Setelah Hampir 20 Tahun Ditemukan Strain Terbaru HIV, Ilmuwan Sebut Tak Perlu Khawatir

Setelah hampir dua dekade, para ilmuwan menemukan strain baru Human Immunodeficiency Virus ( HIV). Strain baru ini disebut HIV-1 grup M subtipe L.

Editor: Asytari Fauziah
Kompas.com
Ilustrasi virus HIV 

TRIBUNMATARAM.COM Setelah hampir dua dekade, para ilmuwan menemukan strain baru Human Immunodeficiency Virus ( HIV). Strain baru ini disebut HIV-1 grup M subtipe L.

HIV sebetulnya dibagi menjadi dua jenis utama, yakni HIV-1 yang lebih umum dan HIV-2 yang kurang menular dan hanya berperan pada sekitar 0,01 persen dari kasus yang terjadi.

Kedua tipa ini lantas dibagi lagi menjadi beberapa strain. HIV-1, misalnya, dikategorikan dalam empat grup, termasuk grup M yang merupakan penyebab 90 persen kasus HIV.

Sebelumnya, grup M dianggap hanya terdiri dari sembilan strain: A, B, C , D, F, G. H, J, dan K.

Di antara sembilan strain ini, C merupakan strain yang paling umum di seluruh dunia.

Namun dengan ditemukannya jenis baru ini ini, kini jumlahnya jadi 10 strain.

Hari Ini 10 Oktober 27 Tahun Lalu Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini Sejarahnya

Bagaimana ditemukannya?

HIV-1 grup M subtipe L ditemukan oleh para peneliti setelah menemukan tiga kasus terpisah.

Dua ditemukan di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada tahun 1980-an dan 1990-an, sedangkan sampel ketiga ditemukan pada 2001.

Sampel ketiga ini dikumpulkan sebagai bagian dari studi pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.

Namun, jumlah sampel yang begitu kecil menyulitkan para peneliti pada masa ituuntuk mengurutkan genom virus HIV dan memastikannya sebagai jenis baru.

Berkat terobosan teknologi, kini para ahli telah memastikannya dan memublikasikan hasil penelitian mereka dalam jurnal Journal of Acquired Immune Deficiency Syndrome.

Perlukah kita khawatir?

Meski demikian, para ahli menekankan kepada publik untuk tidak khawatir dan panik akibat penemuan virus HIV jenis baru ini.

“Kemajuan ilmiah dalam pemahaman kita tentang HIV terus bergerak dengan cepat.

Penting untuk ditekankan bahwa ada banyak jenis HIV yang berbeda, tetapi kemampuan kita untuk mendeteksi dan mengobati virus tetap sama,” ujar Michael Worobey, kepala departemen ekologi dan evolusi biologi Univeristy of Arizona.

Dengan kata lain, obat antiretroviral yang kita miliki sekarang masih dapat mengendalikan strain baru HIV ini.

Selain itu, para ahli menegaskan bahwa strain HIV jenis baru ini cukup langka dan hanya menginfeksi segelintir orang di dunia.

Tak Cuma Mirror Syndrome Seperti Irish Bella, Ada 8 Sindrom yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

Apa arti dari temuan ini?

Menurut Mary Rodgers dari Abbott Laboratories, firma alat kesehatan dan perawatan kesehatan yang membantu menemukan strain baru ini, para ahli selalu mencari strain-strain baru untuk memastikan bahwa alat pengujian dan perawatan yang ada sekarang masih memadai.

Salah satu penulis studi, Dr Carole McArthur dari University of Missouri, Kansas City, juga berkata bahwa temuan ini memperingatkan kita bahwa untuk mengakhiri pandemik HIV, kita harus terus berpikir lebih cepat dari virus yang selalu berubah ini, serta menggunakan temuan terbaru dalam teknologi dan sumber daya lain untuk memonitor evolusinya. (Kompas.com/Farren Anatje Sahertian/Shierine Wangsa Wibawa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Strain Baru HIV Ditemukan, Ini yang Harus Anda Ketahui"

Ilustrasi Memar
Ilustrasi Memar (Tribun Wow)

Mendadak Memar Kerap Dikira 'Dijilat Setan' Ini Penjelasan Ilmiahnya Tandai Sakit Tertentu

Memar tanpa sebab kerap kali disebut "dijilat setan" padahal ada kemungkinan pecah pembuluh darah dan ada indikasi penyakit berat.

