Virus Corona
Sehari Bisa Makamkan 30 Jenazah Pasien Covid-19, Petugas Pemakaman Akui Lahan Semakin Sempit
Maman selaku petugas makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur tak memungkiri bahwa jumlah jenazah korban virus corona semakin banyak.
Tak pulang ke rumah

Kisah serupa juga dialami Herman (55), penggali makam khusus jenazah corona di TPU Gandus Hill, Palembang, Sumatera Selatan.
Di awal-awal pandemi, Herman bahkan memilih tak pulang ke rumah karena khawatir menularkan ke anak istrinya.
Herman dan empat rekannya saat itu menghabiskan waktu di TPU. Pulang sesekali hanya untuk ganti baju kotor.
"Pulang dua kali sehari sekali, hanya ganti baju lalu ke sini lagi," kata Herman kepada Kompas.com pada hari Minggu (7/6/2020).
Lalu, saat ditemui Kompas.com, Herman mengaku saat bekerja menguburkan jenazah, hanya berbekal cangkul dan baju biasa. Tak ada baju hazmat untuk melindungi diri.
Meski demikian, ia mengaku ikhlas melakukan hal itu demi misi kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19.
"Kalau kita semua menolak untuk memakamkan, terus siapa yang mau memakamkan. Saya hanya berdoa minta perlindungan sama Allah selama bekerja. Ini semua demi kemanusiaan," ujar Herman saat itu.
Menurut pengakuan Herman, dirinya dan rekan-rekannya mendapat upah Rp 750.000 untuk satu lubang. Uang itu kemdian dibagi merata.
"Tidak ada uang tambahan lain, hanya itu saja. Kalaupun ada dikasih vitamin. Tapi kami tetap ikhlas, karena ini hanya ini yang bisa saya bantu selama pandemi ini," ujar Herman. (Kompas.com/ Walda Marison/ Irfan Maullana/ Kontributor Palembang, Aji YK Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penggali Makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon: Sehari 30, Sebulan 180 Jenazah" dan "Sepenggal Cerita Penggali Makam Khusus Covid-19 di Surabaya: Ini Nyata, Sudah 1.500 Jenazah Dikuburkan".
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Sehari Bisa Makamkan 30 Jenazah Pasien Covid-19, Petugas Pemakaman Presdiksi Lahan Habis 2 Bulan.