Berita Terpopuler

POPULER Sudah Sembuh dari Corona, Marni & Keluarganya Tetap Diusir Pemilik Kos Juga Dijauhi Warga

Nasib tragis dialami keluarga Marni, sudah sembuh Covid-19 tetap diusir tetangga dan ibu kos.

Tangkap Layar video viral
Ilustrasi pasien corona 

TRIBUNMATARAM.COM Nasib tragis dialami keluarga Marni, sudah sembuh Covid-19 tetap diusir tetangga dan ibu kos.

Marni warga Kota Baubau pasien positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh sejak sebulan lalu.

Bukannya pulang, Marni dan suaminya beserta lima anaknya tinggal di bekas Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau karena dijauhi oleh tetangganya.

Marni terpapar virus corona pada Mei 2020 lalu saat melahirkan anak bungsunya di rumah sakit.

Kala itu Marni dan keluarganya diisolasi di penginapan. Saat test swab, ternyata hanya Marni yang dinyatakan positif Covid-19.

Wabah Virus Corona Tingkatkan Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia, Naik 1,63 Juta Orang

Marni pun kemudian dibawa ke RSUD Palagimata untuk dikarantina.

Zainudin, suami Marni kemudian mengajak anak-anaknya pindah kos. Tak lama tinggal, mereka diusir oleh pemilik kos saat tahu istrinya positif Covid-19.

Wa Ode Marni (kanan) tinggal di bekas kantor BPBD Kota Baubau bersama suami dan kelima anaknya. Walau telah sembuh dari virus corona, namun ia masih dijauhi keluarga dan warga sekitar
Wa Ode Marni (kanan) tinggal di bekas kantor BPBD Kota Baubau bersama suami dan kelima anaknya. Walau telah sembuh dari virus corona, namun ia masih dijauhi keluarga dan warga sekitar (DEFRIATNO NEKE)

“Waktu tinggal di indekos, sudah diusir dia marah-marah sama ibu kosnya karena lihat orang pakai baju APD datang ke kos."

"Perasaan sedih tapi mau bagaimana, kita mau tinggal di mana, kantor (BPDB) di sini mau dipakai,” tutur Marni saat ditemui Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Kasus Pertama di Dunia, Bayi Terinfeksi Corona Sejak Ada di Dalam Rahim, Ini Penjelasan Dokter

Marni mengakui sejak dinyatakan positif Covid-19, ia dan keluarganya dijauhi warga di sekitar tempat tinggalnya.

“Saya tidak berani kembali ke kos, saya takut nanti diusir warga, saat sembuh langsung tinggal di sini bekas kantor BPBD,” kata Marni

Tak hanya dijauhi tetangga, Marni bercerita keluarganya pun melarang mereka untuk datang berkunjung.

Dikonfirmasi Positif Corona, Pedagang Ayam Tolak Isolasi & Nekat Jualan, Sebut Sakit karena Setan

“Saya sedih, keluarga sudah melarang saya datang ke rumahnya, padahal saya sudah sembuh corona sejak bulan lalu. Tapi saya sabar saja,” ucap Marni.

Permasalahan Marni tak berhenti di situ. Sang suami, Zainudin yang bekerja sebagai tukang ojek juga terancam kehilangan pekerjaan.

Sang suami dijauhi oleh pelanggan dan rekannya sesama tukang ojek walaupun sang istri sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Marni berharap ia dan suaminya segera tinggal di rumah yang nyaman untuk anak-anaknya.

Dikonfirmasi Positif Corona, Pedagang Ayam Tolak Isolasi & Nekat Jualan, Sebut Sakit karena Setan

Tak ada yang mau menerima kos

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Baubau La Ode Muslimin Hibali mengatakan pihaknya telah mencarikan kos untuk Marni dan keluarganya.

Namun ia menyebut jika pemilik kos selalu menolak secara halus saat tahu Marni pernah terpapar Covid-19.

“Sekarang kita lagi carikan rumah kos, namun tidak ada yang mau terima. Banyak pemilik kos menolak secara halus karena tahu keluarga pasien corona,” kata Muslimin.

10 Negara Asia dengan Kasus Virus Corona Tertinggi Termasuk Indonesia, Cek Daftar Lengkapnya

Muslimin kemudian berinisiatif mengajak Marni dan keluarganya tinggal sementara di bekas Kantor BPBD Baubau.

Rencananya, Zainudin suami Marni akan diperkerjakan sebagai penjaga kantor.

“Saya sudah lapor pimpinan, mereka akan tinggal di Kantor BPBD nantinya saya berinisiatif suaminya saya jadikan sebagai penjaga kantor, satpam, agar bisa menjaga logistik,” ucapnya.

Pedagang Ayam Terkonfirmasi Covid-19 Tolak Isolasi Mandiri Malah Jualan di Pasar

Perempuan 53 tahun seorang pedagang ayam di Pasar Cempaka Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dinyatakan positif Covid-19.

