Virus Corona
Olahraga yang Disarankan Ahli Kesehatan untuk Tangkal Virus Corona, Jangan Sembarangan!
Jenis olahraga yang disarankan dilakukan untuk menjaga imunitas tubuh dari infeksi corona.
TRIBUNMATARAM.COM - Jenis olahraga yang disarankan dilakukan untuk menjaga imunitas tubuh dari infeksi corona.
Mewabahnya corona di Indonesia seharusnya disikapi dengan meningkatnya gaya hidup sehat.
Salah satu gaya hidup sehat yang bisa dilakukan adalah dengan rajin berolahraga.
Lantas apa jenis olahraga yang tepat untuk menangkal virus corona?
• Video Viral Pria Suspect Corona Diamankan di Bandara Minangkabau, Akhirnya Ngaku 3 Hari Sesak Napas
• 4 Salah Kaprah Soal Virus Corona yang Buat Penyebarannya Makin Memburuk di Indonesia
Melakukan aktivitas olahraga diyakini mampu meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh sehingga seseorang menjadi tidak mudah terjangkit virus, termasuk virus Corona atau Covid-19.

Namun, olahraga tidak boleh dilakukan sembarangan. Alih-alih membuat badan sehat, olahraga yang dilakukan tidak tepat malah bisa membuat tubuh rentan mengalami sakit.
Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Michael Triangto, Sp.KO, saat diwawancara Kompas.com, Senin (16/3/2020).
Pemilik Slim + Health Sports Therapy di Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu menegaskan olahraga apabila dilakukan dengan benar dan tepat, akan dapat meningkatkan imunitas.
Semua olahraga
Dia menjelaskan apa yang dimaksud dengan olahraga yang benar dan tepat, yakni olahraga apa pun asal tidak terlalu keras atau menyalahi prosedur.
Selain itu, pilih olahraga yang dapat tidak menimbulkan sejumlah dampak buruk sebagai berikut:
- Dehidrasi parah
- Rasa sakit
- Lapar
“Jangan berfikir olahraga itu harus keras, harus berat. Ini yang salah, malah bisa terserang sejumlah penyakit,” jelas dr. Michael
dr. Michael menerangkan jika melakukan olahraga secara berlebihan, seseorang sangat mungkin akan mengalami kelelahan dan imunitas turun.
Itu mengapa akhirnya, kata dia, selama ini ditemui banyak kasus orang yang tidak melakukan olahraga dengan tepat, rentan terjangkin flu maupun penyakit lainnya.
Selain itu, orahraga yang dilakukan dengan tidak tepat juga bisa malah merusak organ tubuh. Sebut saja serangan jantung.
“Mau itu lari, push up, sepak bola, basket, atau apa pun jika salah sedikit saja dalam melakukannya, bisa juga berubah membahayakan kehidupan,” jelas dr. Michael.
Menghitung denyut nadi maksimal saat olahraga
Dia pun membagikan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk menentukan olahraga yang telah dikerjakan sudah tepat atau belum.
Caranya, yakni dengan menghitung jumlah denyut nadi maksimal saat berolahraga.
Rumus yang bisa dipakai untuk menghitung denyut nadi maksimal, yaitu 220 dikurangi usia dalam tahun, kemudian hasilnya dikalikan 80 persen.
Sebagai contoh, seseorang yang masih berusia 20 tahun dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga berat yang bisa memicu denyut nadi melebihi angka 160 kali per menit.
160 kali per menit merupakan hasil penghitungan dari 220 dikurangi 20 tahun dan hasilnya dikalikan 80 persen. (Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cegah Virus Corona, Dokter Sarankan Lakukan Olahraga Seperti Ini", https://health.kompas.com/read/2020/03/16/120000768/cegah-virus-corona-dokter-sarankan-lakukan-olahraga-seperti-ini?page=all#page2.

4 Salah Kaprah Soal Virus Corona yang Buat Penyebarannya Makin Memburuk di Indonesia
Empat salah kaprah yang justru buat penyebaran virus corona makin memburuk.
Mewabahnya corona di Indonesia tampaknya tidak banyak membuat masyarakat Indonesia membatasi gaya hidup yang biasa dijalani.
Sayangnya, kurangnya kesadaran masyarakat akan social distancing atau beberapa hal terkait corona, membuat virus ini semakin mudah berkembang di Indonesia.
Beberapa tindakan atau hal sederhana yang kita lakukan tanpa sengaja bisa membuat wabah infeksi virus corona semakin parah.
• Perkembangan Terbaru Penanganan Kasus Virus Corona di Indonesia Setelah Dinyatakan Bencana Nasional
• Gubernur NTB Hentikan Aktivitas Belajar karena Virus Corona, Namun Tak Pengaruhi Jadwal UN
Pasalnya, penularan virus corona baru jenis SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tak mudah terlacak.
Melansir Harvard Health Publishing, beberapa orang penderita Covid-19 bisa tidak langsung mengalami gejala penyakit yang parah saat terpapar virus corona.
Dari beberapa kasus, gejala penyakit baru muncul setelah 13 hari terpapar virus. Ada juga riset yang menunjukkan, masa inkubasi penyakit sekitar lima hari.
Selain tidak berdampak langsung pada tubuh, gejala Covid-19 seperti demam dan batuk juga kerap rancu dengan penyakit lain seperti influenza.

