5 'Kontroversi' Tya Ariestya di Buku Dietnya, Sayur Penghambat Berat Badan Turun, Bebas Makan Garam

Beberapa ahli gizi angkat bicara dan mengungkapkan 'kejanggalan' dari pernyataan Tya di buku dietnya yang justru menyalahi aturan.

Instagram
Tya Ariestya dan program dietnya. 

TRIBUNMATARAM.COM - Buku diet ala Tya Ariestya belakangan ramai diperbincangkan karena menimbulkan kontroversi.

Beberapa ahli gizi angkat bicara dan mengungkapkan 'kejanggalan' dari pernyataan Tya di buku dietnya yang justru menyalahi aturan.

Dalam bukunya itu, Tya menyebut sayur menghambat penurunan berat badan.

Dan masih ada beberapa hal lain yang disoroti.

Nama aktris Tya Ariestya mendadak ramai diperbincangkan di media sosial.

Ini ternyata berkaitan dengan kisah diet suksesnya yang dibagikan di media sosial, hingga akhirnya dirilis dalam bentuk buku yang berjudul "The Journey of Fit Tya Ariestya".

Beberapa orang sukses langsing dengan mengikuti pola diet tersebut, namun ada pula yang tidak cocok dan mengalami susah buang air besar.

Akun edukasi gizi @gizipedia_id pun membahas pola diet yang dijalani Tya menjadi sebuah utas.

Baca juga: Jangan Sembarangan Diet! Kekurangan Karbohidrat Justru Bisa Bikin Berat Badan Susah Turun

Baca juga: Cocok Buat Diet, Ini 10 Trik Kontrol Makanan yang Dikonsumsi tanpa Merasa Lapar, Pakai Piring Kecil!

Diet yang dijalani Tya dan dibagikan lewat buku dianggap memunculkan beberapa kesalahpahaman soal gizi yang perlu diluruskan.

Setidaknya ada lima hal yang disoroti dari buku tersebut, antara lain:

1. Sayuran dianggap menghambat penurunan berat badan

Akun @gizipedia_id mengaku mendapatkan beberapa bertanyaan mengenai apakah sayur-sayuran bisa membuat gemuk.

Setelah ditelusuri mengapa ada banyak pertanyaan serupa, ternyata penyebabnya adalah buku diet Tya tersebut.

Beberapa poin yang disoroti adalah bagaimana buku tersebut menulis bahwa makanan berserat seperti sayur bisa mengganggu bakteri baik dalam tubuh dan bakteri baik yang terganggu tidak menyerap nutrisi penting dari lambung dan usus.

Kemudian, makanan berserat disebut menyebabkan perut kembung dan diare pada beberapa orang.

Menurut @gizipedia_id, buku tersebut juga menyebut sayur mentah dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

2. Boleh bebas makan garam

Utas tersebut juga menyoroti pembahasan dalam buku yang menuliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apapun, termasuk bebas menggunakan garam.

Padahal, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan pedoman konsumsi gula, garam dan lemak, di mana konsumsi garam harian hanya boleh satu sendok teh atau setara 2.000 miligram natrium.

3. Menu diet murah

@gizipedia_id menyoroti harga menu satu kali makan yang tertulis dalam buku Tya hanya Rp 4.350 saja.

Angka tersebut dianggap tidak realistis jika disesuaikan dengan perencanaan makan yang tercantum, yaitu termasuk menyertakan multivitamin, omega 3 dan biskuit diet, termasuk konsultasi dokter.

4. Diet rendah kalori

Salah satu menu makanan yang disoroti adalah menu yang dirancang pada 19 Oktober 2020, di mana asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori.

Di sisi lain, Very Low Calorie Diet (VLCD) atau pola diet yang sangat rendah kalori tersebut dinilai tidak baik untuk kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang.

5. Bisa kurus tanpa sayur

Selain melalui buku, Tya juga menyampaikan lewat video di kanal YouTube-nya tentang keberhasilan menurunkan berat badan tanpa sayur.

@gizipedia_id menganggap apa yang disampaikan lewat buku dan video YouTube tersebut seperti menyamaratakan proses diet untuk semua orang.

Padahal, metabolisme tubuh orang berbeda-beda, sehingga pola diet yang sukses untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lainnya.

Jangan Sembarangan Diet!

Dalam usaha menurunkan berat badan, banyak yang memilih jalur cepat dengan tidak mengkonsumsi karbohidrat.

Padahal, siapa sangka, karbohidrat memiliki fungsi sangat penting bagi tubuh.

Adapun jika kekurangan karbohidrat, tubuh akan mengalami sejumlah masalah, apa saja?

Baca juga: Cocok Buat Diet, Ini 10 Trik Kontrol Makanan yang Dikonsumsi tanpa Merasa Lapar, Pakai Piring Kecil!

Baca juga: Tips Diet Sehat & Murah Ala Dewi Huges Turunkan Lebih dari 90 Kilogram, Satu Resep Cuma Rp 20 Ribu!

Berapa banyak kadar karbohidrat dalam menu makanan Anda sehari-hari? Idealnya, 45-65% asupan kalori orang dewasa setiap harinya adalah karbohidrat.

Jika kekurangan karbohidrat, bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti ketosis hingga gangguan jantung.

Mengetahui bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit sangat penting karena popularitas diet karbohidrat.

Jangan sampai asal-asalan melakukan diet namun justru menyebabkan metabolisme terganggu akibat kekurangan karbohidrat.

Dampak kekurangan karbohidrat

Jika asupan kalori setiap harinya sekitar 2.000, maka 900-1.300 kalori harus berupa karbohidrat. Ini setara dengan 225-325 gram sumber karbohidrat.

Setelah mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan menggunakannya sebagai energi, disimpan dalam otot, atau terkonversi menjadi lemak.

Beberapa dampak kekurangan karbohidrat di antaranya:

1. Kekurangan energi

Mengingat karbohidrat yang masuk ke tubuh akan menjadi sumber energi, maka kekurangan karbohidrat membuat seseorang kekurangan energi.

Saat beraktivitas fisik, tubuh menggunakan glikogen sebagai sumber energi. Namun jika asupan karbohidrat tak mencukupi, glikogen pun bisa habis.

Konsekuensinya, tubuh mulai memecah protein dalam otot sebagai sumber energi. Jika hal ini berlangsung selama beberapa bulan, efeknya bisa berbahaya. Utamanya bagi orang yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi.

Metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat, kurang energi, dan risiko tubuh terasa lesu. Selain itu, penyakit kekurangan karbohidrat lainnya bisa mengakibatkan dehidrasidan nyeri otot.

2. Ketosis

Jenis diet karbohidrat yang cukup ekstrem adalah diet keto yaitu dengan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.

Bagi pelaku diet keto, asupan karbo hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan kalori harian. Sebagian besar asupan kalori datang dari lemak dan protein.

Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut ketone. Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai energi.

Proses yang disebut ketosis ini akan terjadi 3-4 hari setelah mulai membatasi asupan karbohidrat.

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit keto flu, dengan gejala mual, lemah, dan sakit kepala. Dalam jangka panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hingga kadar gula darah rendah.

3. Risiko gangguan jantung

Beberapa studi menyebutkan kekurangan karbohidrat dapat meningkatkan risiko kematian seseorang. Utamanya karena meningkatnya risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung.

Orang yang mengalami fibrilasi atrium disertai gejala tubuh lesu, sakit kepala, dan jantung berdebar atau palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal.

Kondisi ini juga membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung hingga stroke.

Tanda-tanda kekurangan karbohidrat

Meski tidak menjalani diet karbo sekalipun, setiap orang berisiko mengalami defisiensi karbohidrat. Beberapa tanda ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat adalah:

Berat badan tidak turun

Miskonsepsi yang kerap muncul adalah bahwa semakin sedikit konsumsi karbohidrat, berat badan akan turun. Padahal, karbohidrat sangat penting untuk memastikan metabolisme berlangsung efisien.

Jika asupan karbohidrat terlalu rendah, tingkat metabolisme menjadi lebih lambat sehingga berat badan pun tidak berkurang.

Merasa lelah

Jika tubuh terasa lesu dan lelah seharian, bisa jadi indikator kekurangan karbohidrat. Ini terjadi karena ada perubahan pada kadar gula darah.

Fluktuatifnya kadar gula darah menyebabkan sakit kepala, sulit konsentrasi, dan tubuh lesu.

Ingin makanan manis

Ketika tubuh menginginkan sesuatu seperti makanan manis, artinya ada asupan yang tidak terpenuhi secara optimal.

Itulah mengapa setelah makan dalam porsi besar, masih ada keinginan mengonsumsi camilan manis karena nutrisinya tak terpenuhi secara seimbang.

Tak hanya itu, kadar gula darah fluktuatif juga bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meski baru makan 1-2 jam sebelumnya. Ini terjadi karena tubuh mengidentifikasi kurangnya asupan karbohidrat.

Pencernaan bermasalah

Idealnya, makanan kaya karbohidrat mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan. Itulah mengapa diet karbohidrat bisa membuat orang yang melakukannya mengalami konstipasi.

Bau mulut

Banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.

Ini terjadi karena tubuh membuat ketone, sumber energi alternatif liver dan otak yang diambil dari cadangan lemak. Substansi ini memiliki aroma khas yang tercium dari saliva atau air liur.

Mengingat hal-hal di atas, individu yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi setiap harinya sebaiknya tidak mengikuti diet karbo yang ketat.

Jika dipaksakan melakukan diet karbohidrat, risikonya tidak memiliki cukup energi dan tubuh akan berada dalam kondisi ketosis.

(Kompas.com/ Nabilla Tashandra/Wisnubrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai di Medsos, Ini 5 Hal yang Disorot dari Diet Tya Ariestya"

dan judul "Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Berbahaya"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul 5 'Kontroversi' Buku Diet Tya Ariestya, Sayur Penghambat Berat Badan Turun hingga Bebas Makan Garam

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved