Mantan calon Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, sebagai mantan prajurit, dia tetap menghormati Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI.
Sebab, menurutnya hal itu harus terus dilakukan dan sudah menjadi tradisi yang dijunjung tinggi TNI.
"One a soldier, always a soldier. Tetapi kami bermohon, kebesaran hati, untuk bisa menyadari bahwa apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ratusan ribu bahkan jutaan kader dan simpatisan Partai Demokrat," jelasnya.
Pada akhir konferensi pers, AHY mengingatkan kepada seluruh kadernya agar tidak miskin harga diri, meski miskin harta.
Ia mengingatkan semua kadernya untuk hidup dengan landasan ilmu dan nilai-nilai etika serta moralitas.
"Karena dengan landasan itulah. Insya Allah negara kita akan semakin besar dan maju. Demokrat ingin menjadi bagian dari itu," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, kubu Demokrat kontra AHY telah menyelenggarakan KLB di Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Melalui KLB tersebut, telah diputuskan KSP Moeldoko diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Moeldoko ditetapkan sebagai Ketum berdasarkan hasil voting berdiri. Moeldoko mengalahkan calon ketum Partai Demokrat lainnya yaitu mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.
Marzuki Alie sendiri ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara.
(Tribunnews.com/ Lusius Genik Ndau Lendong/Nicholas Ryan Aditya)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Testimoni Peserta KLB Demokrat yang Sahkan Moeldoko jadi Ketua Umum, Ngaku Dijanjikan Rp 100 Juta
dan di Kompas.com dengan judul "AHY: Saya Kecewa Moeldoko Terlibat...
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Kesaksian Peserta KLB Demokrat, Awalnya Nolak, Tapi Diiming-imingi Rp 100 Juta untuk Sahkan Moeldoko