Viral Hari Ini

Tangis Histeris Dina, Ibu Korban Begal yang Selamat tapi Malah Dirampok Orang yang Menolong

Namun, siapa sangka orang yang menolongnya justru merampok harta bendanya termasuk sepeda motornya.

Penulis: Salma Fenty | Editor: Salma Fenty Irlanda
Regional Kompas.com
Ilustrasi begal bawa senjata tajam 

TRIBUNMATARAM.COM - Dina (35), seorang ibu rumah tangga asal Medan, Sumatera Utara hanya bisa menangis histeris mengetahui motornya raib digondol orang yang menolongnya.

Peristiwa ini bermula tatkala Dina menjadi korban pembegalan di kawasan Underpass Tiitikuning, Medan setelah mengantarkan anaknya ke rumah orangtuanya, Raby (15/4/2020).

Dina masih beruntung selamat dari aksi pembegalan yang membuatnya sempat jatuh hingga tak sadarkan diri.

Namun, siapa sangka orang yang menolongnya justru merampok harta bendanya termasuk sepeda motornya.

5 Aksi Pelecehan Seksual Viral 2 Pekan Terakhir, 3 Begal Payudara hingga Pelaku Masturbasi Ditangkap

Pelajar Bunuh Begal, Tak Terbukti Lakukan Pembunuhan Berencana, Jaksa Tak Bisa Buktikan Pasal Ini

Awalnya, Dina dipepert oleh pengendara motor lain yang ternyata seorang jambret.

Salah satu orang kemudian merampas tas yang dibawa Dina.

Sempat terjadi tarik-menarik hingga Dina terjatuh dari sepeda motornya.

Ilustrasi penjambretan
Ilustrasi penjambretan (TribunMedan)

"Mungkin geram karena tak bisa lepas-lepas, saya yang dibantingnya. Setelah itu saya jatuh dan tak ingat lagi. Seperti dipukuli," kata Dina, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.

Dina baru tersadar ketika berada di ruang UGD Rumah Sakit Mitra Sejati.

Dina tidak mengetahui siapa yang membawanya ke rumah sakit.

"Begitu kejadian, saya langsung lupa, tidak sadar karena pingsan. Mereka pukul, seret saya sampai saya tidak sadar. Tiba-tiba sadar di CT Scan di Mitra Sejati," kata Dina.

Mengaku polisi

Selanjutnya, menurut Dina, saat itu ada seseorang yang tidak dia kenal yang mendampinginya di rumah sakit.

Laki-laki tersebut mengaku sebagai polisi dan membawa tas milik Dina, karena saat itu belum ada pihak keluarga Dina yang datang ke rumah sakit.

Menurut Dina, pria tersebut menjelaskan bahwa sepeda motor miliknya ada di parkiran rumah sakit.

Pria tersebut berjanji akan membantu Dina dan mengusut para pelaku penjambretan.

Dina kemudian dipindahkan dari ruang UGD ke ruang perawatan pasien.

Tak hanya itu, pria yang mengaku polisi itu juga memberikan sebuah kain sarung yang masih baru kepada Dina.

Dina semakin yakin pada orang tersebut dan tidak memiliki kecurigaan sama sekali.

Belakangan, Dina merasa seperti sedang dihipnotis.

"Dia kasih kain sarung baru.

Setelah disarungkan ke badan saya, saya sepertinya percaya sama dia.

Lalu dia ambil kerabu (anting) dari tas saya. Saya lihat, tapi saya diam dan dia pergi pamit bawa kunci motor untuk beli makanan. Saya diam juga," kata Dina.

Selanjutnya, hingga sudah hampir pukul 01.00 WIB, pria tersebut tidak juga kembali.

Dina dan kerabatnya kemudian mulai menangis, karena baru merasa tertipu dengan orang tersebut.

Dina mengaku kehilangan sepasang anting seberat 6 gram dan uang tunai sekitar Rp 200.000.

