Pria Nias Ditemukan Tewas Tak Wajar di Kebun Kelapa Sawit, Posisi Tergantung di Bawah Gubuk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Kasus ini dalam proses penyelidikan polisi terkait apakah kasus tersebut bunuh diri atau ada penyebab lain.

TRIBUNMATARAM.COM - Seorang pria paruh baya ditemukan tewas tak wajar di sebuah gubuk kelapa sawit .

Ialah Buyong (50), pria yang berasal dari Nias, Sumatera Utara ini ditemukan meninggal dalam kondisi tidak wajar.

Tubuhnya ditemukan tak bernyawa dalam posisi tergantung di gubuk kelapa sawit di Desa Cot Kuta, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya, Sabtu (7/8/2021) pagi sekira pukul 06.30 WIB.

Kasus ini dalam proses penyelidikan polisi terkait apakah kasus tersebut bunuh diri atau ada penyebab lain.

Tim Satreskrim Polres Nagan Raya dan Polsek Seunagan sudah turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Informasi diperoleh Serambinews.com menjelaskan, Buyong selama ini bekerja pada kebun seorang warga di kawasan Cot Kuta Kecamatan Suka Makmue.

Baca juga: Ibu dan Anak di Simalungun Tewas Kesetrum Listrik, Berawal Gantung Pakaian Basah ke Tali Jemuran

Baca juga: Misteri Sekeluarga Tewas di Blitar, Ayah Ditemukan Gantung Diri, 2 Anak Penuh Lebam, Ini Kata Saksi

Ia dilaporkan sudah tinggal di kawasan itu sejak 2015 silam dan memiliki anak istri, namun belakangan tinggal seorang diri.

Kasus itu bermula dari laporan warga yang mendapati ada lelaki yang meninggal dalam posisi tergantung di sebuah gubuk.

Temukan itu kemudian dilaporkan kepada polisi.

Gubuk tempat penemuan mayat tersebut memiliki tinggi hingga 2 meter, sedangkan korban tergantung dengan tali terjerat di leher pada bagian bawah gubuk, dikutip dari SerambiNews.com dengan judul Mayat Tergantung di Gubuk Kebun Sawit Hebohkan Warga Nagan Raya

Jenazah setelah dilakukan olah TKP dibawa ke RSUD Sultan Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya guna divisum.

Kapolres Nagan Raya, AKBP Setiyawan Eko Prasetiya melalui Kasat Reskrim AKP Machfud kepada wartawan mengatakan, kasus penemuan mayat tergantung masih dalam pemeriksaan polisi.

Ilustrasi ((surya/imam taufiq))

"Masih dalam penyelidikan," kata Kasat Reskrim didampingi Kapolsek Seunagan.

Kasus Lain, Penemuan Mayat Sekeluarga di Kebun Sawit

Sehari setelah menemukan tiga mayat di perkebunan sawit yang ternyata merupakan satu keluarga, polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku.

Tersangka yang diringkus polisi sempat melakukan perlawanan hingga timah panas terpaksa dilepaskan untuk melumpuhkannya.

Ialah RN, pembunuh pasangan suami istri, Turyati dan Sugiyono serta cucunya Asfyia.

Pelaku berinisial RN, dibekuk anggota Satreskrim Polres Sintang, Kamis 5 Agustus 2021 malam.

"Alhamdulillah, tersangka pelakunya sudah kami tangkap," kata Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Hoerrudin kepada Tribunpontianak.co.id, Jumat 6 Agustus 2021 siang WIB.

Tersangka RN sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap, bahkan dia coba melarikan diri.

Anggota kemudian melepaskan tembakan mengenai kaki hingga RN pun tak berkutik.

Baca juga: Gara-gara Cemburu, Sopir Angkot di Bogor Jadi Gelap Mata, Tega Bunuh Kekasihnya di Depan Anak Korban

Baca juga: Kasus Mayat Wanita Terbungkus Karpet di Gundukan Pasir: Korban Numpang Truk Pelaku Lalu Dirudapaksa

Ia pun langsung dibawa ke Mapolres Sintang, untuk diperiksa lebih lanjut.

"Tersangka melawan, dan mencoba kabur akhirnya kita lumpuhkan," ujar Kasat.

RN, tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap pasangan suami istri Turyati dan Sugiyono serta cucunya Asfyia.

Jasad tiga korban ditemukan mengenaskan di kebun sawit di Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Pada ketiga jasad korban terdapat luka bekas hantaman benda tajam. Jasad ketiganya ditemukan terpisah.

Jasad Turyati ditemukan pertama kali oleh warga pada Rabu 3 Agustus 2021 sore.

Sedangkan jasad suami dan cucunya ditemukan warga keesokan harinya, Kamis 3 Agustus 2021 pagi.

Jarak lokasi temuan antara jasad Turyati dengan suami dan cucunya kurang dari 100 meter

Tribunpontianak.co.id masih terus berupaya mencari informasi soal kronologi penangkapan dan menguak motif dugaan kasus pembunuhan ini.

Jejak Kasus

Sebelumnya, tiga anggota keluarga ditemukan meninggal secara tidak wajar di kebun sawit, Dusun Laman Natai, Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, pelosok Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Mereka adalah pasangan suami istri Turyati dan Sugiyono serta cucu mereka, Afsyia Amila Putri yang masih berusia 5 tahun.

