Fakta Baru Meteor yang Ditemukan Warga Tapanuli Tengah, Hangat saat Diangkat, Kini Dijadikan Cincin
Fakta batu meteor yang ditemukan warga Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, hangat saat diangkat, kini dijadikan cincin.
TRIBUNMATARAM.COM - Fakta batu meteor yang ditemukan warga Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, hangat saat diangkat, kini dijadikan cincin.
Penemuan meteor yang jatuh di rumah Josua Hutagalung masih menjadi perbincangan hingga media internasional.
Meteor yang harganya ditaksir bisa mencapai 26 miliar itu rupanya terbeli dengan harga 200 juta.
Batu diduga meteor yang ditemukan oleh Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sutahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara menjadi perbincangan publik.
Baca juga: Kaleidoskop 2019 Fenomena Astronomi Penting yang Jarang Terjadi, Hujan Meteor Geminid
Baca juga: Heboh Benda Langit Superterang Lintasi Jateng dari Solo menuju Demak Rabu Malam, Meteor Jatuh?
Pecahan batu tersebut dijual melalui situs jual-beli eBay seharga 757 poundsterling (Rp14,1 juta) per gram.
Artinya, harga batu seberat 1.800 gram yang dijual Josua bisa mencapai hampir 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar.
Walaupun harganya fantastis, ternyata batu meteor tersebut dibeli dari Josua seharga Rp 200 juta. Sang pembeli adalah Jared Collins seorang ahli meteorit yang tinggal di Bali.
Serpihan batu tersebut saat ini menjadi kolekasi Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.
Berikut 5 fakta batu meteor milik Josua senila Rp 26 miliar:
1. Diduga jatuh dari langit, hangat saat diangkat

Batu tersebut ditemukan Josua di rumahnya pada Sabtu (1/8/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat mengerjakan pesanan peti mati, Josua mengaku mendengar suara gemuruh dari langit dan saat itu kondisinya sangat cerah.
Tiba-tiba ia mendengar suara dentuman keras hingga bagian rumahnyaikut bergetar. Saat dicek, ia menemukan atap seng rumahnya berlobang dan ada batu yang jatuh.
Saat dipegang, batu tersebut terasa hangat. Selain itu batu yang memiliki berat 2,2 kilogram itu tertanam sekitar 15 sentimeter di dalam tanah.
Josua kemudian menggali batu yang sebagian telah pecah itu dan memindahkannya ke rumah.
"Saat saya angkat, kondisi batu masih hangat lalu saya bawa masuk ke dalam rumah," kata Josua.
"Saya menduga kuat batu ini memang benda dari langit yang banyak disebut orang batu meteor. Karena tidak mungkin, ada yang sengaja melempar atau menjatuhkannya dari atas," ujar Josua.
Josua sempat iseng menempelkan magnet ke batu tersebut. Ternyata magnet tersebut menempel kuat di batu yang diduga meteor tersebut.
2. Diunggah ke Facebook dan ditawar Rp 1 miliar

Setelah kejadian tersebut, Josua mengunggah penemuan tersebut di akun Facebooknya dan mendapat respon dari warganet.
Selain viral dan menjadi perbincangan warganet, menurut Josua ada warga sekitar yang hendak membeli batu tersebut seharga Rp 1 miliar.
"Saya tidak tahu dia bercanda atau tidak, dan mau membeli batu ini. Tapi saya belum mau memberikannya," ujar Josua.
Terkait tawaran tersebut, Camat Kolang Saut Bona Situmeang menganggap hanya candaan saja.
"Memang ada yang sudah menawar untuk membeli batu itu, tapi saya yakin hanya bercanda saja. Apalagi, nilai yang ditawarkan sangat tinggi sekali," ucap Situmeang.
Namun ternyata, serpihan batu diduga meteor tersebut dijual di eBay dengan harga fantastis yakni mencapai Rp 26 miliar dengan berat 1.800 gram.
3. Dijual 1,8 kg, sisanya dibagi ke kerabat dan dibuat cincin
Josua mengklaim dari berat 2,2 kilogram, hanya 1.800 gram yang dijual ke Jared.
Sisanya, menurut Josua telah dibagi-bagikan ke sanak saudaranya dan bahkan ada yang digunakan untuk batu cincin.
Ia sendiri hanya menyimpan 5 gram batu yang diduga meteor untuk dimilikinya sendiri.
"Yang saya jual tidak semua, hanya serpihannya saja. Soalnya sebelumnya batu itu juga sudah pecah, dan jadi mainan anak-anak di rumah. Beratnya yang dibawa sekitar 1,7 kilogram," kata Josua.
"Saya sendiri dapat lima gram, selebihnya saya bagi-bagi ke sanak keluarga. Ada yang dibuat batu cincin," jelasnya.
Joshua berjanji tidak akan menjual sisa batu meteor yang dimilikinya itu, meski harga di pasar internasional cukup mahal.
Dia mengatakan, batu seberat lima gram tersebut akan disimpannya sebagai kenang-kenangan.
"Lima gram itu kan secuil, biarlah jadi kenang-kenangan."
4. Diberitakan media asing

