5 'Kontroversi' Tya Ariestya di Buku Dietnya, Sayur Penghambat Berat Badan Turun, Bebas Makan Garam
Beberapa ahli gizi angkat bicara dan mengungkapkan 'kejanggalan' dari pernyataan Tya di buku dietnya yang justru menyalahi aturan.
Metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat, kurang energi, dan risiko tubuh terasa lesu. Selain itu, penyakit kekurangan karbohidrat lainnya bisa mengakibatkan dehidrasidan nyeri otot.
2. Ketosis
Jenis diet karbohidrat yang cukup ekstrem adalah diet keto yaitu dengan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.
Bagi pelaku diet keto, asupan karbo hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan kalori harian. Sebagian besar asupan kalori datang dari lemak dan protein.
Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut ketone. Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai energi.
Proses yang disebut ketosis ini akan terjadi 3-4 hari setelah mulai membatasi asupan karbohidrat.
Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit keto flu, dengan gejala mual, lemah, dan sakit kepala. Dalam jangka panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hingga kadar gula darah rendah.
3. Risiko gangguan jantung
Beberapa studi menyebutkan kekurangan karbohidrat dapat meningkatkan risiko kematian seseorang. Utamanya karena meningkatnya risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung.
Orang yang mengalami fibrilasi atrium disertai gejala tubuh lesu, sakit kepala, dan jantung berdebar atau palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal.
Kondisi ini juga membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung hingga stroke.
Tanda-tanda kekurangan karbohidrat

Meski tidak menjalani diet karbo sekalipun, setiap orang berisiko mengalami defisiensi karbohidrat. Beberapa tanda ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat adalah:
Berat badan tidak turun
Miskonsepsi yang kerap muncul adalah bahwa semakin sedikit konsumsi karbohidrat, berat badan akan turun. Padahal, karbohidrat sangat penting untuk memastikan metabolisme berlangsung efisien.
Jika asupan karbohidrat terlalu rendah, tingkat metabolisme menjadi lebih lambat sehingga berat badan pun tidak berkurang.
Merasa lelah
Jika tubuh terasa lesu dan lelah seharian, bisa jadi indikator kekurangan karbohidrat. Ini terjadi karena ada perubahan pada kadar gula darah.
Fluktuatifnya kadar gula darah menyebabkan sakit kepala, sulit konsentrasi, dan tubuh lesu.
Ingin makanan manis
Ketika tubuh menginginkan sesuatu seperti makanan manis, artinya ada asupan yang tidak terpenuhi secara optimal.
Itulah mengapa setelah makan dalam porsi besar, masih ada keinginan mengonsumsi camilan manis karena nutrisinya tak terpenuhi secara seimbang.
Tak hanya itu, kadar gula darah fluktuatif juga bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meski baru makan 1-2 jam sebelumnya. Ini terjadi karena tubuh mengidentifikasi kurangnya asupan karbohidrat.
Pencernaan bermasalah
Idealnya, makanan kaya karbohidrat mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan. Itulah mengapa diet karbohidrat bisa membuat orang yang melakukannya mengalami konstipasi.
Bau mulut
Banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.
Ini terjadi karena tubuh membuat ketone, sumber energi alternatif liver dan otak yang diambil dari cadangan lemak. Substansi ini memiliki aroma khas yang tercium dari saliva atau air liur.
Mengingat hal-hal di atas, individu yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi setiap harinya sebaiknya tidak mengikuti diet karbo yang ketat.
Jika dipaksakan melakukan diet karbohidrat, risikonya tidak memiliki cukup energi dan tubuh akan berada dalam kondisi ketosis.
(Kompas.com/ Nabilla Tashandra/Wisnubrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai di Medsos, Ini 5 Hal yang Disorot dari Diet Tya Ariestya"
dan judul "Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Berbahaya"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul 5 'Kontroversi' Buku Diet Tya Ariestya, Sayur Penghambat Berat Badan Turun hingga Bebas Makan Garam