Kisah Korban Selamat Kecelakaan di Cae: Buka Baju untuk Menyelamatkan Diri hingga Rasakan Bus Oleng

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu bus pariwisata mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam.

Reporter : Irsan Yamananda

TRIBUNMATARAM.COM - Kecelakaan maut bus yang terjadi di Tanjakan Cae, Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menyisakan duka bagi keluarga korban tewas.

Tak hanya itu, insiden yang terjadi pada hari Rabu (10/3/2021) tersebut, juga meninggalkan trauma bagi para korban selamat.

Di dalam bus pariwisata Sri Padma bernomor polisi T 7591 TB itu terdapat 66 penumpang.

Jumlah korban tewas dalam kecelakaan tersebut berjumlah 29 jiwa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sub Bagian Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana.

Ia menambahkan, 37 orang lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Maut di Sumedang, Diduga karena Rem Blong, Penumpang Teriak Allahu Akbar!

Baca juga: Ada yang Janggal dari Jalur yang Bus Maut Sumedang, Harusnya Lewat Nagrek Malah ke Tanjakan Cae

Satu bus pariwisata mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam. (Istimewa via TribunJabar)

Bus tersebut mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari obyek wisata ziarah Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.

Beberapa korban selamat turut membangikan pengalamannya saat kecelakaan maut terjadi.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya.

Buka Baju untuk Selamatkan Diri

Basarnas Bandung terus berupaya mengevakuasi korban terjepit di dalan bus di jurang Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Kamis (11/3/2021) dini hari WIB. ((KOMPAS.com/AAM AMINULLAH))

Baca juga: Video Call Terakhir Resa Sebelum Tewas di Bus Maut Sumedang, Ayah Sempat Larang, Tunangan Histeris

Salah satu koran selamat adalah EHA Nuraeti (55) warga Pasurlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang. Ia ikut mendampingi anaknya saat ziarah karena khawatir jika sang anak pergi sendirian.

Dilansir dari TribuJabar.id, Eha bercerita awalnya ia tak berniat ikut berziarah.

Di hari kejadian, dia hanya mengantar anaknya Yusuf siswa SMP IT Al Muawanah ke gerbang sekolah.

Karena ada kursi kosong, akhirnya dia memutuskan untuk ikut bersama rombongan.

"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak. Awalnya emang cuma mau nganter Ucup sampai ke depan bus."

"Tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut ke sana," imbuhnya.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Sumedang, Bus Jatuh ke Jurang dan Kondisinya Mengerikan, 27 Orang Tewas

Eha mengaku, sebelum bus tersebut oleng, ia mencium bau sangit kampas rem.

Ketika salah satu penumpang bertanya kepada sang sopir perihal keadaan mobil tersebut, Eha kaget karena sang sopir berkata rem bus tersebut blong.

Mobil tersebut akhirnya terjungkal ke dasar jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang.

Eha bersama para penumpang lain sempat serempak bershalawat seraya berdoa kepada Yang Mahakuasa.

Banyak di antara mereka yang mengucap takbir ketika bus tersebut dalam keadaan oleng.

Kecelakaan Bus Pariwisata di Sumedang, Jawa Barat (KEMENTERIAN PERHUBUNGAN)

Eha juga mengaku ia tak tahu persis apa yang terjadi saat kecelakan berlangsung.

Namun ia bisa menjelaskan secara detail saat menyelematkan diri dari bus tersebut.

Ia terpaksa membuka baju karena baju dan kakinya terjepit sesaat setelah bus alami kecelakaan.

"Saya terpaksa harus buka busana (-red) untuk keluar dari dalam bus. Awalnya saya malu, tapi saat itu juga mati lampu dan keadaan gelap saya buka saja bajunya," ujar Eha ketika diwawancara Tribun Jabar di kediamannya, Kamis (11/3/2021).

"Saya waktu itu tengkurap, baju dan kaki terjepit, waktu itu bilang ke si Ujang (keponakan Eha) masa Ibu buka baju telanjang."

"Kata si Ujang, gak apa-apa buka baju yang penting buka."

"Setelah baju dibuka, saya keluar, tapi gak tau keluarnya ke mana."

"Terus saya lihat ada selimut jok bus, dipakai sama saya terus jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat sambil minta ganti baju," ujar Eha.

Penumpang Teriak Allahhu Akbar

Bus peziarah asal Subang terbalik 180 derajat di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, tepatnya di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021) malam. ((KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH))

"Semua orang teriak Allahhu Akbar, takbir," ucap Mimin.

Itulah yang Mimin Mintarsih (52) ingat pada detik-detik sebelum bus pariwisata yang  ditumpanginya terjun ke jurang.

Ia bersama dua anaknya merupakan korban selamat dalam kecelakaan maut di Tanjakan Cae, Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).

Mimin yang duduk tak jauh dari sopir sempat mencium bau sangit salama di jalan. Diduga bau tersebut merupakan kampas rem.

Seorang penumpang sempat meminta sopir untuk memeriksanya.

"Sopir bilang remnya blong," kata Mimin kepada Kompas.com.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Sumedang, Bus Jatuh ke Jurang dan Kondisinya Mengerikan, 27 Orang Tewas

Sebelum peristiwa itu terjadi, dia merasakan busnya oleng.

"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," ungkapnya.

Dia menuturkan pada saat itu seluruh penumpang yang terdiri dari siswa SMP IT Al Muawanah, orangtua, pendamping, dan guru serempak melantangkan takbir.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan tubuh Mimin terjepit bangku, sedangkan dua anaknya terpental ke belakang.

Mimin yang bisa menyelamatkan diri kemudian mencari kedua anaknya dengan cara merangkak.

Sesudah menemukan anaknya, mereka kemudian keluar dari bus.

Mimin beserta dua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun saat ini sudah kembali ke rumah.

"Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," tutur Mimin di kediamannya, Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Kamis (11/3/2021) dini hari.

Bus Oleng

Salah seorang korban selamat lainnya, Sandi Aliyudin, juga mengaku sempat merasakan bus oleng.

“Awalnya (bus) oleng, kehilangan kendali, terus remnya blong,” paparnya, dikutip dari TribunJabar, Kamis (11/3/2021).

Sebelum bus yang ia tumpangi mengalami kecelakaan, siswa kelas VII SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang, ini menerangkan banyak penumpang yang berteriak dan mengucapkan istigfar.

“Saat bus terguling, banyak yang berada di dalam bus, dan ada juga yang pada keluar,” sebutnya.

Ketika busnya masuk jurang, Sandi dalam keadaan sadar. Ia kemudian menyelamatkan diri.

"Aku langsung keluar, lompat dari jendela,” jelasnya.

Sandi menuturkan kondisi waktu itu gelap. Meski begitu, banyak warga yang datang menolong dirinya dan para korban lainnya.

Akibat kejadian tersebut, tulang tangan kiri Sandi patah.

“Ini hanya tangan (patah), akibat tertumbuk orang,” ujarnya.

Sandi saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang. (TribunMataram.com/ Irsan)

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Aksi 'Nekat' Korban Bus Maut di Tanjakan Cae Demi Tetap Hidup, Buka Baju hingga Lompat Jendela