Tak hanya itu, sepeda motor berikut dengan STNK juga hilang dibawa oleh pria tersebut.

"Kami tengok juga di CCTV rumah sakit, dia juga yang bawa. Kita nangis karena sudah dimodusin.

Jago kali lah dia. Mudah-mudahan dia cepat ditangkap, dihukum dan saya dapat hak saya," kata Dina.

Dina mencurigai bahwa antara dua orang pelaku penjambretan, pengamen yang ikut mengantar ke rumah sakit dan pria yang mengaku polisi adalah suatu komplotan perampok.

"Saya berkeras ini komplotan. Si begal itu dan yang satu nyamar jadi polisi sama pengamen itu.

Karena mungkin kereta (motor) belum diambil sama mereka, belum ada hasil keburu masyarakat datang," kata Dina.

Hingga berita ini ditulis, Kapolsek Deli Tua AKP Zulkifli Harahap belum berhasil dihubungi.

Ilustrasi
Ilustrasi (TribunWow)

Guru Dibegal hingga Tewas

Aksi pembegalan memang masih rawan di Indonesia.

Sekira bulan Oktober 2019 silam, seorang guru tewas setelah dibegal.

Ely Heriana (51) meninggal dunia diduga karena dijambret oleh orang tak dikenal.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (3/10/2019) kemarin sekitar pukul 17.30 WIB di Jalan Lapter, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I tepatnya depan kantor eks BNN Musi Rawas.

Guru SMP Negeri 2 Lubuklinggau itu sebelumnya terkapar di jalan dan penuh luka, terutama di bagian kepala.

Sempat dilarikan di rumah sakit, namun sayang nyawa Ely tidak dapat tertolong.

Meninggalnya sang guru membuat rekannya tak percaya.

Begitu juga dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lubuklinggau, Suparman yang mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa rekannya berpulang secepat itu.

Telebih pada sore harinya, sebelum kejadian, korban masih berada di sekolah.

"Sebelum kejadian bu Ely ada di sekolah, dia pulang dari sekolah sekitar pukul 17.00 WIB," kata Suparman pada Tribunsumsel.com, Kamis (3/10/2019) malam.

 Rumitnya Kisah Asmara YL, Selingkuh dan Ditipu Supir, Ingin Bunuh Suami Hingga Berujung Penjara

Suparman menuturkan terakhir bertemu dengan almarhum saat sosialisasi kegiatan yang dilaksanakan oleh BNN di SMP Negeri 2.

Saat itu Ely hadir bersama rekan-rekan guru lainnya.

"Kami saat itu ketemu, kalau komunikasi langsung tidak ada, selesai acara dia (Ely) belum pulang. Karena disekolah masih ada kegiatan jadi dia (Ely) sampai sore," ungkapnya.

Selama ini Ely dikenal baik dan dekat para siswa, terbukti saat anak didiknya tahu Ely meninggal kena jambret rumahnya langsung dipenuhi oleh siswa-siswi yang melayat.

Ely meninggalkan empat orang anak dan seorang suami.

Tapi saat ini suaminya Ahmad Romzah ASN Dispora Kabupaten Musi Rawas sedang berada di Singapura mendampingi anak-anak Paskibraka wawasan kebangsaan.

Irvan (34 tahun), guru olahraga SMP Negeri 2 Lubuklinggau membenarkan, informasi yang mereka terima Ely tewas karena dijambret.

"Kami dapat informasi kena jambret, tapi dapat cerita tidak ada barangnya yang hilang, mungkin karena dia melawan," kata Irvan pada Tribunsumsel. com.

Irvan menuturkan sempat kaget dan tidak percaya kalau Ely meninggal.

Sebab mereka terakhir bertemu waktu acara sosialisasi BNN di Sekolah SMPN 2.

Ketika itu mereka menampilkan konten tik-tok yang mereka buat.

