Pengemis 65 Tahun Bawa Uang Rp 194,5 Juta, Kali Kedua Kena Razia dan Bawa Banyak uang

Seorang pengemis tertangkap petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan, saat diperiksa pria ini membawa uang tunai hampir 200 juta!

Editor: Asytari Fauziah
Pengemis jutawan bernama Muklis Muctar Besani di jaring petugas di kawasan Gandaria, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2019)
dok Dinsos Jakarta Selatan 

Jeni mengaku membiarkan anaknya mengemis karena faktor ekonomi. Setiap kali mengemis, kedua anak Jeni bisa mendapatkan uang Rp 25.000 hingga Rp 50.000.

"Anak saya ini bilang, 'Mak aku mau membantu karena uang sekolah kurang'. Istilahnya, dapat Rp 10.000 kasih emak lah," ujar Jeni di Mapolsek Medan Helvetia, Kamis (19/9/2019).

4. Diantar oleh angkot

Ilustrasi angkot
Ilustrasi angkot(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, sempat meminta keterangan Agus, sopir angkot yang biasa mengantarkan para pengemis.

Agus mengaku sudah lima kali membawa para pengemis dari tempat tinggal mereka di Gang Padang, Jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung.

Namun, Agus memberi keterangan berbelit-belit. Sebelumnya dia mengaku baru sekali dan tidak mengenal anak-anak tersebut.

Kapolsek Medan Helvetia Kompol Sah Udur mengatakan dalam kasus ini pihaknya belum menetapkan tersangka.

"Kalau untuk tersangka masih kita lakukan penyelidikan," katanya.

5. Untuk makan dan biaya sekolah

Ilustrasi pengemis.
Ilustrasi pengemis.(Shutterstock)

Efi Sanora Sihombing (28) membawa dua anaknya yang berusia 6 tahun dan 2,5 tahun untuk mengemis.

Anaknya yang berusia 6 tahuh masih duduk di kelas 1 SD.

Dia beralasan terpaksa meminta-minta di jalan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya setelah dia keluar dari pekerjaan di rumah makan.

Sementara suaminya merantau ke luar kota dan baru pulang setelah dua bulan sekali.

Sementara Rini Sibuea mengaku sudah enam bulan mengemis setelah suaminya meninggal dunia.

Saat mengemis, dia membawa dua anaknya yang berusia 6 tahun dan 1,5 tahun. Anak keduanya yang masih berusia 4 tahun ditinggal di rumah karena sakit sesak.

"Kadang dapat Rp 50 ribu, kadang enggak ada dapat sama sekali. Ini hanya untuk menutupi kebutuhan hidup. Saya banyak utang, makanya harus kerja begini," akunya.

Rini juga menjelasakan uang yang didapatkannya tidak diberikan kepada siapa pun.

"Ongkos pergi dan pulang Rp 15 ribu. kalau ditanya pendapatannya untuk apa, ya untuk bayar uang sekolah dan kebutuhan hidup," katanya.

6. Rencana diangkat jadi anak negara

Ilustrasi anak
Ilustrasi anak(shutterstock)

Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar S. Lubis mengatakan, anak-anak tersebut akan diangkat menjadi anak negara dan dirawat di rumah penampungan jika ditemukan fakta bahw aorangtua tidak bertanggung jawab.

Menurutnya Pemkot Medan sudah melakukan assessment dan akan dilanjutkan dengan kunjungan keluarga.

"Apakah termasuk orangtua bertanggung jawab atau tidak. Kalau tidak, akan kita angkat sebagai anak negara untuk dididik di panti yang menangani anak-anak terlantar," kata dia.

Ia menjelasakan solusi yang pertama adalah pemberdayaan secara ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama.

"Kita data apakan mereka sudah terima program atau belum, misalnya Program Keluarga Harapan (PKH), BPJS, Kartu atau Kartu Pintar untuk anak-anaknya, akan kita cek," kata Endar.

SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro)

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2019/09/20/08180041/fakta-20-anak-dijadikan-pengemis-di-medan-disuruh-ibu-minta-minta-di-jalan?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved