Sebelum Terbujur Kaku di Sel, Pembunuh Rangga Sempat Enggan Makan, Akhirnya Santap Makanan Lama
Sebelum tewas terbujur kaku di dalam sel, pembunuh Rangga (10), Samsul Bahri sempat menolak makan.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
Namun, belakangan R memilih ikut ibunya D (28) di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur
Diakuinya, sejak berpisah dengan korban D dua tahun lalu, R bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.
"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarah Aceh-Karo ini sambil menangis.
Berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, korban D datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh.
Seperti sudah firasat, saat itu Fadli Fajar mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.
"Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya," imbuhnya.
Ia pun mengaku sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.
"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal.
Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli.
Ia pun menceritakan detik-detik saat anaknya melindungi sang ibu hingga akhirnya sakaratul maut di tangan Samsul.
"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya.
Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku.
Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit.
Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.
Fadli Fajar mengenang, putranya itu merupakan anak yang cerdas.