Virus Corona

Kisah Achmad Yurianto Disebut Pembawa Berita Kematian, Sampai Ucapkan Terima Kasih Dapat Julukan Itu

Saat itu Yuri tak hanya menyampaikan soal angka kematian, tetapi juga informasi terkait lainnya yang perlu diketahui, termasuk materi edukasi.

Editor: Asytari Fauziah
Tangkap Layar akun YouTube KompasTV
Pernyataan Jubir pemerintah khusus penanangan virus corona, Achmad Yurianto Soal 19 orang positif corona di Indonesia. 

TRIBUNMATARAM.COM Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto bercerita, ia pernah dijuluki "pembawa berita kematian" karena selalu menyampaikan perkembangan data Covid-19.

Padahal, saat itu Yuri tak hanya menyampaikan soal angka kematian, tetapi juga informasi terkait lainnya yang perlu diketahui, termasuk materi edukasi masyarakat. 

"Saya omongkan dengan data yang saya miliki, sehingga di awal-awal dengan 15 menit saya menerangkan, 10 menit untuk edukasi, dan 5 menit terakhir untuk umumkan data (Covid-19)," kata Yuri saat menyampaikan pidato dalam acara peluncuran buku "Menghadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemi" karya Saleh Daulay secara virtual, Jumat (10/7/2020).

Angka Kesembuhan Pasien Virus Corona Capai 44 Persen, Achmad Yurianto Ungkap Penyebabnya

"Yang selalu dipakai semua adalah tontonan 5 menit terakhir itu, sehingga Achmad Yurianto (disebut) pembawa berita kematian," kata dia.

Dari situ, Yuri mulai belajar. Ia memperbaiki cara penyampaian data Covid-19. Namun, upayanya belum juga berhasil. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto (istimewa)

"Sampai saya akali yang 5 menit saya pindah-pindahin, saya potong-potong, data positif tak tambahin edukasi.

Begitu saya ngomong di YouTube, dirangkai lagi jadi itu (data kematian Covid-19).

Jadi, inilah yang kemudian saya berterima kasih mendapat julukan pembawa berita kematian," ujar Yuri.

Menurut dia, respons masyarakat lantas berubah ketika dr Reisa Broto Asmoro ditunjuk menjadi rekannya dalam menyampaikan perkembangan Covid-19.

Setelah ada Reisa, kata dia, pandangan masyarakat pun berubah. 

"Begitu partner saya ditunjuk oleh kementerian komunikasi muncul dr Reisa Broto Asmoro, saya minta untuk edukasi baru berubah pandangan bahwa Covid-19 tidak menakutkan lagi, tidak menakutkan lagi Covid-19, yang baca Covid-19 maksudnya," tutur Yuri.

Achmad Yurianto Ingatkan Masyarakat 3 Titik Lokasi yang Berpotensi Jadi Tempat Penularan Covid-19

 Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan ada tiga lokasi yang berpotensi menjadi titik-titik baru penularan Covid-19.

Hal ini menurutnya berdasarkan kajian dari para ahli.

"Di era adaptasi kebiasaan baru ( new normal) maka ada beberapa titik yang berpotensi untuk bisa menjadi tempat sebaran baru (penularan) Covid-19," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (26/6/2020) sore.

 Diisolasi 66 Hari, Ini Cerita Pasien Positif Virus Corona Jalani 14 Kali Swab Test hingga Sembuh

Pertama, kata dia, adalah ruang kantor. Untuk menghindari penularan Covid-19 di kantor, pemilik perusahaan atau pengelola disarankan mencermati tiga hal.

"Satu, perhatikan pengisian ruang dengan jumlah orang. Untuk memastikan setiap pekerja di kantor bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, antara satu dengan yang lain," tutur Yuri.

Ilustrasi kantor saat new normal
Ilustrasi kantor saat new normal (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Lalu, yang harus dicermati bahwa adanya kontak yang lama antara sesama karyawan akan berpeluang untuk terjadi penularan.

Sehingga, para karyawan diharuskan menjaga jarak dan tetap memakai masker saat berada di ruang kerja.

 Kisah Dokter Hisbullah, Sediakan RS Gratis Corona Walau Tak Digaji, Kini Kesulitan Bayar Listrik

Kemudian, harus mengatur ventilasi dan sirkulasi udara di kantor.

"Diupayakan penggunaan pendingin ruangan tidak sepanjang waktu. Mungkin dimulai pada jam tertentu.

Dan diupayakan juga setiap hari udara di dalam kantor berganti udara segar dari luar," jelasnya.

Lokasi kedua, lanjut Yuri, adalah rumah makan, restoran, warung atau kantin.

Mayoritas individu akan sering berada di lokasi tersebut di jam tertentu, misalnya saat makan siang.

Oleh karenanya, pemilik tempat makan dan masyarakat harus disiplin menjaga jarak, mengindari kerumunan dan memakai masker saat berada di tempat makan.

Lokasi ketiga adalah sarana transportasi massal. Yuri mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menempuh sejumlah kebijakan untuk mengurai kepadatan di transportasi umum.

 Fakta Klaster Pernikahan di Semarang Dihadiri 30 Tamu, Ibu & Adik Pengantin Meninggal karena Corona

Merujuk kepada tiga hal di atas, Yuri mengimbau masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal.

Setidaknya, kata dia, ada tiga kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan memakai sabun.

"Jadi produktivitas harus kembali dilakukan tetapi syarat mutlaknya harus aman dan mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik," tambah Yuri. (Kompas.com/ Haryanti Puspa Sari/ Icha Rastika/ Dian Erika Nugraheny/ Krisiandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Yurianto yang Dijuluki "Pembawa Berita Kematian" karena Sampaikan Data Covid-19" dan "Yurianto Ungkap 3 Lokasi yang Berpotensi Jadi Titik Penularan Covid-19 di Masa New Normal".

BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Cerita Achmad Yurianto Dapat Julukan "Pembawa Berita Kematian" karena Sampaikan Data Covid-19

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved