Syekh Ali Jaber Meninggal

Kisah Syekh Ali Jaber Pesan 4.500 Susu Kurma Dibagi ke Jemaah di Mataram, Lahirkan Ribuan Hafiz

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syekh Ali Jaber

Reporter : Irsan Yamananda

TRIBUNMATARAM.COM - Kepergian Syekh Ali Jaber menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.

Apalagi jasa sang ulama cukup besar bagi para penduduk Tanah Air.

Sosok pendakwah kelahiran Madinah, 3 Februari 1976 itu menjadi penginspirasi program yang telah mencetak ribuan hafiz Alquran di Jawa Barat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat menyampaikan rasa bela sungkawanya.

Menurutnya, program unggulan Jabar Satu Desa Satu Hafiz Alquran (Sadesha) terinspirasi dari Syekh Ali Jaber.

"Saya mendoakan mudah-mudahan husnul khotimah.

Baca juga: Kronologi Sakitnya Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal Dunia: Masuk ICU Hingga Sempat Membaik

Baca juga: Sempat Bertemu Syekh Ali Jaber, Mahfud MD Ungkap Permintaan Terakhir Sang Ulama Sebelum Meninggal

Baca juga: Kenang Syekh Ali Jaber, Gus Miftah Ungkap Janji Sang Ulama: Belum Terlaksana Engkau Telah Berpulang

Syekh Ali Jaber (Dokumentasi Kemenko Polhukam)

Dan mudah-mudahan semua yang ditinggalkan diberi kesabaran," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Kamis (14/1) seperti dikutip dari Kompas.com.

Kang Emil mengatakan dakwah Syekh Ali Jaber menjadi inspirasi bagi semua masyarakat.

Almarhum pernah menyampaikan bahwa akhlak lebih penting dibandingkan ilmu. 

"Akhlak yang harus didahulukan dibanding ilmu, itu pelajaran yang saya ambil dari Almarhum.

Sepintar apapun kita, kalau kita tidak punya akhlak, tidak menjadi nilai apa-apa," katanya.

Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal, Ustaz Yusuf Mansur Bagikan Kenangan Bersama Almarhum: Sudah Negatif Covid

Dakwah Syekh Ali Jaber untuk menghasilkan penghafal-penghafal Alquran, katanya, menjadi inspirasi salah satu program unggulan Jawa Barat, yakni Sadesha, Satu Desa Satu Hafiz Alquran.

"Dakwahnya insyaallah akan kami teruskan di Jawa Barat, salah satunya inspirasi beliau adalah yang melahirkan program Satu Desa Satu Hafiz Alquran, yang sekarang sudah lebih dari 2.000 desa di Jawa Barat punya penghafal Alquran, ini adalah inspirasi dari beliau," katanya.

Di mata Kang Emil, Syekh Ali Jaber adalah ulama yang sangat luar biasa lembut hati.

Terakhir berjumpa, katanya, saat membahas bagaimana akhlak almarhum dalam menghadapi orang-orang yang zalim atau orang-orang yang bertindak tidak baik.

Tak hanya itu, kebaikan Syekh Ali Jaber juga tak perlu dipertanyakan lagi.

Syekh Ali Jaber (Instagram/ Syekh Ali Jaber)

Bahkan sebelum dinyatakan sakit, pria bernama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber sempat memesan ribuan susu kurma untuk dibagikan pada jemaah.

Hal tersebut diungkapkan oleh anggota keluarganya.

Di mata keluarga, sosok Syekh Ali Jaber dikenal sebagai orang yang dermawan dan suka menolong.

Faisal Jaber keluarga Syekh Ali Jaber mengatakan, almarhum senang menolong orang tanpa pandang bulu.

"Dia sangat dermawan, siapapun kalau ada orang sakit dia akan bantu," kata Faisal Jaber, saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Monjok, Kota Mataram, NTB, Kamis seperti TribunMataram lansir dari Kompas.com.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Syekh Ali Jabar Telah Maafkan Penusuknya di Lampung: Saya Kasihan Pelaku Dipukul

Faisal mengatakan, sebelum jatuh sakit, Syekh Ali Jaber sempat meminta dibuatkan susu kurma untuk dibagikan kepada para jemaah di Kota Mataram.