Kisah batu yang diduga meteor milik Josua tak hanya viral di Indonesia, tapi juga menjadi perbincangan di luar negeri.
Sejumlah media asing memberitakan fenomena temuan " batu meteor" di Tapanuli Tengah itu, antara lain Daily Mail (Inggris), New York Post (Amerika Serikat), dan 7News (Australia).
Daily Mail dalam pemberitaannya berjudul "Indonesian man becomes an instant millionaire as meteorite worth £1.4m crashes through his roof" pada Selasa (17/11/2020) menuliskan kronologi temuan batu yang diduga jatuh dari luar angkasa itu dan serba-serbinya.
"Sebongkah batu, seberat 2,1 kg, meninggalkan lubang besar di atap dan jatuh terkubur sedalam 15 cm di tanah sebelah rumah," tulis Daily Mail.
Disebutkan pula jika meteorit murni termurah dengan harga jualnya mencapai 0,5-5 dollar AS (Rp 7.000-70.000) per gram, dan varian terlangkanya bisa mencapai 1.000 dollar AS (Rp 14,18 juta) per gram.
"Diperkirakan batu itu berumur 4,5 miliar tahun dan diklasifikasikan sebagai Chondrite berkarbon CM1/2, varietas yang sangat langka, bernilai sekitar 1,85 juta dollar AS (Rp 26,2 miliar), atau 857 dollar AS (Rp 12,14 juta) per gram," lanjut Daily Mail.
5. Astronom sebut terjadi setahun sekali

Sementara itu astronom amatir, Marufin Sudibyo mengungkap, bahwa sebenarnya setiap hari Bumi dihujani sebanyak rata-rata 44 ton meteor dan rata-rata 17 meteor yang bisa memproduksi meteorit.
Ketika meteoroid sudah memasuki atmosfer Bumi dan berpijar, maka dikenal sebagai meteor. Namun jika di paras Bumi, namanya adalah meteorit.
Dengan demikian, Marufin menyebut batu temuanJosua di rumahnya adalah meteorit.
Menurut Marufin peluang terjadinya ketampakan meteor yang bisa memproduksi meteorit dan ditemukan manuai peluangnya kecil dan rata-rata hanya satu kali per tahun.
“Secara statistik diperhitungkan setiap kilometer persegi paras Bumi mendapatkan jatuhan meteorit sekali dalam tiap 50.000 tahun,” ujar Marufin.
“Jadi kemungkinan jatuhnya meteor yang memproduksi meteorit, dalam praktiknya, kecil,” imbuhya.
Jika melihat besarnya meteorit yang ditemukan adalah 2,2 kilogram, menurut Marufin, kemungkinan ukuran meteoroidnya adalah 100 hingga 1000 kali lebih massif.
“Bergantung kepada jenis meteoritnya. Untuk meteorit karbon kondritik yang masuk ke dalam grup CM (carbonaceous chondrite), dengan massa 2,2 kg maka massa meteoroid-nya setara 2,2 ton,” pungkas Marufin.
(KOMPAS.com/Oryza Pasaribu )
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta "Batu Meteor" Senilai Rp 26 Miliar Milik Josua, Hangat Saat Diangkat hingga Dijadikan Batu Cincin"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Fakta Batu Meteor yang Ditemukan Warga Tapanuli Tengah, Hangat saat Diangkat, Tak Dijual Semuanya