Berita Terpopuler
POPULER Di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Akhir September, Ini 7 Hal Baik yang Masih Bisa Terjadi
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, di kuartal III ini perekonomian Indonesian akan kontraksi minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Salma Fenty Irlanda
Hal itu umumnya menyebabkan tingkat tabungan nasional meningkat dan memungkinkan investasi dalam perekonomian.
Tapi ini tidak bisa terjadi jika pemerintah menekan suku bunga dan mendorong konsumsi yang berlebihan selama resesi.
4. Beberapa bisnis berkembang
Dilansir Nasdaq, Minggu (23/2/2020), mungkin tidak ada yang namanya industri 'tahan resesi'. Tetapi ada beberapa bisnis yang cenderung berhasil dalam resesi.
Berikut ini daftarnya:
- Industri permen
- Layanan pemeliharaan
- Toko grosir atau supermarket
- Pengacara masalah kebangkrutan
Konsumsi permen meningkat drastis selama resesi hebat 2007-2009. Faktanya, pada 2008 keuntungan Cadbury meningkat sebesar 30% dan Nestle melaporkan peningkatan laba hampir 11%.
Mengenai layanan pemeliharaan, orang-orang saat resesi cenderung memilih memperbaiki barang-barang yang rusak daripada membeli sesuatu yang baru.
Hal itu menguntungkan pengusaha perbaikan kendaraan bermotor, tukang reparasi, dan semacamnya.
Terkait toko grosir, ketidakstabilan ekonomi membuat orang-orang lebih jarang makan di luar.
Dengan semakin banyaknya orang yang memasak di rumah, toko bahan makanan mendapatkan keuntungan.
• Bersiap & Waspada untuk Resesi Ekonomi, Ini Dampaknya dan yang Harus Dilakukan Masyarakat
5. Efisiensi meningkat
Sisi positif lain dari resesi adalah membuat perusahaan yang selama ini tidak efisien berbenah diri.
Penurunan ekonomi mengingatkan perusahaan untuk membuang kelebihan persediaan dan memotong biaya overhead mereka.
Itu mengajarkan mereka untuk merampingkan proses dengan cara yang menghemat biaya, tetapi tetap memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.
6. Menstabilkan harga kebutuhan sehari-hari
