Kecelakaan Sriwijaya Air

Update Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi hingga Kamis Malam, 6 Identitas Terungkap Lagi, Total 12

Update nama-nama korban Sriwijaya Air SJ 182 yang berhasil teridentifikasi hingga Kamis (14/1/2021) malam.

TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto
Lena Peluk Foto putrinya Dinda Amelia melalui handpone. Putrinya itu merupakan Satu di antara penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu, Sabtu 9 Januari 2021. 

TRIBUNMATARAM.COM - Update nama-nama korban Sriwijaya Air SJ 182 yang berhasil teridentifikasi hingga Kamis (14/1/2021) malam.

Usaha keras Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali membuahkan hasil.

Tim DVI berhasil mengidentifikasi enam korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Kamis (14/1/2021), sehingga total korban yang teridentifikasi ada 12 nama.

"Hasil pada hari ini, tim DVI telah melakukan rekonsiliasi dan berhasil mengidentifikasi sebanyak enam korban," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Kamis (14/1/2021).

"Pertama atas nama Ricko. Kedua atas nama Ihsan Adhlan Hakim. Ketiga atas nama Supianto. Keempat atas nama Pipit Piyono. Kelima atas nama Mia Tresetyani, dan keenam Yohanes Suherdi," tutur Rusdi.

Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut.
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dalam manifes yang diterima Kompas.com, Mia berstatus crew Sriwijaya Air SJ 182.

Ia merupakan pramugari dengan manifes nomor 5.

Sementara kelima jenazah yang teridentifikasi hari ini berstatus penumpang.

Baca juga: Widya Video Call Suami Sebelum Jatuh dengan Sriwijaya Air, Curhat Cuaca Buruk, Diminta Bersholawat

Baca juga: 20 Menit Pandangan Kabur karena Lumpur Dasar Laut, Temukan Korban Sriwijaya Air, Tertera Nama di SIM

"Rekonsiliasi tadi, empat teridentifikasi berdasarkan sidik jari, sedangkan dua teridentifikasi berdasarkan DNA," ujar Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes dr Ratna, Kamis.

Dengan demikian, total sudah 12 korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang teridentifikasi.

Sebelumnya, ada nama Okky Bisma, Fadly Satrianto, Khasanah, Asy Habul Yamin, Indah Halimah Putri, dan Agus Minarni.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.

Kesaksian Penyelam Temukan Jasad

Untuk kali pertama di dalam hidupnya, Hence Kertajaya mengajukan diri secara sukarela untuk menyelam mencari jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182.

Kepiawaiannya dalam menyelam kali ini ingin digunakannya untuk membantu menemukan potongan tubuh korban Sriwijaya Air agar bisa segera dipastikan kondisinya.

Meski tak mudah bagi Hence ketika menemukan potongan organ manusia, tetapi ia bertekad kuat membantu.

Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) menggetarkan hati Hence Kertajaya, salah satu penyelam relawan dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).

Hence Kertajaya Penyelam relawan yang temukan potongan jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182(Dok. Pribadi)
Hence Kertajaya Penyelam relawan yang temukan potongan jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182(Dok. Pribadi) ()

Hence menjadi satu dari banyaknya penyelam yang ikut terlibat dalam pencarian korban dan material pesawat yang terhampar di lautan.

Kepada Kompas.com, Hence menceritakan pengalamannya saat mengevakuasi korban dan material pesawat.

Baca juga: Total 6 Jenazah Korban Sriwijaya Teridentifikasi, Tambahan 2 Nama Indah Halimah Putri & Agus Minarni

Baca juga: Keluarga Ingin Jenazah Korban Sriwijaya Air yang Terungkap Disimpan, Tunggu Potongan Tubuh Lain

Baca juga: Kesaksian Penyelam Lihat Pemandangan Bawah Laut Lokasi Sriwijaya Air Jatuh : Hancur Berkeping-keping

Pada Minggu (10/1/2021), Hence bersama penyelam lain berangkat ke titik lokasi pencarian menggunakan kapal KM Wisnu.

"Saya berangkat Minggu, kebetulan saya karena keadaan darurat langsung berangkat ke sana (JICT II, Tanjung Peiok). Jadi saya sendiri dari POSSI kemudian gabung dengan Basarnas," kata Hence saat diwawancara melalui sambungan telepon, Rabu (13/1/2021).

Hence bercerita, meski cuaca sedang baik saat itu, namun lumpur yang tebal cukup mengambat para penyelam dalam operasi pencarian.

"Cuaca sangat baik enggak terlalu berombak, cuma permasalahan yang kami hadapi itu saat kami berada di dalam air, karena di bawah itu lumpurnya sangat tebal," tutur dia.

Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut.
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Jadi visibility-nya juga sangat kurang sekali, sehingga apa yang kami cari itu juga tidak maksimal," sambungnya.

Para penyelam hanya diberikan waktu maksimal 20 menit di dalam air untuk mencari serpihan pesawat atau potongan tubuh korban.

Hence menyebut, ia diwajibkan untuk berdampingan dengan penyelam lain saat di bawah air.

"Karena berkaitan dengan kondisi alam yang di bawah air itu keruh ya dan kesulitan orientasi karena jarak pandang terbatas, untuk keamanan memang kita wajib melakukan penyelaman itu didampingi sama mitra selam minimal 2 orang," kata dia.

"Dan itu juga kita saling terkait menggunakan bodyline. Kebetulan saya bertiga dan kami semuanya terikat dalam satu bodyline itu supaya kami tidak terpisah," lanjutnya.

Karena jarak pandang terbatas, Hence mengatakan dia harus berhati-hati saat mencari material ataupun potongan tubuh korban.

Saat itu, Hence dan tim berhasil menemukan potongan tubuh korban dan satu tas yang berisi Surat Ijin Mengemudi (SIM) milik korban.

Hence menjelaskan, saat di dalam air penyelam dibebaskan untuk memilih apa saja yang ingin dibawa ke atas air.

Hal itu dilakukan untuk menghindari traumatis ketika penyelam mengevakuasi potongan tubuh korban.

"Waktu sebelum turun kami di briefing dulu bagaimana kalau kita menemukan organ tubuh ataupun bagian tubuh yang ada nah di situ memang ada dua hal yang penting," ujar Hence.

Kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 Jakarta - Pontianak diperlihatkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Kotak hitam tersebut selanjutnya akan dibawa ke laboratorium KNKT untuk dilakukan investisigasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 Jakarta - Pontianak diperlihatkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Kotak hitam tersebut selanjutnya akan dibawa ke laboratorium KNKT untuk dilakukan investisigasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA) ((ANTARA FOTO via Kompas/MUHAMMAD ADIMAJA))

"Kita mau tolong boleh tapi kalau kita ragu-ragu untuk mengambilnya itu juga enggak apa-apa, karena apa yang terpenting adalah jangan sampai karena kita takut menjadi nantinya traumatis yang panjang," tambahnya.

Namun, saat itu Hence mengaku sudah bertekad untuk membantu hingga berhasil membawa potongan tubuh korban ke permukaan air.

"Tapi ya Puji Tuhan memang karena tekad dan niat saya, saya datang untuk menolong ya sejauh ini enggak ada masalah apa-apa enggak ada keraguan untuk mengambil bagian tubuh itu," ucap Hence.

"Kelegaan saya ketika bisa mengangkat bagian tubuh itu ke atas permukaan dan diserahkan kepada Basarnas. Temuan itu kan sangat ditunggu sama keluarga korban," ujarnya.

Saat mengevakuasi korban, Hence diwajibkan untuk menggunakan sarung tangan dan penutup kepala sebagai perlindungan diri dari bakteri di dalam laut.

Ini adalah pengalaman pertama bagi Hence menjadi penyelam relawan.

Hence merupakan instruktur penyelam yang juga berprofesi sebagai wiraswasta.

(Kompas.com/ Nirmala Maulana Achmad/Ira Gita Natalia Sembiring)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Teridentifikasi Hari Ini, Total 12 Jenazah

dan "Kisah Hence, Penyelam Relawan Cari Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air Demi Bantu Keluarga"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul 6 Nama Korban Sriwijaya Air Kembali Teridentifikasi, 1 Pramugari 5 Penumpang, Total Kini 12

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved