Viral Hari Ini
Sudah 3 Hari Meninggal, Jenazah Remaja Ini Malah Ditaruh di Kantor Wali Kota Tak Kunjung Dimakamkan
Sudah 3 hari meninggal, jenazah remaja korban pengeroyokan ini tak kunjung dimakamkan malah ditaruh di kantor Wali Kota, alasannya miris.
Kepada Kompas.com, Heri bercerita bahwa ayah dan ibunya meninggal diduga karena digigit ular.
Sang ibu, Nuryani (38) meninggal sepekan yang lalu, sementara ayahnya, Maksum (45) meninggal sekitar 1,5 tahun lalu.
"Bapak meninggal dunia tahun lalu. Waktu itu habis pulang dari kebun, katanya kena gigit ular. Sakit dulu seminggu sebelum meninggal dunia,” tutur Heri, Jumat (18/10/2019).
Sementara sang ibu meninggal setelah jari kelingkingnya digigit ular saat tidur di rumahnya.
2. Berhenti sekolah agar tidak jadi beban
Heri memutuskan behenti sekolah sejak ayahnya meninggal dunia agar tidak menjadi beban keluarga karena ibunya tidak bekerja.
Saat itu dia masih duduk dibangku kelas 2 SMP.
“Lebih baik saya bantu ibu saja untuk cari uang untuk biaya sekolah adik-adik dan kebutuhan sehari-hari. Saya sama ibu bantu-bantu di kebun orang, angkut dan ngepak sayuran,” ujarnya.
3. Kerja serabutan

Sejak ibunya meninggal, Heri menjadi kepala keluarga bagi adik-adiknya, Riki (8), Rani (5) dan Ramdan.
Ia akan mempersiapkan seluruh kebutuhan adiknya. Heri juga yang mengantarkan dua adiknya yang ke sekolah.
Setelah itu ia pergi untuk kerja serabutan, setelah menitipkan si bungsu ke tetangga.
“Riki kan baru kelas 2 SD dan Rani baru masuk TK. Setelah mengantar sekolah saya asuh si bungsu, kalau saya mau kerja, adik dititip dulu ke tetangga,” ujarnya.
4. Tidak mau adiknya putus sekolah
Sebagai anak tertua, Heri bertekad agar semua adiknya melanjutkan sekolah sampai mereka tamat.
Ia juga berjanji akan menjaga mereka sampai besar.
“Saya tidak mau adik-adiknya putus sekolah seperti saya,” ucapnya.
Heri memutuskan berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 2 SMP. Ia memilih membantu ibunya bekerja, setelah sang ayah meninggal karena digigit ular 1,5 tahun lalu.
5. Rumah direnovasi

Saat ini, Heri dan adik-adiknya diungsikan ke rumah salah satu kerabat mereka. Sementara rumah mereka dibongkar dan direnovasi oleh warga sekitar agar lebih layak dan aman.
Hasbim, tokoh pemuda setempat bercerita bahwa jika rumah tidak diperbaiki, warga khawatir akan membahayakan penghuninya
Menurut Hasbim, lantai rumah terdapat banyak lubang dan kemungkinan menjadi tempat ular.
“Kami warga bersama karang taruna sepakat urunan untuk memperbaiki rumahnya karena memang sudah sangat tidak layak ditinggali."
6. Warga buru ular
Oni (65) kerabat Heri mengatakan keponakannya digigit ular yang berwarna putih-hitam.
“Kalau suaminya meninggal 1,5 tahun lalu. Sempat sakit dulu enam bulan sebelum meninggal. Juga karena digigit ular, tapi di kebun, kena betisnya,” ujarnya.
Sementara Hasbim, tokoh pemuda setempat berkata warga sempat mencari ular yang mengigit Nuryani hingga tewas.
“Sejak kejadian itu, kita lalu coba mencari ular. Ada yang melihat ada dua ular di permukiman, tapi baru dapat satu,” ucapnya.
Ia menenggarai ular berasal dari tebing yang berada tak jauh dari rumah korban. Namun sebut Hasbim, kasus warga yang digigit ular baru kali pertama terjadi di daerah tersebut.
“Di balik tebing itu kan banyak pohon bambu, dugaan kita ular berasal dari sana,” katanya.
7. Bupati jamin masa depan Heri dan adik-adiknya

Plt Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman sata mengunjungi kediaman Heri menyatakan akan menjamin masa depan mereka.
"Ke depan anak-anaknya harus dipikirkan sekolahnya, kita masukkan ke PKH (program keluarga harapan), mereka harus sekolah lagi. Soal kesehatannya saya sudah instruksikan puskesmas di sini agar memonitor kesehatan mereka," ujarnya.
Selain itu Herman juga menyerahkan bantuan berupa sembako dan uang sebesar Rp 20 juta untuk renovasi rumah.
"Barusan saya cek rumahnya ternyata sangat tidak layak. Semoga bantuan ini bisa membantu untuk perbaikan rumahnya,” sebutnya.
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Heri. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Heri dan adik-adiknya. Klik di sini untuk donasi.
SUMBER: KOMPAS.com (Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman | Editor : Khairina, Krisiandi, Farid Assifa)