Tak Cuma Mirror Syndrome Seperti Irish Bella, Ada 8 Sindrom yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil
Dalam kondisi hamil pertama, Irish Bella malah terkena sindrom langka hingga kehilangan bayi kembarnya, ini 8 sindrom yang wajib diwaspadai ibu hamil!
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Dalam kondisi hamil pertama, Irish Bella malah terkena sindrom langka hingga kehilangan bayi kembarnya, ini 8 sindrom yang wajib diwaspadai ibu hamil!
Belakangan terungkap hal yang membuat dua anak kembar Ammar Zoni dan Irish Bella meninggal dunia.
Dokter kandungan Irish Bella mengungkapkan hal langka yang terjadi pada kandungan pertama aktris cantik ini.
Ternyata ada kondisi langka yang dialami Irish Bella dalam kehamilan pertamanya ini.
Dokter Gatot Abdurrazak, Spesialis Obsteri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal menjelaskan hal ini seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
"( Mirror Syndrome) jarang (terjadi). Boleh dicek di Google," kata Gatot dalam jumpa pers yang digelar di Rumah Sakit Harapan Kita, Grogol, Jakarta Barat, Senin (7/10/2019).
• Senasib dengan Irish Bella, Ini Curahan Hati Mulan Jameela Pernah Kehilangan Anak Kelima
Ternyata tak hanya mirror syndrome yang wajib diwaspadai ibu hamil.
Masih ada 8 sindrom lain yang harus diwaspadai.
Intip daftar lengkapnya seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
1. Sindrom Patau
Sindrom Bartholin-Patau dikenal dengan nama Trisomi 13.
US National Library of Medicine menyebutkan, sindrom ini adalah kelainan genetik yang disebabkan kelainan kromosom pada kromosom ke-13.
Sebagian kasus trisomi 13 terjadi akibat individu memiliki tiga salinan kromosom 13 di setiap sel di dalam tubuh.
Padahal, manusia biasanya hanya memiliki dua salinan kromosom.
Trisomi 13 juga dapat terjadi ketika bagian dari kromosom 13 menjadi melekat ke kromosom lain selama pembentukan sel-sel reproduksi (telur dan sperma) atau dalam masa perkembangan janin.
Hal ini juga bisa mengganggu perkembangan janin.
Bahkan, individu dengan trisomi 13 sering memiliki kelainan jantung, kelainan otak atau sumsum tulang belakang, mata sangat kecil atau kurang berkembang (mikrofthalmia).
Selain itu, sindrom ini juga menyebabkan individu lahir dengan jari tangan atau kaki ekstra, lubang di bibir (bibir sumbing), hipotonia.
Dalam beberapa kasus, ada yang menyebabkan bayi meninggal beberapa hari setelah dilahirkan atau pada minggu pertama kehidupannya.
Penelitian menunjukkan, hanya 5-10 persen anak-anak yang lahir dengan kondisi ini dapat tumbuh melewati tahun pertama mereka.
• Resmi Angkat Anak Laki-laki, Ruben Onsu: Anggap Aja Sarwendah Lagi Hamil Betrand Peto
2. Congenital Diaphragmatic Hernia (CDH)
Kondisi ini terjadi saat organ-organ perut seperti hati,lambung, usus berada di dalam rongga dada saat bayi berada di dalam kandungan.
Melansir laman John Hopkins Medical, kehadiran organ-organ perut ini di dada membatasi ruang untuk paru-paru dan dapat menyebabkan komplikasi pernapasan.
Pada embrio yang sedang tumbuh, diafragma terbentuk sepenuhnya pada usia kehamilan 10 minggu.
Namun, pada kasus CDH, pembentukan tersebut terganggu.
Ketika ada lubang pada diafragma, organ-organ perut bisa mendesak masuk ke dalamnya. Pergerakan ini disebut dengan herniasi.
Hal ini kemudian memaksa paru-paru untuk tumbuh dalam keadaan terkompresi dan membuat beberapa fungsi tubuh tidak berkembang secara normal setelah kelahiran.
Tak hanya itu, CDH juga bisa terjadi karena adanya masalah kromosom atau kelainan genetik pada bayi yang mengakibatkan masalah medis atau kelainan organ lainnya.
3. Twin Reversed Arterial Perfusion (TRAP Sequence)
TRAP adalah kondisi di mana jantung pada bayi kembar monokorionik memasok darah untuk kedua bayi di dalam kandungan.
