TRIBUNMATARAM.COM - Zahra seharusnya menghabiskan waktu belajar dan bermain bersama teman sebayanya.
Tetapi, bocah yang duduk di bangku SMP itu harus menghabiskan waktunya sebagai kuli bangunan untuk meringankan beban sang ibu.
Di saat pekerjaan berat itu umumnya dilakukan para pria, bocah perempuan bertubuh kecil itu sudah akrab dengan beratnya tugas sebagai kuli.
Di usianya yang masih belasan tahun, siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Lhoksumawe bernama Zahra harus mengalami perjuangan yang luar biasa.
Di balik tubuh mungilnya, Zahra rupanya bekerja sebagai kuli bangunan.
Zahra lebih sering mengikat besi bangunan ketimbang bersendau-gurau bersama teman-teman sebayanya.
Hal itu ia lakukan demi membantu sang ibu, Lela agar keluarga mereka bisa tetap melanjutkan hidup.
• Siswi SMP Nekat Nikahi Kuli Bangunan karena Takut Dimarahi Ibu, Kini Enggan Lanjutkan Sekolah
• POPULER Pelaku Perundungan Bocah Penjual Jalangkote Ngaku Cuma Iseng, Kini Terancam 3,5 Tahun Dibui
Ibu buruh cuci dan tinggal di gubug reyot
Ilustrasi(shutterstock)
Ibu Zahra, Lela merupakan orangtua tunggal. Ia memiliki empat anak.
Anak sulungnya, Ilham Hidayat kini telah tamat SMA.
Sedangkan tiga anak lainnya masih bersekolah.
Mereka adalah Zahra (kelas 3 SMP), Sucila Iqomah (kelas 1 SMP) dan Wahyuda (kelas 1 SD).
Sehari-hari Lela bekerja sebagai buruh cuci pakaian agar anak-anaknya bisa makan dan mengenyam pendidikan.
Keluarganya kini tinggal di gubuk reyot tanpa penerangan dan berukuran 3x2 meter di Desa Uteun Kot, Muara Dua, Lhokseumawe.