Canggih, WhatsApp Sekarang Bisa Dikunci dengan Finger Print, Gak Sembarangan Dibuka, Privasi Aman!
WhatsApp kini telah mengupdate fiturnya, menambahkan fitur fingerprint lock. Semua pengguna WhatsApp sudah bisa mulai mencoba fitur anyar tersebut.
TRIBUNSTYLE.COM - Setelah menghadirkan WhatsApp versi beta beberapa bulan lalu.
WhatsApp kini telah mengupdate fiturnya, menambahkan fitur fingerprint lock.
Semua pengguna WhatsApp sudah bisa mulai mencoba fitur anyar tersebut.
Namun tak semua smartphone dapat menggunakannya.
Hanya smartphone yang memiliki fitur sensor fingerprint yang dapat menggunakan fitur anyar ini.

Sesuai dengan namanya, fitur ini memungkinkan para penggunanya mengunci aplikasi WhatsApp dan membukanya hanya dengan memindai sidik jari penggunanya.
Guna fitur ini adalah untuk melindungi privasi penggunanya.
Percakapan pribadi pemilik hanya bisa dilihat oleh sang pemiliknya saja.
Dilansir dari Kompas.com, WhatsApp ini sudah menggulirkan pembaruannya lewat Play Store.
• Kisah Viral Gadis Melamar Kerja Malah Ditawari Jadi Istri, Ini Bunyi Chat Rayuan Bos di WhatsApp
Jika kalian tidak menemukan fitur fingerprint lock ini sebaiknya kalian meng-update WhatsApp kalian melalui Google Play Store dahulu.
Jika sudah meng-update WhatsApp kalian, ini langkah untuk mengaktifkan fitur anyar tersebut
Mulanya, kalian buka menu yang memiliki simbol titik 3 di WhatsApp.
Pilih Setting kemudian pilik "Account".
Di dalam menu "Account" terdapat beberapa pilihan, pilihlah "Privacy".
Setelah masuk ke halama "Privacy", pilihlah menu "Fingerprint lock" dan aktifkan opsi "Unlock with fingerprint".

Tapi ingat, sebelum mengaktifkan fitur ini, pengguna harus mendaftarkan sidik jarinya terlebih dahulu dalam smartphone.
Pengguna akan diminta fitur keamanan lain terlebih dahulu sebelum mendaftarkan sidik jarinya.
• Calon Fitur Instagram Terbaru, Berikan Rekomendasi Untuk Unfollow, Begini Sistemnya
Fitur keamanan yang disajikan yaitu menggunakan pola, PIN atau password.
Setelah mendaftarkan pola, PIN, atau password, pengguna akan diminta mendaftarkan sidik jari yang akan digunakan untuk membuka WhatsApp.
WhatsApp menyediakan pilihan jeda waktu untuk mengunci WhatsApp.
Pilihan waktu yang tersedia adalah sesegera mungkin setelah aplikasi WhatsApp ditutup, satu menit, dan 30 menit.
Pengguna juga dapat mengatur apakah isi chat yang baru masuk bersamaan dengan notifikasi masih bisa terbaca atau tidak.

Dengan adanya fitur anyar ini, tingkat keamanan WhatsApp menjadi lebih baik lagi.
Menghindarkan dari tangan jahil orang-orang di sekitar.
Namun da bebrapa hal yang harus kalian ketahui tentang fitur fingerprint lock ini.
Walaupun terkesan aman dan hanya pemiliknya saja yang dapat membuka WhatsApp, fitur tersebut tidak akan meminta pengguna memverifikasi sidik jari dalam beberapa kondisi.
Pengguna yang mengaktifkan fitur "Quick reply" masih dapat membalas pesan lewat notifikasi tanpa harus membuka aplikasi WhatsApp terlebih dahulu.
Untuk panggilan masuk pada WhatsApp, pengguna juga dapat langsung menjawab panggilan tersebut tanpa harus membuka WhatsApp terlebih dahulu dengan sidik jari. (TribunStyle.com/Nafis Abdulhakim/Amirul Muttaqin)

Aplikasi Bonceng Lahir dari Keresahan Pengemudi Ojol, hingga Skema Tarif 100 Persen
Aplikasi Bonceng, Lahir dari Keresahan Pengemudi Ojol Hingga Skema Tarif 100 Persen
Kelahiran aplikasi Bonceng terlahir dari keresahan banyak pengemudi, yang merasa sebagai pihak paling dirugikan.
Hingga pada momen hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2019 sejumlah pengemudi aplikasi ride-hailling Bonceng lakukan konvoi keliling Jakarta.
Sejatinya Bonceng, menyoroti aplikasi ride hailling seperti Gojek maupun Grab yang secara sadar merugikan pengemudinya.
Kedua aplikator ojek online tersebut, selama ini menerapkan tarif yang dirasa memberatkan pengemudi.
• 5 Fakta Menarik Nadiem Makarim, CEO Gojek Sebelum Ditunjuk Jadi Menteri Jokowi Kabinet Kerja Jilid 2
Berbeda dengan Bonceng, mereka menegaskan bahwa jika di aplikasi mereka, tarif akan sepenuhnya diterima oleh sang pengemudi.
Dengan kata lain, sang pengemudi bisa menerima tarif 100 persen dari orderan yang meraka ambil tanpa harus membagi denganpihak aplikator.
Bahkan Bonceng juga menegaskan, pelaku industri ride-hailing yang sekarang sangat merugikan khususnya para pengemudi.
Bonceng, mengakui perang tarif ojek online yang dibungkus promo cukup meresahkan.
“Tarif promo besar-besaran pada dasarnya tidak baik untuk mendewasakan pasar.
User (konsumen) dimanjakan dengan harga murah sehingga ke depan tidak bagus.
Ini akan menjadi predatory pricing yang dampaknya saling membunuh,” kata CEO Bonceng Faiz Noval, dikutip Tribunstyle.com dari Tribunnews pada Senin 28 Oktober 2019.
Dia mengharapkan terciptanya iklim bisnis yang sehat sehingga peluang berkompetisi dan bertumbuh dalam jangka panjang semakin terbuka.
• Aplikasi Bonceng Siap Saingi Gojek Cs, Pengemudi Bakal Dapat Order 100 Persen Tanpa Potongan

Maraknya tarif promo ojek online yang diterapkan Grab, sambung Faiz, sama saja memicu persaingan tidak sehat di bisnis transportasi online.
Atas dasar itu, dia mendorong pemerintah membatasi tarif promo yang dilakukan oleh aplikator.
Sebagai regulator, campur tangan pemerintah diperlukan untuk membuat ketetapan tarif ojek online melalui Permenhub 12/2019 tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
“Pemerintah mesti melihat ini dari sisi aturan. Tarif promo dilakukan untuk membatasi tarif promo pada minimal angka yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kalau tidak maka aturan tarif tidak dapat berjalan,” urai Faiz.
Dia menilai perang tarif promo secara besar-besaran merupakan ambisi untuk mendominasi pasar. Bila tak segera diatur, maka muncul kekhawatiran akan menciptakan monopoli pasar.
“Pastinya akan saling mematikan. Kalau kompetitor semuanya mati maka hanya akan ada satu pemain yang menguasai pasar sehingga harga tidak bisa dikontrol,” pungkas Faiz. (Tribunstyle.com/Candra Isriadhi)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Canggih, Fingerprint Lock untuk Buka WhatsApp, Beginilah Cara Mengaktifkannya