"Dia guru BK humas, sempat ketemu ngajar tadi kebetulan ada UTS, Sehari -sehari gurunya baik asyik orangnya tidak neko-neko," paparnya.

Suasana rumah duka Ely Heriana (50 tahun) di RT 5 Perumnas Lestari, Kelurahan Taba Lestari, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, Kamis (3/10/2019). Ely diduga menjadi korban jambret.
Suasana rumah duka Ely Heriana (50 tahun) di RT 5 Perumnas Lestari, Kelurahan Taba Lestari, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, Kamis (3/10/2019). Ely diduga menjadi korban jambret. (Tribun Sumsel/ Eko Hepronis)

Kapolres Lubuklinggau AKBP Dwi Hartono saat dikonfirmasi, membenarkan dugaan sementara korban meninggal karena akibat curas atau jambret.

"Sementara ia, untuk kepastiannya kita belum tahu. Karena anggota masih melakukan penyelidikan," kata Dwi pada Tribunsumsel.com.

Dalam laporan ia terima korban menggunakan sepeda motor vario menuju arah bandara.

Saat itu keterangan saksi saksi di tempat kejadian hanya mendengar sepeda motor korban terbalik.

"Mereka melihat korban sudah tergeletak di jalan dan kepalanya luka dan berdarah kemudian ditolong warga membawanya ke rumah sakit," paparnya.

Kronologi

Kejadian ini sempat membuat warga heboh.

Sebab warga menemukan Ely Heriana sudah dalam keadaan sudah tidak beryawa dengan kondisi kepala pecah dan berlumuran darah.

Berdasarkan informasi dihimpun dirumah duka, kejadian bermula saat Ely sepulang dari mengantar anaknya ikut les dengan mengendarai motor honda matic.

Saat itu, Ely menyelempangkan tas warna hitam.

Setiba dilokasi diduga ia dijambret oleh dua orang berboncengan dengan mengendarai motor vixion warna merah.

Suara teriakan minta tolong dari seorang wanita mengagetkan Daus, warga Jalan Lapter, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kamis (3/10/2019).

"Kami lihat sudah ada ibu-ibu yang tergeletak dengan posisi miring di seberang jalan," kata Daus pada Tribunsumsel.com.

Ely, warga RT 5 Perumnas Lestari, Kelurahan Taba Lestari, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1, diduga menjadi korban keganasan jambret.

Tempat kejadian jambret di Jl Lapter,  Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, tepatnya 
depan kantor eks BNN Musi Rawas, Kamis (3/10/2019)
Tempat kejadian jambret di Jl Lapter, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, tepatnya depan kantor eks BNN Musi Rawas, Kamis (3/10/2019) (Tribun Sumsel/ Eko Hepronis)

Ely tewas mengenaskan dengan luka di kepala.

Aksi penjambretan itu terjadi pada Kamis (3/10/2019) petang sekitar pukul 17. 30 WIB.

Penjambretan terjadi di Jalan Lapter, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I tepatnya depan kantor eks BNN Musi Rawas.

Daus, saksi mata menuturkan saat itu ia tengah duduk-duduk di depan rumahnya.

Ia tiba-tiba dikagetkan oleh teriakan seorang wanita minta tolong.

"Sebelum jatuh ibu itu berteriak, setelah itu ada motor vixion merah bonceng dua ngebut melarikan diri," ujar Daus.

Melihat ibu itu, tergeletak warga dan pedagang buah setempat langsung berupaya menolong dan melarikannya ke rumah Sakit Siti Aisyah Lubuklinggau.

"Kami lihat ibu sudah tidak bergerak lagi, keluar darah dari mulut dan hidung, bahkan, helmnya terlepas, sampai rumah sakit sudah meninggal," paparnya.

(TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangis Histeris Dina, Ibu Korban Begal yang Selamat tapi Justru Dirampok Orang yang Menolong.

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved