Penanganan Covid

Pedagang Sayur Juga Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin, Ditelepon Istana hingga Dapat Uang Tunai

Narti menceritakan, sehari sebelum vaksinasi itu, dia dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari Istana.

(Biro Pers Sekretariat Presiden)
Narti (44) pedagang sayur di Pasar Inpres Kelapa Gading saat vaksinasi Covid-19 bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1/2021) 

TRIBUNMATARAM.COM - Cerita di balik diajaknya seorang pedagang sayur bernama Narti untuk melakukan suntik vaksin perdana bersama Presiden Jokowi dan beberapa nama pilihan.

Hari itu, Narti mendadak mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku utusan Istana Kepresidenan.

Dalam pesannya, utusan tersebut menyatakan jika Narti akan menjadi orang pertama yang ikut disuntik vaksin bersama Presiden Jokowi dan beberapa nama yang telah dipilih.

Narti (44), masih tak percaya ia bisa menjadi salah satu orang pertama yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat lain.

Narti menceritakan, sehari sebelum vaksinasi itu, dia dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari Istana.

Orang itu memberitahukan bahwa Narti akan mewakili pedagang untuk divaksinasi di Istana pada Rabu (13/1/2021).

Vaksinasi covid-19 akan dimulai secara nasional dilakukan muai Rabu (13/1/2021) ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan disuntik vaksin covid-19 pertama kali.
Vaksinasi covid-19 akan dimulai secara nasional dilakukan muai Rabu (13/1/2021) ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan disuntik vaksin covid-19 pertama kali. (tangkap layar youtube sekneg)

"Sempat kaget juga. Saya sempat tanya ke yang menelepon kenapa harus saya. Katanya 'karena ibu yang dipilih oleh Pak Jokowi'," ujar Narti saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Sempat Ditawarkan Gratis, Menkes Mulai Buka Opsi Vaksin Mandiri untuk Perusahaan, Syaratnya 1

Baca juga: Raffi Ahmad Mulai Rasakan Efek Samping Disuntik Vaksin Covid-19, Tapi Malah Keluyuran Tanpa Maker

Narti mengatakan, sebelumnya ia memang pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di acara peluncuran program Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Istana.

Namun, pedagang sayur di Pasar Inpres Kelapa Gading, Jakarta Utara ini tak menyangka Jokowi masih mengingat dirinya.

Tanpa ragu, Narti pun setuju untuk mengikuti vaksinasi di Istana.

Ia mengaku tidak khawatir dengan sejumlah kabar miring terkait efek samping vaksin Sinovac itu.

"Saya sih enggak terlalu pikirkan ke mana-mana. Saya selalu ikhlas terima dan bersyukur," katanya.

Ilustrasi vaksin Covid baru
Ilustrasi vaksin Covid baru (europeanpharmaceuticalreview.com)

Hari itu juga, Narti langsung diarahkan menuju Rumah Sakit Bunda, Jakarta Pusat, untuk menjalani swab test. Hasil tes menunjukkan Narti negatif Covid-19.

Terharu

Keesokan harinya, ia pun berangkat ke Istana untuk mengikuti vaksinasi.

Tak hanya bertemu Jokowi, ia juga bertemu langsung dengan para menteri dan pejabat negara lainnya.

"Saya sebagai orang kecil ketemu petinggi-petinggi (negara), sangat senang sekali. Di situ kita juga dihargai, tidak dipandang orang rendah. Yang saya terharu itu," katanya.

Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin, diikuti sejumlah menteri dan pejabat lain, lalu baru disusul oleh Narti yang mewakili pedagang.

Narti sempat menjalani pemeriksaan tensi sebelum disuntik vaksin.

Tensinya sedikit di atas normal, namun masih masuk dalam kriteria orang yang bisa mendapatkan vaksinasi.

"Setelah itu enggak ada reaksi apa-apa. Saya enggak ada keluhan apa-apa. Memang enggak ada rasa bagaimana-bagaimana," kata dia.

Setelah selesai vaksinasi, Narti pun mendapat bingkisan dari Jokowi. Bingkisan itu berisi bahan kebutuhan pokok, baju batik, sarung, hingga uang tunai.

