Tragedi Susur Sungai
Tewaskan 10 Siswi SMPN 1 Turi, Perwakilan PGRI DIY Minta Guru Bangga dengan 3 Tersangka Susur Sungai
Tragedi susur sungai tewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi, perwakilan PGRI DIY ajak guru bangga dengan sikap ketiga tersangka.
"Kami diperlakukan secara baik, tidak diintimidasi, tidak diperlakukan semena-mena," tegasnya.
Usai mendengar penjelasan itu, Arif bertanya mengenai kepala ketiganya yang gundul.
"Digundul ini permintaan kami. Yang jelas untuk faktor keamanan," ucap IYA.
Ketiganya juga mengenakan baju oranye agar sama dengan tahanan lain.
Sehingga tidak ada perbedaan satu sama lain di dalam tahanan. Sebab semua sama di mata hukum.
"Kalau sama dengan teman-teman di dalam kan saya tenang ketika di sini. Saya tidak masalah gundul, biar sama dengan lainya yang di dalam," tegasnya.
IYA menegaskan, proses hukum harus dijalankan. IYA bersama R dan DDS memang harus mempertanggungjawabkan atas apa yang terjadi.
"Ini kan risiko kami, memang harus dipertanggungjawabkan. Pertama kami harus mempertanggungjawabkan kepala Allah, yang kedua keluarga korban, yang ketiga mempertanggungjawabkan pada hukum," tandasnya.
Pada kesempatan ini, IYA dihubungkan melalui telepon dengan Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) PB PGRI Ahmad Wahyudi.
Kepada Ahmad, IYA menceritakan hal yang sama mengenai kondisinya dan mengenai kepalanya yang gundul.
Di akhir pertemuan, IYA mengucapkan terima kasih atas dukungan para guru.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan teman-teman guru. Yang jelas mohon dukunganya secara koridor hukum, jadi bisa melalui satu pintu," ungkapnya.
"Saya sudah mendengar sendiri bahwa mereka mengikuti proses hukum ini dan tidak ada tekanan.
Mereka sehat, baik, dan tidak ada satu permasalahan," tuturnya.
Terkait dengan kepala gundul, merupakan permintaan dari ketiganya. Supaya sama tahanan lain.