Berita Terpopuler
POPULER Viral Video Satpol PP Membanting Ibu & Remaja Putri di NTT, Ini Kronologi & Pembelaannya
Video viral petugas Satpol PP aniaya hingga membanting ibu rumah tangga dan seorang remaja perempuan di NTT, berikut kronologinya.
TRIBUNMATARAM.COM - Video viral petugas Satpol PP aniaya hingga membanting ibu rumah tangga dan seorang remaja perempuan di NTT, berikut kronologinya.
Sebuah video viral merekam detik-detik beberapa petugas Satpol PP terlibat bentrok dan adu fisik dengan seorang ibu rumah tangga dan seorang remaja wanita.
Ialah Damaris seorang ibu rumah tangga yang di dalam video terlihat dicekik dan dibanting saat bentrok antara warga Desa Pubabu-Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan petugas Satpol PP.
Baca juga: POPULER Gegara Senjata Mainan Berakhir Bentrokan hingga Pembakaran Rumah sampai 6 Orang Luka
Baca juga: Oknum Satpol PP Lakukan Pembobolan ATM, Bisa Tarik Tunai Uang, Namun Saldo Tak Berkurang
Bentrokan terjadi pada Rabu (14/10/2020) sekitar pujul 12.00 Wita.
Tak hanya Damaris, seorang remaja perempuan bernama Novi (15) juga terekam saat dianiaya oleh sejumlah pria di lokasi kejadian.
Video penganiayaan Damaris dan Novi viral di media sosial.
Kejadian tersebut berawal saat sejumlah aparat Pol PP, TNI, dan Polri datang ke lahan sengketa di Pubabu-Besipae.
Mereka hendak melakukan penghijauan dengan penanaman pohon lamtoro di lahan sengketa. Karena masih bersengketa dan masih pandemi Covid-19, warga menolak kegiatan tersebut.
Saat dikonfimasi, tokoh masyarakat Desa Pubabu Niko Manoe membenarkan penganiayaan tersebut.
Menurutnya tak hanya Damaris dan Novi yang mendapatkan perlakuan seperti itu. Ada beberapa perempuan lain yang diduga mendapatkan perlakuan yang sama.
Ia mengatakan kejadian tersebut berawal dari lahan sengketa di wilayah Desa Pubabi. Di hari kejadian, petugas Satpol PP dan DInas Peternakan Provinsi NTT melakukan kegiatan di lahan sengkat tersebut.
“Benar, ada kejadian itu, seperti video yang beredar di media sosial. Kejadian bermula sekitar jam 12.00 WITA, siang tadi hingga akhirnya ada tindakan represif dari pihak pemerintah provinsi kepada warga kami,” kata Niko saat dihubungi, Rabu (14/10/2020).
Mengetahui ada kegiatan tersebut, warga langsung menolak kedatangan petugas karena tak boleh ada kegiatan di lahan sengketa.
“Beberapa warga kami perempuan yang terluka. Ada ibu yang dicekik di leher hingga masih ada luka yang membekas,” ungkapnya.
Bantah lakukan kekerasan, klaim jadi korban

Sementara itu saat dikonfirmasi, Kasat Pol PP NTT Cornelis Wadu membantah telah melakukan aksi kekerasan di Desa Pubabu-Besipe.
"Itu tidak benar. Nanti untuk lebih jelasnya konfirmasi langsung ke Plt Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT Weli Rohimone," ujar dia singkat.
Hal senada juga dikatakan Plt Badan Pendapatan dan Aset Daerah Welly Rohi Mone. Ia mebantah telah melakukan kekerasan pada warga.
Bahkan ia mengklaim anak buahnya menjadi korban karena mengalami memar di bagian kepala. Ia mengaku telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Polsek Amanuban Selatan.
“Ini baru selesai visum. Kami sudah buat laporan, karena staf saya alami penganiayaan,” jelasnya.
Sempat terjadi tarik menarik selang

Welly Rohi Mone mengatakan kedatangan Pemprov NTT dan Koresm 161 Wirasaksti Kupang di lahan sengketa tersebut untuk meninjau lahan yang akan dimanfaatkan untuk Program Tanam Jagung Penen Sapi.
Saat itu warga melarang mobil mengisi air sehingga terjadi tarik menarik selang antara warga dan petugas keamanan.
Kata Welly, saat tarik menarik itu seorang ibu terpeleset dan terjatuh. Lalu salah satu stafnya mencoba membantu ibu yang terjatuh tersebut.
Namun saat akan membantu, Welly mengatakan stafnya malah dipukul.
“Orang belum pegang sudah jatuh. Satu ibu terpeleset, namun hendak ditolong, justru dipukul,” katanya.
Kejadian penganiayaan oleh petugas Sat Pol PP dan sejumlah pria itu terekam di video berdurasi 2 menit 50 detik dan viral di media sosial.
Insiden Bentrokan Lain
Insiden bentrokan bukan hanya terjadi sekali.
Siapa sangka, senjata mainan menjadi pemicu sebuah rumah dan satu unit sepeda motor terbakar.
Tak hanya itu, setidaknya 6 orang juga mengalami luka-luka karena terjebak dalam bentrokan yang disebabkan senjata mainan itu.
Bentrok antarwarga Desa Huraba dan Kelurahan Pintu Padang, di Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pecah Selasa (26/5/2020) malam.

• POPULER Bentrok TNI & Polri di Papua, Ini Fakta Lengkapnya, Kronologi Hingga 3 Korban Meninggal
• Maulana Diduga Tewas Saat Demo karena Bentrok dengan Polisi, Tim Forensik Sebut Tak Temukan Darah
Akibat kejadian itu, satu unit rumah dan sepeda motor dibakar warga.
Kejadian yang dipicu akibat tembakan dari senjata mainan anak itu, juga menyebabkan sedikitnya lima orang warga luka-luka dan satu personel polisi terkena lemparan batu.
Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Roman Smaradhana Elhaj menyampaikan, kejadian itu dipicu anak-anak dari Desa Huraba, Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan, menembaki pengendara yang melintas di jalan menggunakan senjata mainan.
Saat itu, seorang warga yang berasal dari Kelurahan Pintu Padang (tetangga Desa Huraba), melintas dan melihat kejadian itu.
Dia berusaha menegur dan membubarkan sekelompok anak-anak dari Desa Huraba.
Sekelompok anak-anak yang mendapat teguran malah memukul warga Kelurahan Pintu Padang tersebut.
Kejadian itu hanya berjarak sekitar beberapa meter dari Markas Polisi Sektor Batang Angkola, Polres Tapanuli Selatan. Tepatnya di sekitar Tugu Monumen Benteng Huraba.
Setelah pemukulan tersebut, kedua belah pihak saling melapor ke daerahnya masing-masing dan saling mengumpulkan massa.
Akhirnya dua kelompok warga saling serang dengan melempari batu dan membakar ban bekas.
Mereka sampai menutup akses jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Mandailing Natal.
Akibat kejadian itu, satu unit rumah warga Pintu Padang dan satu sepeda motor dibakar.
Sejumlah warga juga terkena tembakan senapan angin. Termasuk satu polisi yang berusaha melerai.
"Satu personel kita dari Polsek Batang Angkola juga mengalami luka akibat terkena lemparan batu," ungkap AKBP Roman kepada wartawan usai melakukan mediasi dengan warga dari dua belah pihak di Mapolsek Batang Angkola, Rabu (27/5/2020) dini hari.
Roman juga menegaskan, sudah melakukan upaya mediasi dengan menghadirkan perwakilan dua kelompok warga yang bertikai.
Disaksikan Dandim 0212/Tapanuli Selatan Letkol Inf Akbar, pihak Pemkab Tapsel dan tokoh masyarakat setempat, warga sepakat untuk berdamai dan mengakhiri permasalahan tersebut.
"Warga sudah sepakat untuk berdamai. Namun untuk aksi pembakaran dan perusakan tetap akan Kita proses hukum," kata Roman.
Hingga Rabu (27/5/2020), situasi sudah dapat diatasi. Kondisi arus lalu lintas, sudah mulai normal.
Puluhan personel dari Polres Tapanuli Selatan, Brimob dan TNI tampak masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa.
(KOMPAS.com / Sigiranus Marutho Bere/Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konflik Lahan Sengketa, Seorang Ibu Dicekik dan Dibanting hingga Terkapar, Ini Ceritanya" dan judul "Bentrok Warga Gara-gara Senjata Mainan, 1 Rumah dan Sepeda Motor Dibakar, 6 Orang Luka"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Video Viral Satpol PP Membanting Ibu & Remaja Putri di NTT, Ini Kronologi & Pembelaannya