Sebanyak 4.500 botol susu kurma pun disiapkan untuk dibagikan kepada jemaah.

"Terakhir dia minta sebelum sakit bulan 11 (November 2020) sebelum sakit, minta dibuatkan 4.500 botol susu kurma untuk dibagikan," kenang Faisal.

4.500 botol susu kurma tersebut dibagikan untuk jemaah di Masjid Al Falah Monjok dan di Masjid Al Muttaqin Cakranegara, Kota Mataram.

Syekh Ali Jaber saat konferensi pers di Lampung (Tribunnews)

"Jadi, sudah selesai kami bagikan 4.500 botol itu. Kalau di Masjid Al Falah Monjok itu ba'da subuh kalau di Masjid Jami' Cakra itu ba'da asar," kenang Faisal.

Faisal mengaku, sangat kehilangan atas kepergian Syekh Ali Jaber.

Ia meminta masyarakat ikut mendoakan agar almarhum husnul khatimah.

Umrahkan Pemulung Viral

Semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber selalu menyebarkan kebaikan.

Salah satunya ia bagikan pada Muhammad Ghifari Akbar, pemulung viral yang terlihat mengaji Alquran sambil menunggu hujan terus bergulir.

Setelah didaulat jadi direktur bank sampah milik Dedi Mulyadi, Akbar kini dipertemukan langsung dengan Syekh Ali Jaber.

Tak cuma sekadar bertemu, Akbar juga diberi kesempatan untuk umrah ke Tanah Suci bersama Syekh Ali Jaber.

Semuanya bermula ketika kisah viral Akbar mencuri perhatian Syekh Ali Jaber.

Baca juga: POPULER Janji Dedi Mulyadi untuk Akbar, Jadikan Direktur Bank Sampah hingga Pendalaman Kitab Kuning

Baca juga: Tangis Dedi Mulyadi Pecah Tatkala Mendengar Kisah Akbar, Pemulung Viral Baca Alquran di Emperan Toko

Setelah ditelepon, Akbar pun bertemu dengan Syekh Ali Jaber di Cimahi, Jawa Barat.

Pertemuan perdana keduanya terjadi di acara safari dakwah yang ditayangkan di TVOne.

Tampak dalam pertemuan itu, Akbar tak bisa berkata-kata karena gembira, sementara Syekh Ali Jaber terkejut dengan kedatangannya.

Syekh Ali Jaber memeluk Muhammad Gifari Akbar.

Bocah itu terharu dan seperti hari sebelumnya, dia kembali tak bisa berkata-kata.

"Saya terkejut, sudah ada niat mau bertemu. Tapi tiba-tiba Muhammad Gifari Akbar datang," ujar Syekh Ali Jaber.

Dia kembali menceritakan perhatian yang diberikan kepada Muhammad Gifari Akbar.

Akbar, pemulung viral (Tribunnewsmaker Kolase)

Selain mengajak untuk umrah bersama ke tanah suci Makkah, Arab Saudi, Syehk Ali Jaber juga menjadikan bocah asal Garut itu sebagai anak angkat.

Lalu, mengajak Muhammad Gifari Akbar untuk belajar dan menghafal Al Quran hingga 30 juz.

Sementara untuk kebutuhan keluarganya, Syekh Ali Jaber akan memenuhi semua kebutuhan itu.

"Tidak hanya umrah bersama saya. Tapi juga soal pendidikanya. Mengapa umrah, ini menjadi awal yang baru bagi Muhammad Gifari Akbar," ujar Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber berharap kelak Muhammad Gifari Akbar bisa menjadi Imam Besar.

Maka, dia pun akan membimbing langsung pendidikan Akbar.

Ditelepon Langsung Syekh Ali Jaber

Pemulung viral, Muhammad Gifari Akbar (16), terus mendapat perhatian dan bantuan dari berbagai pihak.

Terakhir, Akbar diajak beribadah umrah oleh ulama kondang Syekh Ali Jaber.

Akbar bahkan akan diangkat anak asuh oleh Syekh Ali Jaber.

Rencananya pada Selasa (10/11/2020), Akbar akan bertemu langsung dengan Syekh Ali Jaber di Bandung.

