Kecelakaan Maut Bus Sriwijaya
Akad Dilaksanakan di Depan Jenazah Ayah Meninggal Laka Bus, Pengantin Wanita Tak Kuasa Menahan Haru
Rencana akad nikah yang akan dilaksanakan pada 29 Desember 2019 mendatang dimajukan pada Rabu (25/12/2019).
Tribunsumsel.com mendatangi keluarga korban di kediamannya di Desa Prajen Kecamatan Mariyana.
Sang ibu, Parida Ariani merasakan keganjalan atas meninggal anaknya.
Menurutnya, anaknya sewaktu bus jatuh ke jurang ketimpa motor yang dibawa oleh Bus Sriwijaya.
• KNKT Kemenhub Sebut Ada 5 Penyebab Utama Kecelakaan Maut Bus Sriwijaya di Pagaralam, Palembang
Penjelasan ini ia dapatkan dari seorang temen anaknya yang selamat dari kecelakaan tersebut.
"Yo dek aku masih janggal soalnya kata Aldi kawan anakku itu ada motor di dalam bus itu, jadi anak aku pas mobil jatuh motor itu turut jepit anak aku," tuturnya sedih.
Selain itu, ia makin merasakan kejanggalan itu lantaran saat melihat lengan anaknya yang patah dan lebam.
"Aku juga liat dek di lengan mbak Ulum itu patah trus lebam kaya ketimpa sesuatu ga mungkin kan anak pesantren bohong," ungkapnya.
Semua Barang Hilang
A Ulul Azmi (15 tahun), menjadi korban meninggal dalam kecelakaan Bus Sriwijaya.
Barang-barang yang dibawa Ulul tak satupun ditemukan.
Sang ibu Parida Ariani menyebutkan, uang titipan kawan-kawan anaknya sebesar Rp 2 juta untuk membeli kitab di Palembang juga hilang.
Ulul rencananya setiba di Palembang akan membeli keperluan belajar di Pesantren Darussalam Tegaraja, Kota Bengkulu.
"Iya mba Ulul itu kan sering bawain titipan belanja buku kitab kuning teman-temannya, Ulul bawa uang 2 juta, tapi ga ketemu. Kami harus ganti uang tersebut," ungkapnya dengan raut wajah sedih.
Sang ibu mengetahui putrinya membawa uang sebesar 2 juta dari sang kakak yang kerja di Pesantren Tempat ulul menimba Ilmu.
"Kami itu tau dari anak aku yang pertama kan kerja di sana, ayuknya ngomong Ulul bawa uang 2 juta rupiah untuk beli kitab titipan kawannya," tutur Ibunda.
Sang ayah, Paeran Pranata mengakui melihat catatan titipan buku tersebut saat sang kakak datang bersama Abuya Pesantren tempat Ulul menimba Ilmu.
"Tadikan abuya, kakak, ustad ustadzah sama kawan-kawannya mba ulul datang dek, jadi kami liat catatannya ada yang mau beli kitab Rp 200 ribu dan lain lain kami total semuanya Rp 2 juta rupiah," pungkasnya.
Bukan hanya uang, barang barang berupa koper dan sebagainya pun tidak ada.
Hanya perhiasan di tangan dan leher saja yang dikembalikan.
"Barang, koper, baju, dompet, ga ada yang kembali dek, cuman perhiasan yang ada di tangan sama leher tetap dikembalikan ke kami, ungkapnya, Rabu (25/12/2019).
Lima warga Desa Perajen, Kabupaten Banyuasin, Sumsel menjadi korban tewas kecelakaan Bus Sriwijaya di Lematang Pagaralam, Senin (23/12/2019) malam. (TS/ Novaldi/Nisa -TribunSumsel)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Orangtua Korban Cerita Pengalaman Naik Bus Sriwijaya : Penuh Barang, Ban Kempis Dipaksa Jalan