Virus Corona
Pernikahan Jadi Duka setelah Adik & Ibu Pengantin Wafat karena Covid Ternyata Cuma Dihadiri 20 Orang
Fakta pesta pernikahan di Semarang berakhir duka setelah ibu dan adik pengantin wafat karena Covid-19.
TRIBUNMATARAM.COM - Fakta pesta pernikahan di Semarang berakhir duka setelah ibu dan adik pengantin wafat karena Covid-19.
Belum lama ini, muncul pemberitaan mengenai klaster baru virus corona di Semarang, Jawa Tengah yang berasal dari sebuah pesta pernikahan.
Dikabarkan, pesta pernikahan tersebut melanggar aturan pembatasan yang telah ditetapkan pemerintah.
Rupanya, faktanya tidak demikian, berikut selengkapnya.
• UPDATE Virus Corona Nasional 25 Juni 2020, Tambah 1113, 5 Provinsi Nol Kasus Baru, Jatim Tertinggi
• POPULER Pernikahan Langgar Aturan Pembatasan Nekat Digelar Jadi Duka, Satu per Satu Tamu Meninggal
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan ada peningkatan jumlah kasus positif Corona di Semarang. Salah satunya dipicu oleh temuan kasus baru di sebuah acara pernikahan.
Penikahan tersebut digelar di rumah pengantin wanita di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang Timur pada Kamis (11/6/2020).
Keluarga membantah mengadakan pesta pernikahan. Namun acara hari itu hanya proses akad nikah yang diselenggarakan sesuai protokol kesehatan.
Ada sekitar 20 orang dari keluarga yang hadir di acara yang diselenggarakan di rumah.
Selain itu, akad nikah tersebut sepengetahuan kepala desa setempat dan dikawal Bhabinkamtibmas.
"Akad nikahnya diadakan di rumah pengantin. Sudah sepengetahuan Pak Lurah dan Bhabinkamtibmas juga mengawal. Yang datang juga sekitar 19- 20 orang dan sesuai protokol kesehatan," jelas saudara pengantin Muhammad Syaqrun saat dikonfirmasi, Rabu (24/6/2020).
Ibu dan dan adik meninggal positif Covid-19

Setelah akad nikah, Sabtu (13/6/2020), adik pengantin sakit dan mengeluh kelelahan. Ia pun dilarikan ke RS Agung Semarang.
Ia menjalani rapid test dan hasilnya non reaktif. Namun ada flek di paru-paru dan sang adik menjalani tes swab.
Satu hari kemudian, Minggu (14/6/2020), ia meninggal dunia dan dimakamkan sesuai prosedur Covid-19.
Setelah hasi test swab keluar, sang adik dinyatakan poisitif Covid-19.
Di waktu yang bersamaan, kedua orangtua pengantin juga sakit dirawat di rumah sakit yang sama.
Sang ibu yang memiliki riwayat penyakit liver meninggal dunia pada Senin (15/6/2020) dan ia dinyatakan positif Covid-19.
Ayah pengantin juga dinyatakan positif Covid-19 dan saat ini menjalani isolasi di rumah sakit.
Menurut Syaqrun, keluarga mempelai, ayah sang pengantin memiliki riwayat penyakit asam urat dan saat ini kondisinya mulai membaik.
"Setelah adiknya meninggal baru keluar surat dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dinyatakan positif Covid-19. Ayah dan almarhum ibu juga dinyatakan positif Covid-19," katanya.
Tes swab mandiri, 2 orang positif Covid-19

