Hardiyanto Kenneth Sosok Minoritas yang Harus Jatuh Bangun untuk Jadi Anggota Baru DPRD DKI

Jatuh bangun yang dialami Hardiyanto Kenneth mungkin bisa menginspirasi, sosok minoritas dan kader PDIP yang berhasil terpilih jadi anggota DPRD DKI.

Editor: Asytari Fauziah
Tribunnews/Ist
Hardiyanto Kenneth 

Jatuh bangun yang dialami Hardiyanto Kenneth mungkin bisa menginspirasi, sosok minoritas dan kader PDIP yang berhasil terpilih jadi anggota DPRD DKI.

TRIBUNMATARAM.COM Namanya Hardiyanto Kenneth. Bagi sebagian orang, nama ini mungkin agak asing. Namuntidak menutup kemungkinan juga banyak orang yang mengenal pria berusia 38 tahun ini.

Hardiyanto adalah salah satu kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang lolos dalam pemilihan calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

Dengan partai berlogo kepala banteng bermoncong putih itu, dia berhasil mendapat kepercayaan warga Jakarta Barat Dapil X.

Hardiyanto juga merupakan satu dari puluhan wajah baru yang akan menempati kuris empuk anggota DPRD DKI periode 2019-2024.

Tidak mudah bagi dia untuk bisa mencapai posisi seperti sekarang ini. Banyak lika–liku yang harus dihadapinya dari awal berkarir di dunia politik hingga menjadi sang wakil rakyat.

Terlebih statusnya sebagai kaum minoritas yakni berdarah Tionghoa sempat jadi hal yang dipermasalahkan warga.

Kepada Kompas.com, Hardiyanto bercerita tentang perjuangannya selama meniti karir di dunia politk.

Banyak yang Salah Kaprah Soal Flu dan Pilek, Dianggap Sama Namun Ternyata Berbeda!

Perbaiki Tali Sampai Naik Tiang Bendera Hingga Jatuh, Anggota Paskibraka NTT Pingsan

 Viral Video Pengantin Kibarkan Bendera Merah Putih dalam Tenda Pernikahan, Mempelai Jadi Petugasnya

 Goo Hye Sun Ungkap Ahn Jae Hyun Ingin Bercerai Darinya, Sang Aktris Sebut Suaminya Telah Berubah

Titik nol Hardiyanto Kenneth

Hardiyanto terlahir sebagai putra tunggal di keluarga yang sederhana. Dia lahir di Medan, Sumatera Utara pada 13 April 1981.

Ayah dan ibu Hardiyanto bukan orang yang bergelimang harta. Untuk menafkahi keluarga, ayahnya harus bekerja banting tulang sebagai karyawan pabrik sementara ibunya bekerja sebagai guru.

Kini kedua orangtua Hardiyanto sudah meninggal dunia.

"Saya ini yatim piatu, saya anak tunggal enggak punya siapa–siapa, kepergian orangtua itu sangat membuat saya terpukul," ujar Hardiyanto saat berbincang dengan Kompas.com di salah satu restoran di Jakarta Barat, Selasa (13/8/2019).

Namun dengan kondisi tersebut, bukan berarti dia harus berhenti menjalani hidup.

Dia tetap melangkah dalam kesendirianya melalui masa sulit.

Untuk sekolah sampai urusan makan, dia mengaku banyak dibantu orang. Sebab dia memang tidak punya biaya sama sekali.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved