Anjuran Kementerian Kesehatan Pakai Masker dari Mulut Hingga Menutup Dagu: Jangan Dinaikkan
Kemenkes, Kartini Rustandi mengingatkan masyarakat tentang cara memakai masker yang baik dan benar sesuai protokol kesehatan.
TRIBUNMATARAM.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) Kartini Rustandi mengingatkan masyarakat tentang cara memakai masker yang baik dan benar sesuai protokol kesehatan.
Masker harus dikenakan menutupi hidung, mulut hingga ke dagu.
• Peneliti Urutkan 14 Jenis Masker dari yang Tak Aman hingga Paling Melindungi dari Virus Corona
"(Memakai) masker yang baik adalah menutupi hidung mulut dan sampai dagu. Jangan ditaruh di dagu, lalu kita naikkan lagi.
Itu pun tidak baik," ujar Kartini dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Selasa (25/8/2020).
Kartini menyadari masyarakat harus tetap diingatkan soal pemakaian masker meski pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung lebih dari lima bulan.

Pasalnya, kampanye memakai masker tidak cukup hanya sekedar mengajak orang untuk menggunakan masker.
"Kembali lagi, bukan hanya pakai masker, tapi pakai masker yang baik dan benar. Sebab seringkali masker dipakai hanya menutupi mulut saja," tegas Kartini.
"Artinya kita harus membiasakan disiplin memakai masker secara baik dan benar. Juga harus diingatkan soal pentingnya memakai masker lagi dan lagi," lanjut dia.
• Seorang Penumpang Diturunkan Paksa dari Pesawat yang Dinaikinya karena Tulisan pada Maskernya
Apabila masyarakat ingin mencari rujukan informasi perihal protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, Kartini menyarankan mempelajari kampanye yang sudah disampaikan pemerintah.
Menurut dia, berbagai protokol kesehatan baik saat di rumah, bekerja, bepergian, berolahraga, berbelanja dan sebagainya mudah dipelajari dan diaplikasikan dalam keseharian.
"Tolong dipelajari dan jangan hanya dilihat wujudnya. Tolong lihat maknanya, urgensinya dan terutama bagaimana kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari," tambah Kartini.
5 Mitos Soal Masker yang Wajib Dipakai Demi Cegah Penyebaran Virus Corona
Selama pandemi Covid-19, setiap orang yang beraktivitas di luar rumah dianjurkan memakai masker untuk menekan penyebaran virus corona.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker bedah atau masker medis lebih diutamakan untuk tenaga medis, orang sakit, atau perawat orang sakit.
Sementara bagi orang sehat, Anda dianjurkan mengenakan masker kain tiga lapis untuk melindungi diri dari virus corona atau biang penyakit saluran pernapasan lainnya.
• Fakta Lengkap Video Viral Oknum Polisi Pukuli Warga yang Tak Gunakan Masker dengan Tongkat Rotan
Selain mengenakan masker dan rajin menjaga kebersihan tangan, setiap orang juga wajib menjaga jarak aman minimal satu meter dari orang lain demi mencegah penularan Covid-19.
Di tengah berbagai upaya menekan penyebaran virus corona tersebut, sayangnya di masyarakat beredar mitos atau salah kaprah terkait masker.
Melansir Cleveland Clinic, berikut beberapa mitos seputar pakai masker untuk mencegah virus corona yang perlu diluruskan:
1. Mitos masker kain tak efektif cegah virus corona

Pakai masker kain adalah salah satu cara termudah untuk melindungi diri sendiri dari orang sekitar agar tidak tertular virus corona.
Terutama dari penderita Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).
Virus corona jenis baru dapat menular lewat cipratan dari saluran pernapasan (droplet) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Masker dapat menjadi penghalang untuk mencegah droplet mengandung virus menyebar lewat udara.
Sehingga, orang sekitar tidak terpapar langsung droplet mengandung kuman tersebut.
Studi telah membuktikan, masker kain efektif mencegah paparan kuman.
Jadi, semakin banyak orang di suatu wilayah mengenakan masker, semakin sedikit potensi virus menyebar di suatu daerah.
Selain itu, masker juga bisa mencegah seseorang tanpa sengaja menyentuh hidung dan mulut.
Seperti diketahui, kebiasaan menyentuh hidung, mulut, dan mata dalam kondisi tangan yang tidak steril juga bisa jadi pintu masuknya penyakit.
• Geger Wanita Lepas Celana Dalam untuk Dijadikan Masker Gegara Tak Kunjung Dilayani di Kantor Pos
2. Mitos masker hanya untuk orang sakit

Salah kaprah masker hanya untuk orang sakit sudah dibantah sejak kasus infeksi virus corona merebak kali pertama di China.
Sejak temuan awal kasus Covid-19 diungkap, ahli menyebut infeksi virus corona bisa tanpa gejala bagi sebagian orang.
Orang tanpa gejala ini bisa menularkan penyakitnya saat batuk, bersin, atau sekadar berbicara.
Lantaran tidak tahu pasti siapa yang terinfeksi Covid-19, pilihan paling bijak adalah semua orang memakai masker saat berada di luar rumah.
• Fakta Lengkap Polisi Arogan Tolak Memakai Masker, Nyaris Tabrak Orang Saat Kabur Hingga Dimutasi
3. Mitos pakai masker tak perlu jaga jarak dan di rumah saja

Hal yang perlu diingat, masker merupakan salah satu bagian pencegahan penularan virus corona.
Kendati sudah pakai masker, Anda juga wajib memperhatikan protokol kesehatan untuk melindungi diri dari virus corona.
Yakni, sebisa mungkin tinggal di rumah dan hanya keluar rumah jika ada kepentingan mendesak.
Selain itu, penting untuk rajin membersihkan tangan dengan cara yang benar dan jaga daya tahan tubuh.
Saat berada di luar rumah, tetap jaga jarak aman minimal satu meter dari orang sekitar.
• Gelar Razia Masker, Petugas: Sekali Ini Kami Maafkan, Jika Dua Kali Sanksinya Hukuman Pidana
4. Mitos pakai masker asal bisa menutup mulut

Kesalahan memakai masker yang cukup klasik adalah masker hanya menutupi bagian mulut.
Padahal, penggunaan masker yang benar harus bisa menutupi area mulut dan hidung.
Masker juga harus pas di wajah dan tidak menghambat pernapasan.
Hindari memakai masker dengan mencantolkannya di leher atau dagu.
Cara ini rentan membuat masker tidak steril dan sangat tidak efektif melindungi diri Anda dari penularan penyakit.
• Gelar Razia Masker, Petugas: Sekali Ini Kami Maafkan, Jika Dua Kali Sanksinya Hukuman Pidana
5. Mitos pakai masker bikin kurang O2 dan keracunan CO2

Belakangan banyak beredar pesan berantai di media sosial yang menyebut pakai masker bisa menyebabkan keracunan karbon dioksida (CO20 dan kekurangan oksigen (O2).
Hal itu tidak benar. Menghirup karbon dioksida memang bisa berbahaya jika kadarnya sangat tinggi.
Namun, hal itu tidak mungkin terjadi hanya karena pakai masker. Terutama jika Anda memakainya dalam waktu singkat.
Mitos ini juga telah dibantah WHO.
Penggunaan masker termasuk masker medis tidak menyebabkan keracunan karbon dioksida maupun kekurangan oksigen. (Kompas.com/ Dian Erika Nugraheny/ Fabian Januarius Kuwado) (Kompas.com/ Mahardini Nur Afifah/ Mahardini Nur Afifah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenkes: Pakai Masker Menutupi Mulut Hingga Dagu..." dan "5 Mitos Pakai Masker untuk Cegah Corona".
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Anjuran Kementerian Kesehatan Pakai Masker dari Mulut Hingga Menutup Dag, Jangan Dinaikkan Lagi.