Mayat Berjilbab Pink di Temukan di Pinggir Jalan, Saksi Lihat Korban Didorong Pengendara Motor
Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Jombang Jawa Timur, masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian sosok perempuan.
Lena menuturkan, Sri Witnowati pergi meninggalkan rumah sekitar pukul 03.00 WIB.
Perempuan 2 anak itu meninggalkan rumah dengan menaiki sepeda angin.
Meski keluarganya sudah mengingatkan bibinya agar bepergian di waktu dinihari, namun Sri Witnowati tetap memaksa pergi saat hari masih gelap.
"Pamitnya mau ambil ke rumah temannya. Naik sepeda, karena memang bibi saya tidak bisa naik motor," tutur Lena.
• POPULER 39 Mayat Ditemukan Dalam Kontainer, 20 Jenazah Warga Vietnam, Ini Pesan Terakhirnya
Tergeletak di jalan dengan luka di kepala
Sebelumnya diberitakan, sosok jenazah perempuan ditemukan tergeletak di Jalan Raya Basuki Rahmat arah Jombang - Madiun, tepatnya di sebelah timur SPBU, Selasa (29/10/2019) pagi.
Sosok mayat tersebut mengalami luka pada bagian belakang kepala.
Saat ditemukan, korban mengenakan kemeja warna biru, bercelana jins warna hitam, serta memakai jilbab warna pink. (Kompas.com/Kontributor Jombang, Moh. Syafií/Aprillia Ika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Mayat Berjilbab Pink yang Tergeletak di Jalan, Saksi Lihat Korban Didorong"

7 Fakta Remaja Putus Sekolah karena Ayah Ibu Tewas Dipatuk Ular, Kerja Serabutan Demi 3 Adik
7 fakta memprihatinkan Heri Misbahun (17) menjadi tulang punggung untuk ketiga adiknya setelah ayah dan ibunya tewas digigit ular.
Heri Misbahun, terpaksa putus sekolah dan bekerja serabutan untuk bisa menghidupi ketiga adiknya yang masih kecil.
Hidupnya berubah setelah ayah dan ibunya meninggal dunia karena digigit ular berbisa di rumahnya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Heri Misbahun (17), remaja asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat harus menjadi tulang punggung untuk tiga adiknya,
Ayah dan ibu mereka meninggal dunia setelah digigit ular.
• Ayah Ibunya Tewas Digigit Ular, Si Sulung Jadi Tulang Punggung dan Urus Adik-adiknya
Saat ini, Heri tinggal bersama tiga adiknya di rumah peninggalan orangtunya di Pasir Kampung RT 002/004 Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur.