Berita Terpopuler
POPULER Yodi Prabowo Belum Sempat Ambil Hasil Tes HIV yang Ternyata Negatif, Hal Ini Picu Depresi?
Yodi Prabowo belum sempat mengambil hasil tes HIV yang ternyata negatif, beberapa hal ini diduga picu depresi.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Yodi Prabowo belum sempat mengambil hasil tes HIV yang ternyata negatif, beberapa hal ini diduga picu depresi.
Sebelum meninggal dunia, Yodi Prabowo sempat menjalani tes HIV/AIDS.
Saat itu, hasil pemeriksaan yang dilakukan Editor Metro TV itu belum keluar.
Namun, setelah kematiannya hasil pemeriksaan HIV Yodi Prabowo dinyatakan negatif.
Polisi pun memaparkan sejumlah kemungkinan penyebab yang membuat Yodi nekat bunuh diri.
"Ada sejumlah persoalan pribadi yang kami yakini terkait dengan dugaan bunuh diri YP atau membuatnya depresi hingga bunuh diri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam konpers di Mapolda Metro Jaya, dikutip TribunMataram.com dari Wartakotalive.com, Sabtu (25/7/2020).
• Yodi Prabowo Positif Konsumsi Amphetamine yang Diduga Membuatnya Jadi Berani Bunuh Diri
• Perkuat Dugaan Yodi Prabowo Bunuh Diri, Polisi Buktikan Korban Terekam CCTV Beli Pisau Sendiri
Yakni adanya persoalan asmara, penyakit kelamin yang diderita Yodi, serta kebiasaan Yodi mengonsumsi narkoba jenis ampetamine.

Dari analisa pemeriksaan saksi kata Tubagus didapat fakta yang sangat terkait dengan depresi dan dugaan bunuh diri yang dilakukan Yodi.
"Saksi yang kami periksa ada 34 orang. Di antara mereka ada yang beberapa kali atau berulang kami periksa," kata Tubagus.
Dari sana kata Tubagus disimpulkan bahwa Yodi memiliki kekasih S yang sudah berpacaran 7 tahun.
"Selain punya pacar S, korban juga memiliki teman dekat seorang perempuan L. Ini sempat terjadi konflik diantara mereka, namun konflik selesai" ujar Tubagus.
"Korban pernah mengatakan berulang-ulang kepada S setelah konflik yang demikan kuat, dengan pertanyaan 'Kalau Saya, tidak ada Bagaimana'," kata Tubagus.
Dalam pengertiannya kata Tubagus, maksud Yodi dengan pernyataan kalau tidak ada, adalah jika meninggal.
"Pernyataan itu berulang-ulang dikatakan korban kepada S. Padahal mereka rencananya akan menikah," ujar Tubagus.
Pernyataan Yodi kepada S itu kata Tubagus, menurut keterangan ahli yakni Pakar Psikologi Forensik, bisa menjadi sebuah ide awal untuk bunuh diri.

"Dari analisis transaksi keuangan korban dimana memiliki dua kartu debit BCA dan BRI, ada satu yang menonjol. Dimana dengan kartu debet BCA, korban melakukan pembayaran ke RSCM Kencana," kata Tubagus.
"Untuk apa uang itu? Yakni untuk pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter ahli penyakit kulit dan kelamin," tambahnya.
Hal itu kata Tubagus pastinya dilakukan Yodi, karena ada keluhan yang dirasakannya.
"Sehingga ia melakukan konsultasi ke dokter ahli penyakit kulit dan kelamin. Dari sana disarankan beberapa pengecekan lebih lanjut," kata Tubagus.
Salah satunya kata Tubagus adalah pengecekan atau tes HIV.
"Dengan kesadaran sendiri, korban lalu sempat melalukan tes HIV. Namun sampai ia meninggal, hasilnya belum keluar dan belum dia ketahui atau diambil. Belakangan hasilnya adalah negatif," kata Tubagus.
Penyakit Yodi ini kata Tubagus sangat terkait dengan dugaan bunuh diri yang dilakukan Yodi.
"Ini sangat terkait, yakni terkait dengan kemungkinan korban menjadi depresi hingga bunuh diri. Ini didasarkan atas keterangan ahli psikologi forensik," ujarnya.
Dalam hal ini kata Tubagus pihaknya mengaitkan keterangan ahli dengan fakta penyidikan.
Hal lain yang juga sangat terkait, kata Tubagus, adalah temuan hasil pemeriksaan kedokteran forensik atas urin korban.
"Di mana korban positif ampetamine. Sejauh mana pengaruh ampetamine terhadap kejiwaan seseorang, ini sangat berpengaruh menimbulkan keberanian seseorang di luar biasanya untuk melakukan hal yang tak normal," kata Tubagus.
"Jangan pernah bandingkan orang normal dengan orang yang mengonsumsi ampetamine.
"Karena pengaruh ampetamine dapat menimbulkan keberanian yang lebih dari biasanya," kata Tubagus.
Pengaruh ampetamine inilah menurut Tubagus yang bisa membuat Yodi akhirnya nekat bunuh diri dengan pisau dapur yang dibelinya di Ace Hardware Rempoa.
"Bagi orang normal tak masuk akal, bagi yang terkena ampetamine bisa berbeda," kata Tubagus.
Karenanya kata Tubagus, Yodi mengalami depresi karena sejumlah permasalahan pribadinya, mulai dari hubungan asmaranya dengan dua perempuan, sakit kelamin yang dialami, hingga ketergantungannya akan narkoba atau zat psikotropika ampetamine.
"Dari beberapa penjelasan, dari TKP, dari keterangan ahli, dari keterangan saksi, dari olah TKP, dari keterangan yang lain dan bukti petunjuk lain, maka penyidik sampai saat ini berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus.
Meski begitu kata Tubagus pihaknya tetap membuka diri jika ada informasi baru dan lain sebagainya yang menunjukkan jika tewasnya Yodi Prabowo adalah perkara kriminal.
"Lalu bagaimana apakah perkara ini ditindaklanjuti atau tidak, kita tetap membuka diri jika ada informasi dan lain sebagainya.
"Tapi fakta yang kami himpun dari pemeriksaan TKP, olah TKP, keterangan saksi, keterangan ahli, bukti petunjuk, bukti pendukung dan hal pendukung lainnya, maka kami berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat bunuh diri," kata Tubagus.
Beda Kedalaman 4 Luka Tusukan
Kematian Yodi Prabowo akhirnya disimpulkan sebagai kasus bunuh diri.
Meski keluarga tak mempercayai keputusan polisi, berikut penjelasan luka tusuk di tubuh Yodi.
Dokter forensik Bareskrim Polri, AKBP Arif mengatakan, ada luka tusuk akibat pisau sebanyak empat kali di dada mayat editor Metro TV Yodi Prabowo.
• Sebelum Tewas & Dinyatakan Bunuh Diri, Yodi Prabowo Sempat Periksa di Poli Penyakit Kulit & Kelamin
• Keluarga Ragu Polisi Sebut Yodi Prabowo Bunuh Diri karena Depresi, Ada Kejanggalan Tak Terjawab
Luka tusukan di dada Yodi memiliki kedalaman yang bermacam-macam.

“Kemudian kami tidak menemukan tanda-tanda tanda-tanda kekerasan lain selain luka tusuk di dada atau luka kekerasan tajam di dada dan sebanyak empat kali di mana gambaran kekerasan tajam di dada ini bermacam-macam,” kata Arif dalam konferensi pers kasus Yodi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7) pagi.
Ia mengatakan luka tusukan pertama melukai jaringan otot dada dengan kedalaman sekitar sekitar 1,5 cm.
Kemudian, luka tusukan kedua dan ketiga lebih dalam.
“Yang terakhir lebih dalam lagi luka kekerasan tajam tersebut sampai memotong bagian bawah paru-paru,” ujar dia.
Berdasarkan pemeriksaan sidik jari di pisau, terdapat sidik jari milik Yodi.
Pisau tersebut dibeli Yodi di toko Ace Hardware di dekat rumahnya di bilangan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan sebelum ia ditemukan tewas.
Dari bukti-bukti yang ada dan olah TKP, polisi akhirnya menyimpulkan Yodi tewas bunuh diri.
Kesimpulan itu didapat setelah polisi mencari DNA dan sidik jari di sekitat lokasi tak ada milik orang lain, selain Yodi.
Jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta pada Jumat lalu pukul 11.30 WIB oleh tiga anak kecil yang bermain layangan.
Yodi tertelungkup di dekat tembok. Yodi ditemukan memakai helm, berjaket hijau, bercelana hitam, bersepatu, dan mengenakan tas.
Yodi diperkirakan tewas pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 00.00-02.00 WIB.
Sebelum ditemukan tewas, Yodi terakhir terlihat di kantor Metro TV pada Selasa (7/7/2020) pukul 22.27 WIB.
Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, dan tas milik korban. (TribunMataram.com/ Salma Fenty) (Kompas.com/ Wahyu Adityo Prodjo)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Hasil Pemeriksaan HIV Yodi Prabowo Dinyatakan Negatif, Sederet Hal Ini Diduga Jadi Penyebab Depresi.
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Yodi Prabowo Belum Sempat Ambil Hasil Tes HIV yang Ternyata Negatif, Hal Ini Picu Depresi?.