Padahal, virus ini rentan menular dari interaksi dengan jarak kurang dari dua meter. Celah penularannya, bisa juga lewat cipratan dahak, bersin, atau cairan saluran pernapasan penderita yang menempel di barang-barang sekitar kita.
Begitu benda tersebut tanpa sengaja disentuh, dan orang yang kondisi tangannya belum pasti bersih menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka sendiri, orang tersebut bisa tertular.
Atau, apabila daya tahan tubuhnya cukup prima, virus biang penyakit bisa terbawa dan kemungkinan menyebar pada orang sekitarnya.
"Setiap orang dapat berkontribusi untuk mencegah penyebaran virus corona," ujar Dr. Stanley Deresinski, Profesor penyakit menular dari Stanford Medicine, AS, melansir Live Science.
Ada beberapa hal sederhana yang membuat penyebaran wabah infeksi virus corona kian meluas. Antara lain:
Jika Anda menderita gejala COVID-19 atau rentan tertular virus corona karena berinteraksi dari jarak dekat dengan orang yang positif virus corona, Anda perlu mengarantina diri sendiri.
Banyak orang menyepelekan karantina mandiri atau isolasi mandiri dengan tidak bekerja di kantor, tapi masih berpergian ke tempat lain.
Hal itu berisiko menyebarkan penyakit kepada orang lain. Untuk itu, tinggal di rumah penting bagi orang yang berisiko tertular Covid-19.
Tak sekadar tinggal di rumah, Anda yang menjalani karantina atau isolasi mandiri juga wajib rajin cuci tangan, menjaga jarak dengan orang sekitar, dan menggunakan masker.
2. Percaya informasi yang tidak kredibel
Belakangan, media sosial banjir informasi kesehatan seputar virus corona yang tidak akurat.
Misalkan beberapa hoaks obat alternatif untuk menanggulangi virus corona, tips yang tidak benar soal masker, dan hand sanitizer, dll.
Untuk mengecek akurasi informasi, coba bandingkan informasi tersebut dari sumber terpercaya, misalkan dari otoritas resmi, pemerintah, maupun Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Saat menemukan hoaks di media sosial, Anda juga perlu meluruskan dan sertakan tautan informasi yang benar.
3. Abai pada kesehatan dan kebersihan
Banyak orang mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.
Padahal, kedua hal tersebut merupakan langkah utama untuk melindungi diri agar tak mudah tertular penyakit. Anda bisa melindungi diri dengan:
- Meminimalkan kontak dengan orang sakit, apabila tidak ada keperluan mendesak
- Anda juga wajib menghentikan kebiasaan menyentuh mata, hidung, dan mulut dalam kondisi tangan tak bersih
- Tinggal di rumah saat sakit
- Tutup batuk atau bersin dengan tisu, lalu buang tisu di tempat sampah
- Bersihkan benda yang sering dipegang dengan cairan disinfektan atau cairan pembersih rumah tangga
- Gunakan masker saat batuk, pilek, menunjukkan gejala Covid-19, atau merawat orang sakit
- Rajin cuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang memiliki kadar alkohol minimal 60 persen.
4. Menimbun Masker

Beberapa orang mengabaikan kebersihan dan kesehatan namun menimbun masker untuk melindungi diri dari penyakit.
Padahal, mengenakan masker bedah biasa tidak bisa sepenuhnya melindungi diri dari penyakit.
Pasalnya, masker hanya menutup bagian hidung dan mulut, belum melindungi bagian mata. Selain itu, masker juga tidak bisa memblokir partikel virus berukuran kecil seperti SARS-CoV-2.
Prioritaskan masker sebagai alat perlindungan diri baru tenaga profesional medis, orang yang sedang merawat orang sakit, dan orang yang sedang batuk dan pilek.
Dengan demikian, menimbun masker demi keuntungan atau ego pribadi justru dapat membuat wabah penyakit berpotensi meluas. (Kompas.com/ Mahardini Nur Afifah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Salah Kaprah yang Bikin Wabah Virus Corona Kian Merebak", https://health.kompas.com/read/2020/03/16/100300568/4-salah-kaprah-yang-bikin-wabah-virus-corona-kian-merebak?page=all#page2.