Virus Corona
Pasien Covid-19 yang Terindikasi Happy Hypoxia Bisa Melakukan Deteksi Dini dengan Alat Oksimeter
Happy hypoxia atau silent hypoxemia sebagai penyebab kematian tanpa gejala, bisa dideteksi dini oleh pasien positif terinfeksi Covid-19.
Nah, jika hasil pemeriksaan saturasi 94 ke bawah, tetapi tidak memiliki keluhan atau gejala fisik apapun, maka Anda mengalami happy hypoxia atau silent hypoxemia.
Agus berkata, happy hypoxia atau silent hypoxemia ini menjadi berbahaya, karena pasien yang merasa tidak ada gejala, umumnya tidak segera mendapat penanganan medis, sehingga bisa dengan tiba-tiba mengalami sesak napas yang dapat berakibat fatal pada kematian.
Ketika kadar oksigen yang rendah di dalam darah tidak segera diberikan tindakan suplementasi oksigen atau terapi lain, untuk meningkatkan kembali kadar oksigen, alhasil saat infeksinya di paru meluas dan hipoksianya bertambah berat, pasien baru akan merasa sesak napas saat kadar oksigennya sudah terlalu rendah.
Itu sebabnya, ketika dibawa ke rumah sakit, seringkali kondisinya sudah tidak bisa teratasi, karena sudah sangat parah.
Apa yang harus dilakukan jika ada indikasi hypoxemia atau hypoxia?
Agus menegaskan, bahwa happy hypoxia inilah yang menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia, padahal sebelumnya terlihat tidak memiliki gejala.
Sehingga, masyarakat atau pasien yang saat ini sudah terlanjur terinfeksi Covid-19 dan merasa tidak ada gejala, tetap harus memastikan kondisi diri dengan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh, termasuk orang tanpa gejala.
Adapun, beberapa cara medis untuk mendiagnosis hipoksia atau hipoksemia bisa dilakukan dengan beberapa tes berikut:
- Tes oksimetri
- Tes darah lengkap
- Tes fungsi paru
- Analisis gas darah
- Elektrokardiogram (EKG)
- Foto rontgen atau CT Scan pada dada
- CT Scan atau MRI pada kepala
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/ilustrasi-rasakan-gejala-virus-corona.jpg)