TRIBUNMATARAM.COM Pernahkah Anda menjumpai warna biru karena memar pada salah satu bagian tubuh tanpa Anda ketahui penyebabnya?

Misalnya pada bagian kaki, tangan, atau perut.

Beberapa kepercayaan kuno biasanya akan mengatakan, “Itu kamu dijilat setan”.

Ya, hal ini karena si penderita tidak mengalami kejadian apapun sebelumnya yang menyebabkan warna biru itu mucul.

Selain itu, meski terlihat memar tanda biru ini juga tidak menimbulkan rasa sakit apapun.

Warna tersebut juga akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

 Sempat Dinyatakan Sembuh Tapi Kanker Kembali Menyerang, Ria Irawan Bukan Penyitas Kanker Menye-menye

 Tahun Ini Terakhir Audisi Beasiswa Bulu Tangkis 2019, Begini Alasan PB Djarum

 Disebut Informan, Nikita Mirzani Somasi Elza Syarief, Akankah Pengacara Sajad Ukra Meminta Maaf?

 5 Tanda Toxic Relationship, Kenali Ciri-cirinya Agar Tak Terjebak dalam Hubungan Tak Sehat

Lalu mengapa hal itu bisa terjadi, dan apa artinya?

Seorang dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. Zubairi Djoerban SpPD, KHOM pernah menyampaikan kepada Kompas.com bahwa nama fenomena memar biru pada kulit itu bernama purpura simplex.

Warna biru itu dihasilkan oleh pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan darah menggumpal di bagian sekitarnya.

“Ketika pembuluh darah rusak, darah akan bocor ke daerah sekelilingnya.

Darah tersebut cenderung untuk berkoagulasi atau menggumpal. Ini yang menyebabkan terjadinya bercak biru atau memar,” kata Zubairi.

Untungnya, hal ini bisa menghilang dengan sendirinya tanpa perlu perawatan atau pengobatan khusus.

Banyak orang yang mengalami hal ini menuturkan bahwa sebelumnya mereka baru saja memiliki serangkaian kegiatan yang melelahkan atau pikiran yang membuat stres.

Namun, Zubairi menyebut, bisa saja memar biru yang terlihat pada kulit ini disebabkan oleh faktor lain yang merupakan indikasi adanya permasalahan kesehatan yang lebih serius.

Walaupun hal ini tidak banyak terjadi.

“Meski jarang, beberapa penyakit berat bisa ditandai oleh memar dan bercak biru.

Kalau itu terjadi, tentu saja pasien memerlukan penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

Sementara itu, dalam artikel yang dimuat dalam Halodoc, memar biru bahkan ungu kemerahan yang terjadi pada manusia tidak hanya sebgai purpura simplex saja, namun disebut dapat menjadi indikasi dari sejumlah penyakit berat.

Misalnya hemofilia, diabetes tipe 2, leukimia, atau menjadi tanda seseorang tengah mengalami kekurangan keping darah.

Memar ini akan sering terjadi pada orang-orang yang banyak melakukan aktivitas fisik, atau pada mereka yang telah berusia lanjut diakibatkan oleh penurunan fungsi pembuluh darah dan kulit pada tubuh mereka. (Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella/Resa Eka Ayu Sartika)

Sumber : https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/08/063000465/sering-disebut-dijilat-setan-memar-tanpa-sebab-tanda-penyakit-apa-?page=all

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Disebut "Dijilat Setan", Memar Tanpa Sebab Tanda Penyakit Apa?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved