Edhy Prabowo Ditangkap KPK
26 Tahun bersama Prabowo Subianto, Edhy Prabowo Pernah Ditolong di Masa Lalu Tapi dengan 2 Syarat
Ia mengaku, awal mula mengenal Prabowo saat masih di Akabri. Namun, ia dikeluarkan saat duduk di tingkat dua pendidikan.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Delta Lidina
TRIBUNMATARAM.COM - Ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo membuat nama Prabowo Subianto turut menjadi sorotan.
Seperti diketahui, keduanya memiliki kedekatan yang sangat erat dan sudah terjalin sejak lama.
Dalam suatu kesempatan, Edhy Prabowo juga mengaku jika dirinya sudah mengenal Ketua Umum Partai Gerindra itu selama lebih dari 26 tahun.
Baca juga: Ikut Ditangkap KPK, Inilah Potret Gaya Hidup Istri Edhy Prabowo Iis Rosita Dewi, Apa Kesalahannya?
Baca juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Mantan Wakil Gerindra : Tamat Sudah Cita-cita Prabowo Jadi Presiden
Perkenalan pertama mereka terjalin ketika Edhy merantau ke Jakarta untuk meminta bantuan.
Kala itu, Prabowo lah yang bersedia membantu Edhy tetapi dengan dua syarat.
"Sudah 26 tahun lebih (kenal). Jadi separuh hidup saya itu ikut Pak Prabowo lebih lama," kata Edhy Prabowo dikutip TribunMataram.com dalam video wawancara di kanal Youtube Talk Show tvOne yang diunggah pada 24 Oktober 2020.
Ia mengaku, awal mula mengenal Prabowo saat masih di Akabri.
Namun, ia dikeluarkan saat duduk di tingkat dua pendidikan.
Kemudian, Menteri KKP ini mengaku nekat merantau ke Jakarta dan menemui Prabowo Subianto.
"Saya mengenal beliau dekat sejak saya dulu di Akabri. Tingkat dua saya dikeluarkan. Kemudian merantau ke Jakarta karena di rumah orangtua juga sedih. Merantau ketemu Pak Prabowo," katanya.
Ia mengaku, saat itu sempat diizinkan untuk bertamu di rumah Menhan Prabowo.
"Rame-rame ketemu kemudian kita dikasih kesempatan ke kediaman beliau di Jakarta Timur, malam Senin, kalau tidak salah 2 Maret waktu itu," ujarnya.
Kepada Prabowo, Edhy menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya. Ia menyebut, ingin memperbaiki kegagalannya yang dikeluarkan dari Akabri.
Ia mengaku ingin sekolah tetapi sambil bekerja.
"Jadi kita ditanya mau apa, kita minta mau kerja sambil memperbaiki kegagalan ini. Kita mau sekolah tapi sambil kerja," ujar Edhy Prabowo.
Kala itu, Prabowo pun mencoba mengusahakan agar Edhy kembali mengenyam pendidikan di Akabri, tetapi tidak berhasil.
Akhirnya Prabowo mengambil keputusan untuk memenuhi permintaan Edhy Prabowo.

Hidup Edhy pun diselamatkan Prabowo Subianto. Ia bisa kuliah di perguruan tinggi dan mendapatkan uang saku setiap bulan.
Menurut Edhy, kala itu Prabowo mengajukan dua syarat, yaitu harus serius sekolah dan harus latihan silat.
"Kemudian beliau suruh kita pulang dulu. Ternyata beliau ingin kita kembali lagi, di-lobby lah itu ternyata enggak bisa. Akhirnya 'ya sudah kalian ikut saya sekolah dikasih uang bulanan tapi syaratnya dua, latihan silat sama sekolah yang bener'," katanya.
Berkat rajin latihan silat, Edhy Prabowo pun sempat meraih prestasi di bidang olahraga silat.
"Alhamdulillah di silat saya pernah ikut PON tahun 1996 enggak dapat medali emas, tapi perunggu," katanya.
Sampai sebelum menjadi Menteri KKP, ia merupakan staf dari Prabowo Subianto.
"Saya staf beliau dari dulu," katanya.
"Banyak yang menilai seperti itu (orang kepercayaan Prabowo). Tapi saya tidak pernah merasa kepercayaan, tapi saya selalu terima kasih dipercaya sama beliau," kata Edhy menambahkan.

Penangkapan Edhy Dinilai Tamatkan Cita-cita Prabowo Jadi Presiden
Mantan Wakil Ketua Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, penangkapan Edhy Prabowo yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan berpengaruh pada elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara Soal Penangkapan Edhy Prabowo karena Dugaan Korupsi
Baca juga: Tanggapan Gerindra setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK Dugaan Korupsi Benih Lobster
"Nah, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, tamat sudah cita-cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra," kata Arief ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (25/11/2020), seperti dilansir Antara.
Arief berpendapat, penangkapan Edhy merupakan tamparan keras bagi Prabowo mengingat Edhy sangat dekat dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Apalagi, Edhy menjadi menteri pertama pada kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang ditangkap KPK.
"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo bahwa ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat, ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era jokowi yang terkena operasi tangkap tangan oleh KPK," ujar Arief.
Ia juga mengatakan, penangkapan Edhy tersebut bukti bahwa KPK memiliki taring dalam menangkap pejabat yang korup.
Arief pun meminta masyarakat terus mendukung KPK dalam menangani kasus Edhy.
Menurut Arief, sejak awal seharusnya Prabowo mengingatkan dan melarang para kader dan keluarganya memanfaatkan kekuasaan untuk bisnis agar sesuai dengan keinginan Prabowo, yaitu Indonesia bersih dari KKN.
"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga, tetapi Prabowo justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tutur Arief.
Berdasarkan hal tersebut, Arief mengatakan, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya yang bisa menghancurkan marwah partai.
Jokowi Dukung KPK
Penangkapan Edhy Prabowo terkait dugaan korupsi, ini komentar Presiden Jokowi.
Ditangkapnya Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya ditanggapi oleh Jokowi.
Presiden Joko Widodo pun angkat bicara soal kabar ditangkapnya Edhy Prabowo.

Baca juga: Tanggapan Gerindra setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK Dugaan Korupsi Benih Lobster
Baca juga: Kini Diperiksa KPK, Edhy Prabowo Sempat Mengaku Siap Diaudit & Dibully Soal Ekspor Benih Lobster
Jokowi menekankan, pemerintah konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.
"Pemerintah konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (25/11/2020).
Jokowi mengatakan, pemerintah menghormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK. Ia yakin lembaga antirasuah itu bekerja secara transparan, terbuka, dan profesional.
"Ya tentunya kita menghormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK, kita menghormati. Dan, saya percaya KPK bekerja transparan, terbuka, profesional," kata dia.
Diberitakan, KPK menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Rabu (25/11/2020) dini hari.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, penangkapan Edhy terkait dengan dugaan korupsi dalam ekspor benur.
"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Rabu.
Menurut Ghufron, Edhy ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarga.
"Tadi pagi (ditangkap) jam 01.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ujar Ghufron. (TribunMataram.com/ Salma) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/ Fitria Chusna Farisa)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul 26 Tahun bersama Prabowo Subianto, Edhy Prabowo Dulunya Ditolong di Masa Lalu Tapi Pakai 2 Syarat