Mayat Berjilbab Pink di Temukan di Pinggir Jalan, Saksi Lihat Korban Didorong Pengendara Motor
Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Jombang Jawa Timur, masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian sosok perempuan.
4. Tidak mau adiknya putus sekolah
Sebagai anak tertua, Heri bertekad agar semua adiknya melanjutkan sekolah sampai mereka tamat.
Ia juga berjanji akan menjaga mereka sampai besar.
“Saya tidak mau adik-adiknya putus sekolah seperti saya,” ucapnya.
Heri memutuskan berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 2 SMP. Ia memilih membantu ibunya bekerja, setelah sang ayah meninggal karena digigit ular 1,5 tahun lalu.
5. Rumah direnovasi

Saat ini, Heri dan adik-adiknya diungsikan ke rumah salah satu kerabat mereka. Sementara rumah mereka dibongkar dan direnovasi oleh warga sekitar agar lebih layak dan aman.
Hasbim, tokoh pemuda setempat bercerita bahwa jika rumah tidak diperbaiki, warga khawatir akan membahayakan penghuninya
Menurut Hasbim, lantai rumah terdapat banyak lubang dan kemungkinan menjadi tempat ular.
“Kami warga bersama karang taruna sepakat urunan untuk memperbaiki rumahnya karena memang sudah sangat tidak layak ditinggali."
6. Warga buru ular
Oni (65) kerabat Heri mengatakan keponakannya digigit ular yang berwarna putih-hitam.
“Kalau suaminya meninggal 1,5 tahun lalu. Sempat sakit dulu enam bulan sebelum meninggal. Juga karena digigit ular, tapi di kebun, kena betisnya,” ujarnya.
Sementara Hasbim, tokoh pemuda setempat berkata warga sempat mencari ular yang mengigit Nuryani hingga tewas.
“Sejak kejadian itu, kita lalu coba mencari ular. Ada yang melihat ada dua ular di permukiman, tapi baru dapat satu,” ucapnya.
Ia menenggarai ular berasal dari tebing yang berada tak jauh dari rumah korban. Namun sebut Hasbim, kasus warga yang digigit ular baru kali pertama terjadi di daerah tersebut.
“Di balik tebing itu kan banyak pohon bambu, dugaan kita ular berasal dari sana,” katanya.
7. Bupati jamin masa depan Heri dan adik-adiknya

Plt Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman sata mengunjungi kediaman Heri menyatakan akan menjamin masa depan mereka.
"Ke depan anak-anaknya harus dipikirkan sekolahnya, kita masukkan ke PKH (program keluarga harapan), mereka harus sekolah lagi. Soal kesehatannya saya sudah instruksikan puskesmas di sini agar memonitor kesehatan mereka," ujarnya.
Selain itu Herman juga menyerahkan bantuan berupa sembako dan uang sebesar Rp 20 juta untuk renovasi rumah.
"Barusan saya cek rumahnya ternyata sangat tidak layak. Semoga bantuan ini bisa membantu untuk perbaikan rumahnya,” sebutnya.
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Heri. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Heri dan adik-adiknya. Klik di sini untuk donasi.
SUMBER: KOMPAS.com (Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman | Editor : Khairina, Krisiandi, Farid Assifa)