Ketiganya diduga menjadi korban pembunuhan berantai.

Tiga jasad itu ditemukan dalam waktu berbeda di lokasi yang saling berdekatan.

Jasad Turyati ditemukan pertama kali oleh seorang warga, Paijan, Rabu 4 Agustus 2021 siang.

Belasan jam kemudian, jasad Sugiyono (kakek) dan sang cucu Afsyia Amila Putri, ditemukan, Kamis 5 Agustus 2021 pagi.

Polisi masih memburu siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

Berikut fakta-fakta dugaan pembunuhan berantai di Sintang:

Barang Bukti

Jajaran Satreskrim Polres Sintang, melakukan serangkaian proses penyelidikan terhadap temuan tiga jasad warga Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang.

Sejumlah barang bukti diamankan dari lokasi ditemukannya tiga jasad yang meninggal tidak wajar dengan sejumlah luka pada bagian tubuh.

"Ketiga jasad yang ditemukan warga diduga satu keluarga, terdiri suami, istri dan cucunya," ungkap Kasat Reskrim Polres Sintang AKP Hoerrudin, Kamis 5 Agustus 2021.

Jasad Turyati yang ditemukan di kebun sawit sudah dimakamkan dengan layak di pemakaman Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang.

Sementara jasad suaminya, Sugiyono dan Afsyia, cucunya sempat dibawa ke RSUD Ade M Djoen Sintang untuk dilakukan visum dan kemudian dimakamkan.

"Kita melakukan penyelidikan. Ada beberapa barang bukti kita amankan. Dugaan sementara, kita masih melakukan penyelidikan lebih dahulu, kalau ada perkembangan kita informasikan," kata Hoerrudin.

"Selain di TKP, barang bukti ditemukan di rumah satu warga. Sementara untuk barang yang hilang, sejumlah uang dan beberapa buku tabungan," lanjutnya.

(Kiri) Polisi saat melakukan olah TKP dan (Kanan) RN (duduk), tersangka dalam kasus pembunuhan berantai di Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalbar, berhasil dibekuk. (Kolase Tribunnews.com: YouTube TribunPontianak dan Dok.Polres Sintang)

Keluarga Harmonis

"Bagai disambar petir. Kami syok. Sangat tragis, ini baru pertama kejadian di Solam Raya," kata Muharni Noni, tetangga sekaligus teman dekat korban, Kamis 5 Agustus 2021.

Noni, melihat langsung ke lokasi temuan jasad Turyati.

Dia awalnya tidak menyangka, jasad di hadapannya itu adalah Turyati.

"Dia kan tubuhnya kurus. Waktu ditemukan agak besar. Sama sekali tak menyangka," ungkapnya.

Noni tambah syok, saat jasad suami dan cucu Turyati juga ditemukan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan.

"Tadi setengah tujuh ditemukan suami dan cucunya. Posisi sudah bengkak. Kepala berdempet," katanya.

Lalu di mana keberadaan orang tua Afsyia saat peristiwa ini terjadi?

Kakek, nenek dan cucu ditemukan meninggal tidak wajar di kebum sawit, Dusun Laman Natai, Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) pada hari yang berbeda, Rabu 4 Agustus dan Kamis 5 Agustus 2021. (Istimewa)

Adapun ibu Afsyia, Vivi yang juga merupakan putri pasangan Sugiyono-Turyati ada di rumah duka, di Dusun Laman Natai, Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai Tebelian, Sintang.

Sedangkan ayah Afsyia berada di Pulau Jawa.

Sosok keluarga Turyati dikenal baik, ramah dan mudah bergaul dengan warga sekitar.

Setiap ada kegiatan, ketiga korban kerap pergi bersama-sama, dikutip dari TribunPontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS - Pelaku Pembunuhan di Solam Raya Sintang Ditangkap, Coba Kabur Kemudian Runtuh

"Kami kawan akrab. Orang baik, ramah, mudah bergaul. Setiap ada kegiatan entah hajatan atau apa selalu terlibat. Dua hari lalu saya ketemu di TK, dia antar cucunya," kata Noni.

Sepanjang mengenal sosok Turyati, Noni melihat keluarganya sangat harmonis.

Noni tak pernah mendengar keluarga ini cekcok dalam rumah tangga.

"Cucunya baru usia lima tahun. Anaknya ada dua. Mereka tinggal di rumah hanya bertiga, sama cucunya," jelasnya.

Menurut Noni, tidak ada uang berhamburan dalam rumah. Yang ada, ditemukan bercak darah di sepeda motor.

"Rumahnya bersih, tak ada uang berhamburan. Dengan tetangga baik. Bercak darah, di dalam rumah tak ada, kalau di atas motor ada," ungkap Noni.

Eli Nurjanah, juga bersaksi Turyati dan suaminya Sugiyono orang baik. Bahkan, Eli menyebut hubungannya sangat harmonis.

"Suaminya baik, tak ada pertengkaran apa. Keluarganya harmonis. Jarang terdengar pertengkaran. Selama ini baik-baik saja," ujar Eli.

Eli dan Noni berharap kasus ini segera terungkap.

"Harapannya mudah-mudahan pelaku cepat ditangkap dan diproses sesuai hukum," kata Eli.

Berita lain terkait bunuh diri