Namun warga Kelurahan Candi tersebut menolak diisolasi di Rumah Sakit Sultan Imanuddin saat didatangi petugas kesehatan dari Puskesmas Kumai pada Sabtu (11/7/2020). Ia bahkan tetap berjualan daging ayam di pasar.

Hari itu petugas kesehatan datang ke rumah pasien untuk menyampaikan hasil test swab yang positif Covid-19 dan juga tracing kontak erat pasien.

 Wabah Virus Corona Tingkatkan Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia, Naik 1,63 Juta Orang

Penolakan pasien tersebut terekam di sebuah video berdurasi 3 menit 49 detik yang direkam Samsul, petugas kesehatan Puskesmas Kumai.

Di awal video, pasien mengaku tidak sakit dan hanya kurang tidur.

"Sudah 20 hari (sejak di-rapid test). Saya enggak sakit apa-apa. Cuma kurang darah saja kata dokter," ujar si pasien dalam salah satu bahasa daerah.

Tangkapan layar video yang direkam petugas surveilans Puskesmas Kumai, Kalimantan Tengah, saat membujuk keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar mau menjalani isolasi, Sabtu (11/7/2020). Pasien dan keluarga menolak.
Tangkapan layar video yang direkam petugas surveilans Puskesmas Kumai, Kalimantan Tengah, saat membujuk keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar mau menjalani isolasi, Sabtu (11/7/2020). Pasien dan keluarga menolak. (KOMPAS.com/DEWANTARA)

Suami pasien kemudian menimpali pernyataan istrinya. Dia mengatakan istrinya sakit karena setan bukan karena virus corona.

"Kalau sakit memang sampai sekarang, (tapi) cuma 4 hari saja (yang benar-benar) sakit, cuma setan saja itu," kata suaminya.

Ia pun mengancam jika tidak boleh ada yang menjemput istrinya.

"Biar mati enggak apa-apa. Semua manusia itu pasti mati semua. Seperti apa corona itu, saya mau tahu," ujar sang suami dengan nada meninggi.

Di video tersebut, Samsul kemudian meminta agar pasien dan keluarganya melakukan isolasi mandiri dan untuk sementara menghindari interaksi dengan orang lain.

Sementara itu kepada Kompas.com, Samsul mengklaim telah berusaha maksimal untuk membujuk pasien dan keluarga agar mau isolasi. Namun mereka tetap menolak.

 Kasus Pertama di Dunia, Bayi Terinfeksi Corona Sejak Ada di Dalam Rahim, Ini Penjelasan Dokter

Sempat tolak test swab, petugas kesehatan kewalahan

Samsul bercerita kasus pasien pedagang ayam tersebut berawal saat pasien datang ke salah satu rumah sakit swasta di Pamgkalan Bun karena mengeluh sakit.

Saat diminta rapid test oleh pihak rumah sakit, pasien tersebut menolak.

Pasien kemudian mengikuti swab massal Dinas Kesehatan pada 30 Juni 2020 dan hasil yang keluar pada Kamis (9/7/2020), pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Celakanya, setelah test swab, pasien tetap aktif berjualan di Pasar Cempaka Kumai.

"Kami dapat informasi itu, tapi tidak bisa mengeceknya. Tapi waktu saya tanya apakah istrinya tadi pagi masih berjualan, si suami menjawab iya," ungkap Samsul.

 Pasien Positif Covid-19 Kabur Tak Mau Diisolasi, Lolos Pemeriksaan dengan Surat Palsu Non Reaktif

Kepada petugas kesehatan, pasien mengaku hanya kontak erat dengan empat orang yakni suami, anak, dan cucu.

Sedangkan sang anak pasien adalah tenaga kesehatan di salah satu fasilitas ksehatan di Kecamatan Kumai.

Menghadapi pasien seperti itu, Samsul mengaku kewalahan karena pihak puskesmas bekerja sendiri.

Padahal pihaknya sudah meminta bantuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mulai dari kecamatan hingga kabupaten.

Namun hingga saat ini, bantuan tak kunjung datang.

"Kami minta dukungan dari gugus kabupaten. Kami di Puskesmas saja rasanya sudah kewalahan, karena tingkat penolakan yang kami terima sudah mengkhawatirkan, tidak bisa kami paksakan lagi," kata dia. (KOMPAS.com /Penulis: Defriatno Neke | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief/ Penulis: Dewantara | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sembuh dari Corona, Marni dan Keluarganya Dijauhi Warga: Saya Takut Diusir" dan "Positif Covid-19, Suami Pasien Sebut Istrinya Sakit karena Setan: Seperti Apa Corona, Saya Mau Tahu"

BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Sudah Sembuh dari Corona, Marni & Keluarganya Tetap Diusir Pemilik Kos Juga Dijauhi Warga.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved