Berita Terpopuler
POPULER Janji Dedi Mulyadi untuk Akbar, Jadikan Direktur Bank Sampah hingga Pendalaman Kitab Kuning
Foto remaja yang akrab disapa Akbar pun menjadi viral di media sosial dan mengundang simpati banyak orang.
TRIBUNMATARAM.COM - Kisah Muhammad Ghifari Akbar atau yang akrab disapa Akbar sungguh menggugah hati Dedi Mulyadi hingga membuatnya menangis.
Setelah potret viral Akbar membaca Alquran di emperan toko viral, remaja yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung itu pun mendapat perhatian anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
Dedi tak tahan menangis ketika mendengar kisah kehidupan Akbar.

Sebelumnya, pemulung itu tepergok sedang mengaji di sela berteduh dari hujan di emperan toko di Braga, Kota Bandung.
Baca juga: Tiba-tiba Sesak, Agustinus Sang Penjual Keripik Meninggal Mendadak di Depan Dedi Mulyadi, Idolanya
Baca juga: Wakil Ketua DPR Dedi Mulyadi Menangis Lihat Video Bocah Penjual Jalangkote Dibully, Ingat Masa Kecil
Foto remaja yang akrab disapa Akbar pun menjadi viral di media sosial dan mengundang simpati banyak orang.
Kepada Kompas.com via telepon, Kamis (5/11/2020), Dedi mengatakan ia menelepon Akbar dan langsung berbicara dengannya selama 20 menit pada Kamis. Dedi pun mendengarkan kisah kehidupan Akbar langsung dari remaja tersebut.
"Saya tak tahan menangis mendengar cerita Akbar. Saya sekitar 20 menit berbicara dengan Akbar melalui telepon," kata Dedi.
Dedi menaruh simpati dan empati kepada Akbar karena kisah kehidupannya sangat menggugah.
Ada satu hal yang menarik dari kisah Akbar itu yang ditangkap Dedi, yakni meski dalam keadaan susah, remaja itu tetap memiliki empati kepada orang lain yang lebih susah.
"Dia selalu memberi pada pemulung lain yang susah. Sifat seperti itu jarang. Dia sendiri memiliki kesusahan, tapi punya empati lagi pada orang yang lebih susah," kata Dedi.
Tentu saja ada kisah lain dari Akbar yang juga sangat mengharukan. Ia bertahun-tahun mencari ibunya sambil memulung sampah. Kemudian Akbar tidak lepas dari sarung dan Al Quran. Menurut Dedi, sikap-sikap Akbar ini patut diteladani.
Dedi pun mengundang Akbar ke kediamannya di Purwakarta, Kamis hari ini. Dedi memiliki sejumlah rencana bagi Akbar.
Pertama, Akbar bercita-cita ingin mendirikan pesantren. Dedi pun akan memberi ruang untuk memenuhi keinginan itu, yakni dengan memberi tugas mengajar ngaji pada anak-anak di Subang. Sambil mengaji, Akbar juga akan dididik lagi, terutama untuk pendalaman kitab-kitab kuning.
"Saya akan panggil guru untuk meningkatkan pendalaman kitab. Sebenarnya Akbar itu sudah bisa membaca dan memahami sejumlah kitab kuning, tapi perlu dididik kembali sehingga kualifikasinya meningkat," kata Dedi.
Selanjutnya, Dedi juga akan memberi pekerjaan kepada Akbar untuk mengelola bank sampah di Subang. Dedi mengaku dirinya memiliki bank sampah.
"Kan dia kerjanya pungut sampah. Itu tidak boleh hilang. Dia konsen pada sampah dan kelola sampah. Dia akan menjadi direktur bank sampah di Lembur Pakuan (Subang)," kata mantan bupati Purwakarta itu.
Selain itu, Dedi juga menyiapkan bantuan modal untuk orangtuanya Rp 10 juta.
Sehingga ketika ditinggalkan Akbar, orangtuanya bisa menjadi wirausahawan.
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Ghifari Akbar menjadi terkenal setelah fotonya sedang mengaji di sela berteduh di emperan toko viral di media sosial.
Remaja asal Garut itu setiap hari memulung sampah sambil mencari ibunya yang sudah meninggalkannya sejak usia 8 bulan.
Dengan berbekal sarung dan Al Quran, Akbar kerap melancong ke sejumlah daerah untuk menemukan perempuan yang sudah melahirkannya.
Namun hingga saat ini sang ibu belum ditemukan juga. Akbar pun pasrah dan tetap berharap sang ibu menemui dirinya.
Bukan Cuma Sekali Ini Dedi Menangis
Video viral aksi bullying yang dilakukan 8 pemuda di Sulawesi Selatan membuat Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPRRI) Dedi Mulyadi menangis.
Dedi terlihat tak kuasa menahan isak saat melihat video perundungan yang dialami Rz (12), bocah penjual jajanan jalangkote.
Bukan tanpa alasan Dedi menangis, dirinya mengaku teringat masa kecilnya yang memiliki kemiripan dengan RZ, bocah asal Bonto-bonto Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan.

• Motif 8 Pelaku Bully Bocah Penjual Jalangkote Cuma Iseng, Bermula dari Celetukan Bercanda Korban
• POPULER Komentar Orangtua Ferdian Paleka saat Tahu Sang Anak Jadi Korban Bully di dalam Sel
Memori Dedi pun terlontar ke masa kecilnya saat berjualan es sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar.
Sambil menahan air mata, Dedi ungkapkan hal ini.
"Perlu keberanian untuk berjualan seperti itu, apalagi ditambah jadi korban bully," kata Dedi sambil terisak menahan tangis.
Setelah melihat video itu, Dedi mengaku langsung menelepon orangtua RZ (12) untuk menguatkan sekaligus memberi bantuan.
"Saya berusaha menguatkan mereka (Rz dan orangtuanya) dan saya memberikan sedikit bantuan," kata Dedi melalui telepon, Senin (18/5/2020).
Seperti diketahui, Dedi memberi bantuan berupa modal usaha bagi orangtuanya dan sebuah sepeda baru untuk RZ.
Dedi berharap dengan bantuannya, dapat membuat Rz lebih semangat membantu keluarganya.
"Bantuan itu saya sampaikan langsung kepada Rz dan orangtuanya setelah saya telepon mereka," akunya.
Sementara itu, melalui sambungan telepon, orangtua Rz hanya bisa membalas pemberian Dedi Mulyadi dengan ucapan terima kasih.
Tak hanya sekali

Muhammad Said, paman dari RZ, mengatakan, orangtua korban saat ini telah melaporkan aksi perundungan yang menimpa anaknya ke kantor polisi setempat.
"Pagi ini kita sudah buat laporan ke polisi. Orangtuanya sudah diperiksa sebagai saksi," tutur Said.
Setelah itu, Said menceritakan, keponakannya tersebut sering mendapat "bully", tidak hanya sekali saja.
"Ada tiga video, orangnya beda-beda," ungkapnya.
Video-video tersebut, menurut Said, dijadikan barang bukti dan dibawa orangtua RZ saat melapor ke polisi.
Said mengatakan, pihaknya juga menyertakan hasil visum.
"Dari hasil visum ada lecet di lengannya. Kalau dipegang lengan kirinya dia teriak kesakitan," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, video aksi "bullying" yang menimpa RZ menjadi viral di media sosial.
Dari penelusuran Kompas.com, perundungan tersebut terjadi di lapangan di Kelurahan Bonto bonto, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan.
Saat itu, Rz terlihat mendapatkan kekerasan fisik. Selain dipukul, Rz penjual jalangkote juga dibanting oleh orang yang usianya jauh lebih tua.
Pelaku Ngaku Cuma Iseng
Delapan pelaku perundungan terhadap RL (12) penjual jalangkote keliling yang videonya viral akhirnya mengungkapkan motifnya.
Para pelaku mengaku hanya iseng mengerjai RL sebagai bahan bercandaan.
Hal ini bermula dari celetukan korban yang sempat bercanda dan mengaku sebagai jagoan di daerahnya.
Setelah diperiksa, terungkap delapan orang tersangka kasus perundungan anak penjual Jalangkote di Pangkep melakukan perbuatan itu karena iseng untuk bahan candaan.
• POPULER Komentar Orangtua Ferdian Paleka saat Tahu Sang Anak Jadi Korban Bully di dalam Sel
• Nasib Ferdian Paleka setelah Dipenjara, Dibully hingga Ditelanjangi Napi Lain yang Geram
Kepala Polres Pangkep AKBP Ibrahim Aji dalam keterangan persnya, Senin (18/5/2020) mengungkapkan, kedelapan tersangka hanya iseng untuk mengerjai korban RL (12) penjual keliling jalangkote.

Dari pengakuan tersangka, korban pernah mengungkapkan bahwa dirinya sebagai jagoan di daerah tersebut.
“Korban pernah bercanda dan mengatakan dalam bahasa Bugis (iya' tolo'na Ma'rang) yang artinya iya jagoannya daerah Ma’rang. Di situlah, para tersangka mengerjai korban sebagai bahan candaan, namun kelewat batas,” katanya.
Meski hanya bercanda, tegas Ibrahim, para tersangka tetap akan diproses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Terlebih lagi, salah seorang pelaku, Firdaus (26) memukul korban dan mendorongnya hingga tersungkur ke pondasi jalanan.
“Akibat perbuatan Firdaus, korban menderita luka lecet di lengan kirinya. Sedangkan tujuh tersangka lainnya tetap diproses hukum karena mem-bully anak di bawah umur sesuai Undang-undang Perlindungan anak,” jelasnya.
Ibrahim menjelaskan, tersangka Firdaus yang memukul hingga korban terjatuh dikenakan Pasal 80 UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan.
Sementara tujuh orang rekan Firdaus dikenakan Pasal 76c UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan akibat peranannya.
Sebelumnya beredar video, RL (12) warga Jl Batu Merah, Kelurahan Tala, Kecamatan Tala yang menjajakan jajanan pastel atau dikenal dengan nama jalangkote dirundung, dipukuli dan dibanting kelompok pemuda di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Minggu (17/5/2020) sore.
Video ini pun viral di berbagai media sosial, membuat warganet geram dan mengecam ulah kelompok pemuda di Kabupaten Pangkep.
Akhirnya, aparat kepolisian pun turun tangan langsung dan mengusut kasus perundungan bocah penjual jalangkote tersebut.
Alhasil, delapan orang pelaku perundungan bocah penjual jalangkote berhasil diamankan polisi.
(Kompas.com/ Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana/ Kontributor Makassar, Hendro Putro)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Menangis Saat Telepon Akbar, Pemulung yang Baca Al Quran di Emperan Toko" dan "Teringat Masa Kecil, Dedi Mulyadi Menangis Lihat Bocah Penjual Jalangkote Di-bully"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Pecah Tangis Dedi Mulyadi Tatkala Mendengar Kisah Akbar, Pemulung Viral Baca Alquran di Emperan Toko