

Akbar rencananya akan memenuhi undangan Syekh Ali Jaber di Bandung untuk berbincang lebih lanjut.

Ia masih menunggu kabar kepastian pertemuan itu pada hari ini.

Akbar sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala bantuan dari semua pihak.

Ia juga semakin berkomitmen untuk menimba ilmu agama.

Akbar bersama keluarganya juga telah menentukan pilihan pesantren yang akan menjadi tempatnya belajar.

Pesantren yang dipilihnya yakni Pesantren Al Ihsan yang berada di Bandung. 

"Sekarang ingin umrah dulu. Baru nanti ke pesantren," katanya.

Perjalanan Mencari Ibu

Di balik kisah Akbar yang menguras air mata, terdapat harapan sederhana dari bocah putus sekolah ini.

Sejak berumur 10 tahun, Akbar putus sekolah dari kelas 4 SD.

Ia lantas memutuskan untuk berkelana.

Sudah banyak daerah yang didatangi oleh Akbar. Ia bahkan sempat menginjakan kaki hingga ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Lampung.

"Awalnya dulu Akbar pergi ke luar kota itu untuk mencari ibu kandungnya. Anaknya juga enggak betah diam di rumah," ujar nenek Akbar, Uti (71) ditemui di rumahnya.

Uti menyebut jika cucunya itu telah ditinggal ibu kandungnya sejak berusia 8 bulan.

Saat itu, ibunya berkata akan bekerja ke Arab Saudi.

Hingga kini, tak ada kabar dari ibu kandungnya.

"Sejak bayi, Akbar belum pernah ketemu ibu kandungnya. Makanya niat awal dia pergi dari rumah itu untuk mencari ibunya," katanya.

Ayah kandung Akbar telah menikah lagi.

Akbar disebut Uti tak betah diam di rumah dan memilih berhenti dari sekolah.

"Setelah keluar sekolab itu, Akbar pergi dari rumah. Awalnya dia ngamen terus suka mulung juga sekarang," ucapnya.

Akbar pun kini tinggal bersama nenek dan kakeknya.

Sejak enam tahun lalu, ia sering meninggalkan rumah berbulan-bulan.

Jika kembali, hanya satu atau dua hari saja dia berada di rumah.

Meski tak hidup bersama nenek dan kakeknya, Uti berpesan agar Akbar tak lupa untuk beribadah.

Salat dan membaca Alquran harus dilakukan walau berada di luar rumah.

Uti menambahkan, jika pergi dari rumah cucunya hanya bermodal pakaian di badan, karung untuk memulung, dan sebuah kitab suci Alquran.

"Dari dulu saya ajarin mengaji. Jadi waktu dia pergi dari rumah, pesan saya cuma jangan lupa untuk salat dan mengaji," ujarnya.

Kumpulkan Uang untuk Makan

Dikutip TribunMataram.com dari video wawancara ekslusif Akbar bersama Tribun Jabar, Akbar mengaku memutuskan untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Jumlah tak pasti yang didapatnya dari memulung, digunakan Akbar untuk makan.

Di balik keterbatasan ekonomi, Akbar tak putus asa.

Cita-cita mulianya membangun pesantren di masa depan pun disampaikannya.

"Ingin membangun pesantren di masa depan," katanya sembari tersenyum. (TribunJabar/ Muhamad Syarif Abdussalam)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Syekh Ali Jaber Menginspirasi Program Satu Desa Satu Hafiz di Jabar, Sudah Lahirkan Ribuan Hafiz.

BACA JUGA :  di Tribunnewsmaker.com dengan judul Sumbangsih Syekh Ali Jaber: Lahirkan Ribuan Hafiz Hingga Jadi Inspirasi Program Satu Desa Satu Hafiz.