"Kemarin waktu live di TV ngobrol sama Syekh Ali Jaber. Alhamdulillah diajak umrah," ucap Akbar, Senin (9/11/2020).

Akbar mengaku tak menyangka akan diajak umrah.

Bahkan sampai diangkat sebagai anak asuh.

Kabar itu membuatnya bersyukur.

Akbar nge-vlog perdana di channel youtube pribadinya, akun @Gipa Algipari mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menolongnya. (AKUN YOUTUBE @Gipa Algipari)

"Sudah nyiapin barang-barang sama persyaratan umrah. Mau banget (umrah). Paspor nanti disiapin sama Syekh Ali Jaber," ujarnya.

Akbar rencananya akan memenuhi undangan Syekh Ali Jaber di Bandung untuk berbincang lebih lanjut.

Ia masih menunggu kabar kepastian pertemuan itu pada hari ini.

Akbar sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala bantuan dari semua pihak.

Ia juga semakin berkomitmen untuk menimba ilmu agama.

Akbar bersama keluarganya juga telah menentukan pilihan pesantren yang akan menjadi tempatnya belajar.

Pesantren yang dipilihnya yakni Pesantren Al Ihsan yang berada di Bandung. 

"Sekarang ingin umrah dulu. Baru nanti ke pesantren," katanya.

Perjalanan Mencari Ibu

Di balik kisah Akbar yang menguras air mata, terdapat harapan sederhana dari bocah putus sekolah ini.

Sejak berumur 10 tahun, Akbar putus sekolah dari kelas 4 SD.

Ia lantas memutuskan untuk berkelana.

Sudah banyak daerah yang didatangi oleh Akbar. Ia bahkan sempat menginjakan kaki hingga ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Lampung.

"Awalnya dulu Akbar pergi ke luar kota itu untuk mencari ibu kandungnya. Anaknya juga enggak betah diam di rumah," ujar nenek Akbar, Uti (71) ditemui di rumahnya.

Uti menyebut jika cucunya itu telah ditinggal ibu kandungnya sejak berusia 8 bulan.

Saat itu, ibunya berkata akan bekerja ke Arab Saudi.

Hingga kini, tak ada kabar dari ibu kandungnya.

"Sejak bayi, Akbar belum pernah ketemu ibu kandungnya. Makanya niat awal dia pergi dari rumah itu untuk mencari ibunya," katanya.

Ayah kandung Akbar telah menikah lagi.

Akbar disebut Uti tak betah diam di rumah dan memilih berhenti dari sekolah.

"Setelah keluar sekolab itu, Akbar pergi dari rumah. Awalnya dia ngamen terus suka mulung juga sekarang," ucapnya.

Akbar pun kini tinggal bersama nenek dan kakeknya.

Sejak enam tahun lalu, ia sering meninggalkan rumah berbulan-bulan.

Jika kembali, hanya satu atau dua hari saja dia berada di rumah.

Meski tak hidup bersama nenek dan kakeknya, Uti berpesan agar Akbar tak lupa untuk beribadah.

Salat dan membaca Alquran harus dilakukan walau berada di luar rumah.

Uti menambahkan, jika pergi dari rumah cucunya hanya bermodal pakaian di badan, karung untuk memulung, dan sebuah kitab suci Alquran.

"Dari dulu saya ajarin mengaji. Jadi waktu dia pergi dari rumah, pesan saya cuma jangan lupa untuk salat dan mengaji," ujarnya.

Kumpulkan Uang untuk Makan

Dikutip TribunMataram.com dari video wawancara ekslusif Akbar bersama Tribun Jabar, Akbar mengaku memutuskan untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Jumlah tak pasti yang didapatnya dari memulung, digunakan Akbar untuk makan.

Di balik keterbatasan ekonomi, Akbar tak putus asa.

Cita-cita mulianya membangun pesantren di masa depan pun disampaikannya.

"Ingin membangun pesantren di masa depan," katanya sembari tersenyum. (TribunMataram/ Irsan Yamananda & Salma Fenty)

BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul 4.500 Botol Susu Kurma Terakhir dari Syekh Ali Jaber, Dipesan Sebelum Jatuh Sakit & Meninggal