Lansia di Lampung Meninggal Dunia saat Membakar Sampah, Diduga Kaget Api Mendadak Membesar
Seorang lansia di Bandar Lampung meninggal dunia saat membakar sampah di lahan kosong yang ditempatinya, Minggu (22/9/2019) sore.
TRIBUNMATARAM.COM - Diduga kaget api membesar saat bakar sampah, seorang lansia di Lampung meninggal dunia.
Koh Awi (67), seorang lansia di Bandar Lampung meninggal dunia seketika saat tengah membakar sampah, Minggu (22/9/2019).
Koh Aw diduga kaget saat api membesar ketika dirinya membakar sampah.
Seorang lansia di Bandar Lampung meninggal dunia saat membakar sampah di lahan kosong yang ditempatinya, Minggu (22/9/2019) sore.
Diduga, lansia itu meninggal dunia karena kaget api tiba-tiba membesar.
Lansia bernama Koh Awi (67) yang tinggal di lahan bekas gudang Dinasti Tour di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kelurahan Kupang Teba, Kecamatan Telukbetung Utara, Kota Bandar Lampung, itu ditemukan meninggal di belakang gudang.
• Mi Instan Bisa Jadi Makanan Sehat Jika Dimasak dengan Cara Ini, Termasuk Aman untuk Ibu Hamil
• Tak Cuma Gibran Rakabuming & Bobby Nasution, Ini Keluarga Pemimpin Negeri yang Jajal Pilkada 2020
• 5 Fakta Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Indahnya Diusulkan Jadi Geopark, Pengunjung Sesalkan 1 Hal
• Fakta Tragis Kematian Pemuda Lombok Timur yang Tewas saat Ditilang, Sempat Minta Berhenti Dipukuli
Ketua RT setempat, Narwati mengatakan, dia melihat tubuh Koh Awi tergeletak tak bernyawa saat beberapa warga menerobos masuk untuk memadamkan kebakaran di bagian belakang gudang. Diduga, Koh Awi meninggal karena penyakit jantung.
Takut kebakaran menyebar, Narwati langsung memerintahkan sejumlah warga untuk menerobos masuk dan memadamkan api.
Begitu masuk, Narwati dan warga langsung mencari sumber air.
“Eh, orangnya (korban) tergeletak, meninggal,” katanya.
Narwati menduga, Koh Awi meninggal dunia karena penyakit jantung yang dipicu rasa kaget karena api yang membakar sampah malah membesar.
Narwati membenarkan, Koh Awi memang sering terlihat membakar sampah usai menyapu dan bersih-bersih di gudang itu.
“Mungkin kena (penyakit) jantung. Dia tinggal sendiri di sini, keluarganya di Jakarta,” katanya.
Salah satu warga lain, Ujang, yang ikut menerobos memadamkan api mengatakan, Koh Awi ditemukan sudah tidak bernyawa di samping mobil di belakang gudang.
Ujang menduga, Koh Awi meninggal dunia karena kaget api membesar saat bakar sampah.
“Nggak kebakar. Badan dan bajunya masih utuh,” katanya.
Kebakaran tidak merembet ke rumah-rumah warga karena segera diantisipasi. (Kompas.com/Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya)
Viral dua orang lansia hidup bersama beberapa kambing dalam satu rumah yang sama, uang hasil penjualan kambing hilang!
TRIBUNMATARAM.COM - Uka dan Icih, dua lansia asal Kampung Krajan Pawanda, Desa Medangasem, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terpaksa harus tinggal bersama kambing di dalam satu rumah.
Kakak beradik berusia 70-an tahun itu tinggal hanya berdua.
Mereka tak lagi punya sanak saudara.
Mereka menggantungkan hidup dari mengangon kambing.
Belasan kambing itu pun bukan milik mereka. Mereka hanya buruh.
"Kalau dijual, dapat upah dari yang punya," ujar Icih kepada Kompas.com, Sabtu (7/9/2109).
• ZODIAK HARI INI Ramalan Zodiak Minggu 8 September 2019 Scorpio Kebingungan, Capricorn Nyesel Belanja
• Viral Siswi SMA Dihajar Teman Sekolahnya di Kelas, Bagian Dada Ditendang Hingga Pingsan
• Disebut Informan, Nikita Mirzani Somasi Elza Syarief, Akankah Pengacara Sajad Ukra Meminta Maaf?
• 5 Tanda Toxic Relationship, Kenali Ciri-cirinya Agar Tak Terjebak dalam Hubungan Tak Sehat
Nahas, baru-baru ini uang sebesar Rp 300.000 hasil upah penjualan kambing hilang.
Padahal, uang itu akan digunakan untuk membeli beras, obat nyamuk, dan kebutuhan lain.
Obat nyamuk bagi keduanya sudah selayaknya kebutuhan pokok.
Sebab, jika malam banyak nyamuk berseliweran di dalam rumah mereka yang juga diisi kambing.
"Kalau malam sering tidak bisa tidur. Apalagi sedang batuk seperti ini," kata Icih.
Setiap pagi, mereka harus menyapu kotoran kambing di rumah mereka.
Rumah dari bilik bambu itu terdiri dari dua ruangan. Ruangan luar untuk kandang kambing.
Pantauan Kompas.com, di ruangan itu juga terdapat dua dipan kayu yang terdapat sisa-sisa kotoran kambing.
Ada bau kotoran kambing yang menyengat.
Sementara, ruangan dalam untuk tidur mereka berdua. Ruang tidur terdapat dua dipan.
Satu untuk tidur Uka dan satu untuk tidur Icih. Tak ada pintu antara ruang untuk kambing dan ruang tidur.
"Kalau tidur ya begini saja, enggak pakai kasur. Kadang-kadang kambing juga masuk ke dalam (ruang tidur)," kata Icih.
• Inul Daratista Akui Sempat Cicipi Narkoba, Rekan Ayu Ting Ting: Rasanya Seperti Sekarat Mau Mati
Rumah yang mereka tempati itu juga tak layak. Bilik bambu rumah itu sudah jebol. Untuk memasak pun harus di luar rumah untuk menghindari kebakaran.
"Kalau memasak di depan," kata dia.

Awalnya, rumah mereka ada dua. Satu untuk Icih dan satu untuk Uka.
Namun, mereka memilih tinggal berdua di rumah belakang, rumah yang saat ini mereka tempati.
Meski keadaan mereka kurang layak, Icih menyebut, ia dan kakaknya tak pernah mendapat bantuan beras, bantuan program keluarga harapan (PKH), dan bantuan lain dari pemerintah.
"Enggak ada bantuan dari pemerintah," kata Icih.
Meski demikian, ia mengaku ada beberapa warga yang berbaik hati mengulurkan tangan.
Terlebih setelah kondisi kehidupan keduanya tersebar di media sosial.
"Tadi ada yang datang, ngasih beras," kata Icih.
• Namanya Penuh Kontroversi, Ternyat Nikita Mirzani Miliki Sisi Lain yang Jarang Diketahui Orang!
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukinan (PRKP) Karawang Ramon Wibawa Laksana mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pembangunan rumah layak huni (rulahu).
Dinas PRKP akan membantu kedua lansia tersebut agar mendapat rumah layak huni. Setidaknya, kedua lansia tak perlu lagi serumah dengan kambing.
"Jika tanahnya milik sendiri, saya sudah minta camat untuk segera diajukan (rulahu)," kata Ramon. (Kompas.com/Kontributor Karawang, Farida Farhan/Abba Gabrillin)
• Maia Estianty Doakan Jodohnya Hingga 10 Tahun, Istri Irwan Mussry Bocorkan Cara Cepat Dapat Jodoh