Setelah dua orang meninggal dunia karena Covid-19, delapan anggota keluarga pengantin melakukan tes swab mandiri di RS Telogorejo Semarang.
Hasilnya dua orang dinyatakan positif Covid-19 dan mereka masuk kategori orang tanpa gelaja (OTG).
"Kemarin ada delapan orang sudah tes swab mandiri. Hasilnya sebagian besar negatif tapi ada dua yang positif Covid-19 mereka OTG diisolasi mandiri di rumah dan salah satunya sempat isolasi di rumah dinas Wali Kota," ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Semarang kemudian melakukan tes swab kepada semua tamu yang datang di cara akad nikah terseb. Hasilnya, semua tamu dinyatakan negatif Covid-19.
"Hari Rabu Dinkes melakukan swab test pada hadirin yang datang, Jumat keluar hasilnya negatif semua," ungkapnya.
Sementara takmir masjid yang sempat dinyatakan positif Covid-19 sudah menjalani swab test kedua dan hasilnya negatif.
Menanggapi peristiwa tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Halam mengatakan acara akad nikah tersebut tidak sesuai dengan ketentuan pembatasan dan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Semarang.
"Acara pernikahan yang digelar itu prosesi ijab kabul. Nah, tamu yang hadir lebih dari 30 orang, tidak sesuai ketentuan pembatasan," kata Abdul Hakam, Minggu (21/6/2020).
Petugas kesehatan telah melakukan penelusuran kontak, dan kembali menemukan lima orang terinfeksi Covid-19.
Kemudian, pihaknya kembali melakukan tes kepada 25 orang yang diduga kontak erat dengan pasien positif Covid-19 di prosesi pernikahan.
Sebelumnya, sudah ada beberapa klaster penularan Covid-19 di Semarang, di antaranya pasar tradisional, rusunawa, perbankan, toko swalayan, hingga klaster Balai Kota Semarang atau Pemkot Semarang.
Kabar Sebelumnya
Duka setelah gelar pesta pernikahan tanpa protokol kesehatan, satu per satu tamu positif Covid-19 dan meninggal.
Pernikahan yang digelar di Semarang, Jawa Tengah ini berakhir duka.
Kebahagiaan menyongsong hari baru justru menjadi awal petaka.
Warga Kota Semarang, Jawa Tengah nekat menggelar pesta pernikahan dengan melanggar ketentuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM).
• Video Dokter Stres Nekat Telanjang Dikabarkan Suami & Anak Wafat karena Corona, Faktanya Masih Sehat
• Syarat dari Kemenag Jika Warga Ingin Gelar Pernikahan di Luar KUA saat Pandemi Covid-19
Akibatnya, pesta pernikahan tersebut justru berakhir duka setelah satu per satu kerabat sakit hingga meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan Pemkot Semarang, banyak di antara mereka yang rupanya terkonfirmasi positif Covid-19 usai dilakukan tracing.
Berawal pesta pernikahan

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi mengemukakan, peristiwa ini terjadi sekitar pertengahan Juni 2020.
Ada warga Semarang yang menggelar pernikahan. Namun, tutur Hendi, pernikahan itu dilakukan tak sesuai prosedur seharusnya di tengah pandemi.
"Kejadian empat hari yang lalu ada pernikahan yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan karena lebih dari 30 orang," kata dia, Sabtu (20/6/2020).

Acara pernikahan yang seharusnya berakhir bahagia justru menjadi duka.
Sebab setelah pesta pernikahan itu, satu per satu keluarga sakit, kritis hingga ada yang meninggal dunia.
"Tersiar kabar ibu salah seorang pengantin meninggal dunia. Kemudian menyusul ayahnya sakit kritis positif Covid-19," tutur dia.
Tak berhenti sampai di situ, kasus keluarga yang meninggal masih berlanjut hingga pemerintah melakukan tracing.
"Terus anak atau adiknya yang pengantin juga meninggal. Lalu kita tracing," ujar dia.
Dari hasil tracing, rupanya takmir masjid pelaksanaan acara pernikahan tertular Covid-19.
Sumbang lonjakan kasus positif

Hendi mengatakan, awalnya dari pesta pernikahan itu ditemukan lima orang positif Covid-19.
Setelah tracing diperluas, masih banyak yang terinfeksi.
"Dari sembilan orang ada lima orang yang tertular positif Covid-19. Tracing lagi ke keluarganya banyak yang positif," jelasnya.
Hendi membenarkan, pesta pernikahan ini menyumbang lonjakan kasus positif Covid-19 di Semarang.
Ia meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan agar kejadian serupa tak terulang.
(KOMPAS.com /Riska Farasonalia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Klaster Penikahan di Semarang, Dihadiri 20 Orang, Ibu dan Adik Pengantin Meninggal Positif Covid-19" dan "Duka Usai Pesta Pernikahan, Satu per Satu Kerabat Positif Covid-19, Ada yang Meninggal".
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Pernikahan Jadi Duka setelah Adik & Ibu Pengantin Wafat karena Corona Ternyata Cuma Dihadiri 20 Tamu.