"Uang Rp 1 juta untuk pengganti transport," ujar dia.

Langsung Kerja

Sehari setelah vaksinasi, Narti juga tak merasakan ada efek samping atau keluhan apapun.

Bahkan pada pagi ini, Narti tetap beraktivitas seperti biasanya. Ia tetap berjualan di Pasar Inpres Kelapa Gading sejak pagi dan baru menutup lapaknya setelah siang.

"Ini saya baru selesai jualan. Sekarang pun saya tetap sehat enggak ngerasain apapun," kata Narti.

Narti pun berharap vaksinasi ini bisa ampuh dalam menghentikan penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Dengan begitu, pendapatannya sebagai pedagang di pasar bisa kembali seperti sebelum pandemi.

Ia mengakui sejak awal pandemi, pendapatannya merosot tajam. Namun perlahan pendapatannya mulai naik, meski belum seperti saat sebelum pandemi.

"Setelah (vaksinasi) ini semoga corona segera selesai dan saya bisa kembali pulih," ujarnya.

Tawaran Opsi Mandiri dari Menkes

Sempat ditawarkan gratis ke seluruh masyarakat, Menkes tawarkan opsi vaksinasi mandiri oleh perusahaan agar berjalan lebih cepat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini membuka peluang bagi perusahaan untuk melakukan vaksinasi mandiri untuk diberikan kepada perusahaan.

Namun, ada syarat yang diajukan oleh Budi saat pemerintah membuka opsi vaksinasi Covid-19 mandiri.

Diingatkan, vaksinasi mandiri itu bukan perorangan, melainkan melalui perusahaan untuk para karyawannya.

"Bolehnya untuk korporasi. Jadi dengan syarat satu, korporasi mau beli, dengan syarat semua karyawannya mesti dikasih," ujar Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis (14/1/2021).

Kandungan yang tertera dalam kemasan Vaksin Covid-19 Sinovac.
Kandungan yang tertera dalam kemasan Vaksin Covid-19 Sinovac. ((Ahmad Utomo via WhatsApp))

Budi menjelaskan, perusahaan akan diizinkan membeli vaksin sendiri dengan produsen vaksin Covid-19.

Dengan demikian, harapannya vaksinasi Covid-19 dapat berjalan lebih cepat.

"Mungkin itu bisa kita berikan (izin). Saya lihat kalau seperti ini sebaiknya pengadaannya di luar pemerintah saja, pengadaannya bisa dilakukan oleh swasta dan mereka bisa pengadaan sendiri," kata dia.

Baca juga: Raffi Ahmad Mulai Rasakan Efek Samping Disuntik Vaksin Covid-19, Tapi Malah Keluyuran Tanpa Maker

Baca juga: Testimoni Presiden Jokowi setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Tensi Normal : Gak Terasa

Syaratnya, vaksin Covid-19 yang dibeli harus sesuai dengan yang diiizinkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, data penerima vaksin juga harus dilaporkan kepada pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih.

"Vaksinnya harus ada di WHO, harus di-approve oleh BPOM. Dan datanya harus satu dengan kita (pemerintah), karena saya tidak mau nanti datanya berantakan lagi," ucap Budi.

Kendati begitu, Budi menegaskan opsi ini masih dalam diskusi dan belum final.

Ia mengatakan, pemerintah berupaya melaksanakan program vaksinasi secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat.

"Itu belum final. Itu masih dalam diskusi, karena kami takutnya sensitif kalau misalnya tidak ditata dengan baik. Kami welcome diskusikan itu," kata dia.

(Kompas.com/ Ihsanuddin/Tsarina Maharani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Narti, Pedagang Sayur yang Kaget Ditelepon Istana untuk Divaksin Bareng Jokowi"

dan judul "Menkes Buka Opsi Vaksin Covid-19 Mandiri, Diberikan bagi Perusahaan untuk Karyawan"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Narti Tiba-tiba Diajak Suntik Vaksin Pertama oleh Jokowi saat Dagang Sayur, Pulang Diberi Uang Tunai

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved