Bobotnya Capai 103 Kg, Rina Gunawan Kini 'Manglingi' setelah Sukses Turunkan 30 kg dalam 5 Bulan
Bahkan, berat tubuhnya pernah mencapai 103 kilogram hingga membuatnya susah untuk beribadah.
TRIBUNMATARAM.COM - Penampilan manglingi Rina Gunawan, sukses turunkan berat badan hingga 30 kilogram dalam lima bulan.
Mengalami kesulitan dalam beraktivitas menyadarkan Rina Gunawan jika tubuhnya sudah mulai overweight.
Bahkan, berat tubuhnya pernah mencapai 103 kilogram hingga membuatnya susah untuk beribadah.
Presenter Rina Gunawan membagikan tips dietnya menurunkan berat badan hingga 30 kilogram dalam waktu lima bulan.
Pertama yang dilakukannya adalah banyak minum air putih.
"Minum air putih itu enam persen dari berat badan, jadi waktu badan gede banget, Teteh minum enam liter sehari," kata Rina dalam acara Brownies seperti dikutip Kompas.com dalam kanal youtube TRANS TV Official, Minggu (24/1/2021).
Dia juga mengkonsumsi meal plan atau menu makanan diet sebanyak lima kali dalam sehari. Dia juga mengganti menu sarapannya dengan oat meal.
"Kami meal plan. Setiap hari makan lima kali, lalu ngeganti sarapan juga," kata Rina.
Baca juga: Jangan Sembarangan Diet! Kekurangan Karbohidrat Justru Bisa Bikin Berat Badan Susah Turun
Baca juga: Cocok Buat Diet, Ini 10 Trik Kontrol Makanan yang Dikonsumsi tanpa Merasa Lapar, Pakai Piring Kecil!
Dia mengatakan, diet bisa saja dijalani pada masa pandemi Covid-19 asal tetap makan teratur dan tak makan makanan sembarangan.
Dengan begitu, imun tubuh tetap terjaga meski program diet dijalankan.
"Orang bilang masa pandemi enggak boleh diet. Malahan kalau makan sembarangan malah lebih sakit. Makannya enggak sembarang. Teteh benar-benar enggak makan minyak, enggak makan santan. Tepung terigu enggak boleh diganti oat meal," ucap Rina.

Rina mengatakan, dengan melakukan bersamaan program diet dan olahraga cukup maka bobot tubuh akan turun lebih mudah.
Awal mula diet
Keberhasilan Rina menurunkan berat badan ini disebabkan program diet yang diikutinya beberapa bulan belakangan ini.
Wanita umur 46 tahun ini mengaku niat ikut diet lantaran bobot badannya yang sudah mencapai 103,7 kilogram.
Ia khawatir berat badannya makin bertambah saat pandemi Covid-19 lantaran banyaknya aktifitas di rumah.
Selain itu, alasan istri Teddy Syah ini diet menjaga tubuhnya untuk tetap sehat diumur yang sudah tidak muda lagi.
"Teteh sudah kegemukan, ibadah juga teteh enggak enak banget. Apalagi teteh bergerak dibidang wedding kan jadi capek banget sampai pagi malam. Yang pasti, Ben, Teteh pengin banget melihat anak teteh menikah, ada di atas pelaminan," kata Rina.
Rina mengatakan, sejak bobot badannya turun, dia merasa tubuhnya lebih enteng untuk beraktifitas.
Bahkan kini ukuran bajunya lebih mudah dicari karena sudah diukuran M atau L.
"Enteng banget, asalnya teteh kalau salat duduk, yang kalau jalan udah keberatan, naik tangga cepat capek," ungkap dia.
Diat Jangan Asal, Kekurangan Karbohidrat Bisa Bahaya
Dalam usaha menurunkan berat badan, banyak yang memilih jalur cepat dengan tidak mengkonsumsi karbohidrat.
Padahal, siapa sangka, karbohidrat memiliki fungsi sangat penting bagi tubuh.
Adapun jika kekurangan karbohidrat, tubuh akan mengalami sejumlah masalah, apa saja?
Baca juga: Cocok Buat Diet, Ini 10 Trik Kontrol Makanan yang Dikonsumsi tanpa Merasa Lapar, Pakai Piring Kecil!
Baca juga: Tips Diet Sehat & Murah Ala Dewi Huges Turunkan Lebih dari 90 Kilogram, Satu Resep Cuma Rp 20 Ribu!
Berapa banyak kadar karbohidrat dalam menu makanan Anda sehari-hari? Idealnya, 45-65% asupan kalori orang dewasa setiap harinya adalah karbohidrat.
Jika kekurangan karbohidrat, bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti ketosis hingga gangguan jantung.
Mengetahui bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit sangat penting karena popularitas diet karbohidrat.
Jangan sampai asal-asalan melakukan diet namun justru menyebabkan metabolisme terganggu akibat kekurangan karbohidrat.
Dampak kekurangan karbohidrat
Jika asupan kalori setiap harinya sekitar 2.000, maka 900-1.300 kalori harus berupa karbohidrat. Ini setara dengan 225-325 gram sumber karbohidrat.
Setelah mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan menggunakannya sebagai energi, disimpan dalam otot, atau terkonversi menjadi lemak.
Beberapa dampak kekurangan karbohidrat di antaranya:
1. Kekurangan energi
Mengingat karbohidrat yang masuk ke tubuh akan menjadi sumber energi, maka kekurangan karbohidrat membuat seseorang kekurangan energi.
Saat beraktivitas fisik, tubuh menggunakan glikogen sebagai sumber energi. Namun jika asupan karbohidrat tak mencukupi, glikogen pun bisa habis.
Konsekuensinya, tubuh mulai memecah protein dalam otot sebagai sumber energi. Jika hal ini berlangsung selama beberapa bulan, efeknya bisa berbahaya. Utamanya bagi orang yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi.
Metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat, kurang energi, dan risiko tubuh terasa lesu. Selain itu, penyakit kekurangan karbohidrat lainnya bisa mengakibatkan dehidrasidan nyeri otot.
2. Ketosis
Jenis diet karbohidrat yang cukup ekstrem adalah diet keto yaitu dengan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.
Bagi pelaku diet keto, asupan karbo hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan kalori harian. Sebagian besar asupan kalori datang dari lemak dan protein.
Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut ketone. Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai energi.
Proses yang disebut ketosis ini akan terjadi 3-4 hari setelah mulai membatasi asupan karbohidrat.
Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit keto flu, dengan gejala mual, lemah, dan sakit kepala. Dalam jangka panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hingga kadar gula darah rendah.
3. Risiko gangguan jantung
Beberapa studi menyebutkan kekurangan karbohidrat dapat meningkatkan risiko kematian seseorang. Utamanya karena meningkatnya risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung.
Orang yang mengalami fibrilasi atrium disertai gejala tubuh lesu, sakit kepala, dan jantung berdebar atau palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal.
Kondisi ini juga membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung hingga stroke.
Tanda-tanda kekurangan karbohidrat

Meski tidak menjalani diet karbo sekalipun, setiap orang berisiko mengalami defisiensi karbohidrat. Beberapa tanda ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat adalah:
Berat badan tidak turun
Miskonsepsi yang kerap muncul adalah bahwa semakin sedikit konsumsi karbohidrat, berat badan akan turun. Padahal, karbohidrat sangat penting untuk memastikan metabolisme berlangsung efisien.
Jika asupan karbohidrat terlalu rendah, tingkat metabolisme menjadi lebih lambat sehingga berat badan pun tidak berkurang.
Merasa lelah
Jika tubuh terasa lesu dan lelah seharian, bisa jadi indikator kekurangan karbohidrat. Ini terjadi karena ada perubahan pada kadar gula darah.
Fluktuatifnya kadar gula darah menyebabkan sakit kepala, sulit konsentrasi, dan tubuh lesu.
Ingin makanan manis
Ketika tubuh menginginkan sesuatu seperti makanan manis, artinya ada asupan yang tidak terpenuhi secara optimal.
Itulah mengapa setelah makan dalam porsi besar, masih ada keinginan mengonsumsi camilan manis karena nutrisinya tak terpenuhi secara seimbang.
Tak hanya itu, kadar gula darah fluktuatif juga bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meski baru makan 1-2 jam sebelumnya. Ini terjadi karena tubuh mengidentifikasi kurangnya asupan karbohidrat.
Pencernaan bermasalah
Idealnya, makanan kaya karbohidrat mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan. Itulah mengapa diet karbohidrat bisa membuat orang yang melakukannya mengalami konstipasi.
Bau mulut
Banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.
Ini terjadi karena tubuh membuat ketone, sumber energi alternatif liver dan otak yang diambil dari cadangan lemak. Substansi ini memiliki aroma khas yang tercium dari saliva atau air liur.
Mengingat hal-hal di atas, individu yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi setiap harinya sebaiknya tidak mengikuti diet karbo yang ketat.
Jika dipaksakan melakukan diet karbohidrat, risikonya tidak memiliki cukup energi dan tubuh akan berada dalam kondisi ketosis.
(Kompas.com/ Cynthia Lova/Wisnubrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Turun 30 Kg dalam Lima Bulan, Coba Tips Diet ala Rina Gunawan"
dan judul "Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Berbahaya"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Transformasi 'Manglingi' Rina Gunawan dari Bobot 103 kg Turun 30 kg dalam 5 Bulan, Ini Rahasianya