Terlanjur Berkhianat Teriak 'Sah Moeldoko Ketum Demokrat', Kader Telan Pil Pahit 100 Juta Cuma Angan

Penulis: Salma Fenty
Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHY seret nama Moeldoko dalam isu kudeta di tubuh Partai Demokrat.

Reporter : Salma Fenty

TRIBUNMATARAM.COM - Dua orang kader Demokrat yang juga mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kotamobagu, Sulawesi Utara, Gerald Piter Runthuthomas mengungkapkan kekecewaannya.

Terlanjur mengkhianati AHY, dan ikut berteriak sah atas penunjukan Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat, kini Gerald menelan pil pahit.

Tergiur iming-iming Rp 100 juta dengan memberikan suara pada Moeldoko dan mantan kader Demokrat yang melakukan kudeta, Gerald memutuskan datang ke KLB Partai Demokrat di Sumut beberapa waktu lalu.

Sayangnya. janji manis yang dilontarkan para 'pengkhianat' itu justru membuat Gerald kerugian.

Alih-alih mendapatkan 100 juta yang dijanjikan padanya, ia hanya mengantong Rp 5 juta saja.

Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020-2025 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Istrinya Annisa Pohan usai Kongres V Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (15/3/2020). ANY resmi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 setelah dipilih secara aklamasi dalam Kongres V Partai Demokrat untuk menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Bawa Dua Boks Bukti Otentik, Tim AHY Klaim KLB Demokrat Ilegal: Mereka Bukan Pemegang Hak Suara Sah

Baca juga: Profil & Harta Kekayaan Moeldoko dan AHY, Dua Sosok yang Jadi Buah Bibir dalam Isu Kudeta Demokrat

Tak pelak, kekecewaannya pun memuncak.

Gerald angkat bicara dan memilih kembali ke kubu AHY.

Ia mengaku sempat menolak tawaran kudeta itu.

Tetapi, sebuah pesan masuk lantas mengajaknya dengan iming-iming 100 juta.

Dirinya pun terpaksa menghadiri KLB dalam rangka menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat.

"Saya awalnya menolak untuk mengikuti KLB tersebut, karena saya benar-benar mencintai Partai Demokrat dengan kepemimpinan AHY," kata Gerald, dikutip TribunMataram.com dari Kompas TV.

Gerald sempat menghubungi Ketua DPC Partai Demokrat Kotamobagu Sulawesi Utara Ishak Sugeha.

Oleh Ishak, Gerald sudah dilarang untuk ikut KLB Sumut.

"Saya ceritakan pak Ishak malah marahi saya,

'Jangan ikut gerbong itu karena gerbong itu dusta semua, gerbong itu salah semua gerbong itu salah semua, cacat hukum'

Ketika akan dilakukan KLB jadi jangan masuk gerbong itu," kata Gerald.

Gerald mengiyakan arah ketuanya.

Namun beberapa waktu kemudian ia kembali dihubungi agar bisa hadir di KLB Sumut.

Selain diiming-imingi uang, disebut juga Wakil Ketua DPC memiliki hak suara.

"Ditelepon lagi oleh Vecky Gandey, bahwa akan mendapatkan uang yang besar, uang yang gede kalau saya mau mengikuti kongres tersebut, dengan alasan ketua DPC tidak mau makan wakil ketua bisa,

Saya bilang sama pak Vecky Gandey saya ini belum pegang SK untuk revisi struktur yang ketumnya AHY,

Pak Vecky katanya sama saya ta tidak apa-apa ikut saja yang penting sudah ada di lokasi KLB kita akan memilik ketum baru yaitu pak Moeldoko," kata Gerald.

Kader Partai Demokrat memberikan kesaksiannya soal Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Deliserdang, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. (YouTube Kompas TV)

Menurut Gerald, dari Rp 100 juta tersebut ia dijanjikan menerima 25 persen saat tiba di lokasi KLB.

"Yang pertama kalau sudah tiba di lokasi akan mendapat 25 persen dari 100 juta yaitu Rp 25 juta, selesai KLB akan mendapatkan sisanya Rp 75 juta, tapi nyatanya kita cuma dapat uang Rp 5 juta," kata Gerald.

Gerald juga mengungkap kejanggalan dalam pemilihan Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat di KLB.

"Yang menjadi rancu dalam proses KLB ini yaitu pemilihan ketua umum, pemilihan ketum secara voting,

Ketika ditanya siapa yang akan dipercayakan untuk menjadi ketum, peserta berteriak Pak Moeldoko, ditanya lagi siapa lagi peserta berteriak Marzuki Alie,

Dicatat pimpinan sidang Jhony Allen, setelah dapat dua nama pak Jhoni Allen langsung teriak," kata Gerald.

AHY Siap Maafkan Moeldoko, Asalkan..

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) mengaku kecewa terhadap Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko atas keterlibatan dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.

Kendati demikian, AHY mengaku siap memaafkan apabila Moeldoko bersedia mengakui kesalahannya terkait kudeta tersebut.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi istri Annisa Pohan yang diundang, mengikuti Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi secara virtual, Senin (17/8/2020). (Istimewa via Tribunnews)

"Terhadap KSP Moeldoko. Secara pribadi, saya tidak ada masalah dengan beliau. Tapi jujur, yang membuat saya kecewa, karena suka atau tidak suka, beliau terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers bertajuk "Menguak Kebenaran: Testimoni Peserta KLB Abal-abal" yang disiarkan secara daring, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Profil & Harta Kekayaan Moeldoko dan AHY, Dua Sosok yang Jadi Buah Bibir dalam Isu Kudeta Demokrat

Baca juga: Moeldoko Pernah Cuit Bangga Jadi Prajurit Sehati. SBY Sindir Sang KSP Jauh dari Sikap Kesatria

"Tapi sebagai manusia biasa, tentu kita semua ada kurang dan salah-salahnya. Untuk itu, apabila beliau menyadari kekeliruannya, saya pribadi tentu memaafkannya," sambung dia.

Mantan calon Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, sebagai mantan prajurit, dia tetap menghormati Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI.

Sebab, menurutnya hal itu harus terus dilakukan dan sudah menjadi tradisi yang dijunjung tinggi TNI.

"One a soldier, always a soldier. Tetapi kami bermohon, kebesaran hati, untuk bisa menyadari bahwa apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ratusan ribu bahkan jutaan kader dan simpatisan Partai Demokrat," jelasnya.

Pada akhir konferensi pers, AHY mengingatkan kepada seluruh kadernya agar tidak miskin harga diri, meski miskin harta.

Ia mengingatkan semua kadernya untuk hidup dengan landasan ilmu dan nilai-nilai etika serta moralitas.

"Karena dengan landasan itulah. Insya Allah negara kita akan semakin besar dan maju. Demokrat ingin menjadi bagian dari itu," pungkas dia.

Moeldoko di Kantor Kemenko-PMK, Senin (6/1/2020). (KOMPAS.com/Dian Erika)

Diberitakan sebelumnya, kubu Demokrat kontra AHY telah menyelenggarakan KLB di Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Melalui KLB tersebut, telah diputuskan KSP Moeldoko diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Moeldoko ditetapkan sebagai Ketum berdasarkan hasil voting berdiri. Moeldoko mengalahkan calon ketum Partai Demokrat lainnya yaitu mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.

Marzuki Alie sendiri ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara. (TribunMataram.com/ Salma)