Kondisi langka ini berisiko gagal jantung pada kedua bayi jika ada peningkatan pemompaan jantung.
Kembar monokorionik adalah kembar identik yang berbagi plasenta (setelah lahir) dan jaringan pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi penting untuk perkembangan dalam rahim.
• 7 Fakta Perjalanan Kehamilan Irish Bella Hingga Bayi Meninggal, Berawal dengan Kejutan untuk Suami
4. Selective Intrauterine Growth Restriction (sIUGR)
sIUGR adalah kondisi yang dapat terjadi pada beberapa kehamilan kembar yang identik.
Atau monokorionik, yang berarti si kembar berbagi plasenta (setelah lahir) dan jaringan pembuluh darah.
sIUGR terjadi ketika plasenta tidak dibagi secara merata di antara bayi kembar.
Plasenta menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan di dalam rahim.
Oleh karenanya, jika tidak ada keseimbanagan antara satu bayi kembar dengan bayi lainnya, maka dapay menyebabkan kekurangan gizi.
5. Sindrom Edward
Trisomi 18 atau yang lebih dikenal dengan nama Sindrom Edward merupakan kondisi langka, karena ketidaknormalan kromosom dalam tubuh.
Menurut laman US National Library of Medicine, kondisi tersebut bisa menyebakan kelainan di banyak bagian tubuh.
Individu dengan trisomi 18 sering kali memiliki pertmbuhan yang lambat sebelum kelahiran.
Bahkan, sindrom ini juga bisa menyebabkan bayi terlahir dengan bobot tubuh yang rendah.
Selain itu, ciri-ciri lain dari trisomi 18 adalah kepala kecil dan berbentuk tidak normal.
Trisomi 18 kemungkinan dapat membuat individu memiliki kelainan jantung atau kelainan lain pada organ yang berkembang sebelum kelahiran.
Sindrom langka ini banyak menyebabkan bayi meninggal sebelum lahir atau dalam bulan pertama setelah kelahiran.
• Kronologi Ibu Hamil Terpaksa Melahirkan di Tepi Jalan Desa yang Rusak, Ditolong Ibu-ibu Tak Dikenal
6. Sindrom Potter
Sindrom Potter adalah kondisi di mana kandungan mengalami penurunan cairan ketuban (oligohidramnion) atau tidak adanya air ketuban (anhidramnion)
Menurut laman Potter's Syndrome, hal ini terjadi karena adanya gangguan pada ginjal seperti bilateral renal agenesis (BRA) dan penyumbatan saluran kemih.
Oligohidramnion dan anhidramnion juga dapat disebabkan oleh kebocoran cairan ketuban akibat pecahnya selaput ketuban.
Sindrom ini dapat menyebabkan bayi yang dikandung mengalami kelainan fisik, anggota badan tidak norman, dan membuat wajah bayi mengalami kelainan.
7. Asherman
Sindrom Asherman adalah kondisi langka.
Menurut laman MedlinePlus, dalam beberapa kasus, sindrom ini terjadi pada wanita yang pernah melakukan prosdur dilatasi dan kuretase.
Selain itu, infeksi panggul parah juga bisa menyebabkan sindrom ini.
Adapun Sindrom Asherman dapat menyebabkan amenore atau kurangnya periode menstruasi, keguguran berulang, dan infertilitas.
• 7 Fakta Demo Mahasiswa di Berbagai Daerah, Anggota DPRD Dikepung Massa, Ibu Hamil Tertembak!
8. Sindrom HELLP
Sindrom ini merupakan salah satu komplikasi kesehatan yang bisa mengancam nyawa ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Pemberitaan Kompas.com, 28 Juli 2015, menyebutkan, sindrom ini biasanya terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau saat memasuki trimester kedua.
Sindrom ini juga bisa menyerang setelah ibu melahirkan bayinya.
HELLP dikenal sebagai preeklamsia beart yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serta naiknya kadar protein dalam urin ibu hamil.
Adapun gejalanya antara lain, sakit kepala, mual, muntah, dan rasa sakit setelah makan.
Kemudian, ibu hamil juga merasakan nyeri di bagian dada saat mengambil nafas dalam, mata berkunang-kunang, pendarahan, hingga kejang.
Selain itu, gejala lainnya adalah pembengkakan pada kaki, tangan, serta daerah lainnya.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)