Nunggak Bayar Kos karena Tak Punya Uang, Pasutri & Bayinya Terlantar setelah Gembok Diganti Pemilik

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini akhirnya hidup menggelandang setelah kamar kos miliknya digembok oleh pemilik.

(KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)
Pasangan suami istri, Andika Pratama dan Yanti dan bayinya Muhammad Aditya Pratama saat ditemui di rumah singgah Jalan Dr Soetomo, Samarinda, Kaltim, Kamis (3/9/2020). 

"Di sana tidak ada pekerjaan. Karena tempatnya pelosok untuk cari uang tidak bisa.

Bisanya di sawah. Kalau tidak panen ya tidak bisa dapat penghasilan," kata dia.

Dul dan keluarga kemudian memutuskan merantau ke Solo.

Selain mengajak anak dan istrinya, Dul juga mengajak adiknya bernama Listiyowati (22).

Selama di Solo, mereka menyewa indekos di kawasan Jagalan, Kecamatan Jebres.
Adapun biaya sewa setiap bulannya sebesar Rp 600.000.

Karena biaya sewanya terlalu mahal, mereka memutuskan untuk pindah.

Mereka mendapat indekos dengan biaya sewa Rp 400.000 per bulan.

Baru beberapa bulan ditempati, sang suami terkena dampak pemutusan hubungan kerja ( PHK) dari tempat kerjanya proyek pembangunan akibat pandemi wabah virus corona (Covid-19).

"Karena suami tidak kerja karena PHK ada virus corona tidak ada pengasilan.

Uang sewa indekos juga tidak bisa bayar. Terpaksa sewa becak Rp 5.000 per hari untuk tidur di jalan," ungkap Imah.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap hari, mereka hanya mengandalkan bantuan.

Sejak di PHK, sang suami sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan.

Pernah suaminya ditawarin pekerjaan oleh orang lain, tetapi karena masih kondisi pandemi wabah corona, sampai sekarang belum mendapat kepastian kapan mulai kerja.

"Kalau dapat sembako seperti beras, minyak gitu saya jual karena tidak bisa masak di jalan.

Uangnya buat bayar sewa becak sama buat beli pampersnya adik. Penting peralatan adik tidak ada yang kurang," terang Imah.

"Kalau mi instan dan telur kita bisa minta dibutkan di hik (wedangan) paling nambah uang berapa bisa buat makan.

Terus kalau teh dan gula bisa buat minum sendiri karena punya termos berisi air panas," sambung dia.

Dul mengaku ingin pulang ke desa. Karena mendengar kabar pemudik yang pulang kampung harus menjalani isolasi mandiri 14 hari, Dul memutuskan untuk tidak pulang.

"Dulu mau pulang ke kampung. Denger kabar dikarantina selama 14 hari karena ada virus corona ini terus takut mau pulang kampung," ucap Dul.

"Nanti kalau situasi sudah reda kalau kita punya rezeki lebih, Insya Allah kita pulang jenguk ibu," timpal Imah.

(Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton/Kontributor Solo, Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telat Bayar Kos, Gembok Pintu Diganti Pemilik, Suami Istri dan Bayi 1 Bulan Ini Telantar di Jalan" dan "Kisah Pilu Keluarga dengan Balita di Solo Tinggal di Becak, Bapak di-PHK karena Corona"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Nunggak Bayar Kos karena Tak Ada Uang, Pasutri & Bayinya Terlantar setelah Gembok Diganti Pemilik.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved